KABARBURSA.COM - PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) mencatatkan laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) sebesar Rp1,5 triliun pada semester I/2024. Meskipun mengalami sedikit penurunan dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,57 triliun, kinerja Bank Danamon menunjukkan pertumbuhan yang positif di berbagai aspek.Pada kuartal I/2024, laba BDMN mencapai Rp831,24 miliar. Finance Director Bank Danamon, Muljono Tjandra, menyampaikan bahwa selama paruh pertama tahun ini, perseroan juga mencatatkan pendapatan operasional sebelum pencadangan (pre-provisioning operating profit/PPOP) senilai Rp4,3 triliun, naik 10 persen secara tahunan (YoY).
Pendapatan operasional meningkat 8 persen menjadi Rp9,4 triliun, didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik 5 persen YoY seiring dengan pertumbuhan kredit pada semester I/2024, serta fee based income yang naik 21 persen.
Total penyaluran kredit dan trade finance Bank Danamon pada semester I/2024 mencapai Rp183,9 triliun, meningkat 14 persen YoY. Pertumbuhan ini didorong oleh empat sektor penyaluran utama:
- Kredit ke sektor enterprise banking and financial institution tumbuh 12 persen YoY menjadi Rp82,7 triliun.
- Kredit ke sektor konsumen tumbuh 32 persen YoY.
- Kredit untuk usaha kecil dan menengah (SME) tumbuh 9 persen YoY.
- Kredit melalui Adira Finance tumbuh 15 persen YoY.
Rasio NPL coverage BDMN pada semester I/2024 tercatat sebesar 263,2 persen, meningkat dari 259,9 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio NPL juga membaik 10 basis poin menjadi 2,2 persen. Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Bank Danamon berhasil menghimpun Rp146,1 triliun, naik 15 persen YoY.
DPK perseroan didominasi oleh time deposit yang meningkat dari Rp56 triliun menjadi Rp79 triliun secara tahunan. Meski demikian, CASA (dana murah) mengalami penurunan sebesar 5 persen karena kenaikan suku bunga acuan, kompetisi menarik dana di pasar, serta adanya instrumen investasi baru berupa SRBI.
Direktur Utama Adira Finance, Dewa Made Susila, menjelaskan bahwa perseroan menghadapi tantangan berupa pelemahan daya beli masyarakat, khususnya segmen menengah ke bawah, yang berdampak pada bisnis Adira. Adira, sebagai anak usaha Bank Danamon, fokus pada segmen menengah bawah dengan 85 persen pembiayaan sepeda motor dan 50 persen pembiayaan roda empat berupa kredit komersial kendaraan pickup.
"Dua segmen ini menghadapi tantangan luar biasa tahun ini, dari penurunan daya beli dan kenaikan biaya hidup, terutama biaya makanan dan energi," jelas Dewa.
Meskipun demikian, hingga semester I/2024, Adira Finance berhasil menyalurkan pembiayaan baru senilai Rp20 triliun dan diharapkan dapat mencapai Rp40 triliun pada akhir tahun ini.
Bancassurance Bank Danamon
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) optimis bisnis akan meroket hingga 12 persen secara tahunan (YoY) pada 2024.
Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon Ivan Jaya menyatakan bahwa keyakinan ini didukung oleh realisasi pertumbuhan portofolio bancassurance yang sehat. “Annualized Premium Equivalent (APE) PAYDI dan tradisional mencatatkan kenaikan sekitar 13 persen YoY, dengan pertumbuhan polis baru melampaui 8 persen YoY,” jelasnya, dikutip 20 Juni 2024.
Sebagai hasilnya, pendapatan berbasis komisi atau fee based income Bank Danamon mengalami lonjakan sekitar 16 persen YoY hingga April 2024.
Fenomena ini selaras dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi untuk perlindungan terhadap berbagai risiko. “Ivan mengungkapkan, peningkatan fee based income juga didorong oleh kolaborasi Danamon dengan Manulife Indonesia,” kata dia.
Ivan menambahkan bahwa kerja sama yang dimulai pada tahun 2011 ini diperpanjang hingga 2036. Selama periode tersebut, Danamon dan Manulife akan terus mengembangkan dan menyediakan solusi yang beragam dan khusus, mencakup dana pensiun, perlindungan kesehatan, serta asuransi berbasis syariah untuk nasabah.
Bank Danamon memproyeksikan bahwa bisnis bancassurance akan terus bertumbuh, didukung oleh potensi pasar yang luas dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki asuransi.
Dengan ambisi Danamon untuk berkembang sebagai grup keuangan yang mampu mencapai pertumbuhan dua digit dari sisi pendanaan dengan profitabilitas berkelanjutan, Ivan memproyeksikan bisnis bancassurance tahun ini dapat tumbuh hingga 12 persen YoY. “Target ini sejalan dengan strategi pertumbuhan keseluruhan Danamon,” ujar Ivan.
Strategi untuk menggenjot bisnis bancassurance mencakup pengembangan solusi bancassurance digital dalam aplikasi mobile banking D-Bank PRO, memungkinkan nasabah membeli asuransi seperti travel insurance dengan mudah.
Selain itu, Bank Danamon juga meluncurkan produk baru bersama mitranya seperti Manulife Indonesia atau Zurich Asuransi Indonesia. Pendekatan customer centric yang menyesuaikan solusi proteksi dengan siklus hidup nasabah menjadi fokus utama, ditambah dengan pelatihan terstruktur bagi tenaga penjual dalam kerangka Wealth Management.
Saat ini, Danamon berkolaborasi dengan beberapa perusahaan asuransi untuk memberikan solusi keuangan yang komprehensif. Produk Bancassurance yang tersedia antara lain Asuransi Jiwa Tradisional (Primajaga Umum, Primajaga 100, Proteksi Prima Amanah), Asuransi Jiwa Unit Link (Proteksi Prima Perlindungan Utama, Proteksi Prima Perlindungan Utama Syariah, dan Proteksi Prima Rencana Utama).(*)