KABARBURSA.COM - Tantangan dalam sektor pangan terus berlanjut dengan pergeseran dari El-Nino ke La Nina, membawa hujan ekstrem yang berpotensi mengganggu produksi padi.
Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey menyoroti potensi La Nina yang dapat meningkatkan curah hujan, mendukung penanaman padi di wilayah kering. "Risiko gagal panen mengancam jika efek La Nina berlebihan, menaikkan harga beras di masa mendatang," jelasnya Selasa 26 Maret 2024.
Untuk menghadapi situasi ini, Audrey menekankan pentingnya kerjasama antara petani dan instansi terkait dalam manajemen air dan logistik. "Pasar juga merasakan tekanan dari aturan pemerintah tentang harga eceran tertinggi (HET) beras, yang berdampak pada kinerja emiten. Saat HET beras premium naik menjadi Rp 14.900, emiten seperti PT Buyung Putra Sembada Tbk (HOKI) merasakan tekanan marjin," bebernya.
Dalam menghadapi tantangan ini, HOKI berupaya mengembangkan produk Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) seperti beras sehat premium dengan variasi rasa, yang diharapkan dapat meningkatkan margin keuntungan.
{
"width": "100persen",
"height": "480",
"symbol": "IDX:HOKI",
"interval": "D",
"timezone": "Asia/Jakarta",
"theme": "light",
"style": "1",
"locale": "en",
"enable_publishing": false,
"hide_top_toolbar": true,
"save_image": false,
"calendar": false,
"hide_volume": true,
"support_host": "https://www.tradingview.com"
}
Kiwoom Sekuritas Indonesia juga memperhatikan dampak La Nina terhadap sektor ini. Miftahul Khaer menyoroti potensi kontraksi bagi emiten terkait, meskipun belum terlalu signifikan.
Khaer menilai bahwa emiten yang memproduksi kebutuhan primer akan mendapat sentimen positif, terutama menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Dalam rekomendasinya, Khaer menyarankan untuk trading buy pada saham HOKI dengan target harga Rp 190 - Rp 200 per saham, sementara saham NASI sebaiknya masih ditunggu perkembangannya.
Sementara itu, Audrey merekomendasikan pengamatan terhadap saham HOKI dengan support Rp 162 dan target harga mencapai Rp 180 per saham.