KABARBURSA.COM - Perusahaan pertambangan batu bara PT Harum Energy Tbk (HRUM) melaporkan laba bersih sebesar USD987,3 ribu atau setara Rp16,04 miliar untuk kuartal I 2024. Laba ini menurun sebesar 99,04 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencatat USD103,02 juta atau Rp1,67 triliun.
Menurut laporan keuangan yang dirilis pada Minggu, 2 Juni 2024, pendapatan HRUM juga menurun 9,69 persen menjadi USD 265,9 juta atau Rp 4,32 triliun dari sebelumnya USD 295,5 juta atau Rp 4,78 triliun.
Penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan ekspor batubara menjadi USD 156,08 juta dari sebelumnya USD 254,2 juta. Meskipun demikian, pendapatan tetap didukung oleh penjualan feronikel dan nickel matte yang masing-masing menyumbang USD 40,33 juta dan USD 8,87 juta.
Meski begitu, susutnya pendapatan itu masih tak mampu menopang penurunan beban pokok pendapatan yang justru meningkat 32,76 persen menjadi USD195,8 juta dari sebelumnya, USD131,7 juta. Alhasil, laba bruto hanya tersisa sebesar USD70,06 juta. Ini juga mengalami penurunan 56,95 persen dari periode kuartal I 2023 yang sebesar USD162,7 juta.
Naiknya beban tersebut juga dipicu meningkatnya sejumlah beban lain dari USD340,5 ribu menjadi USD38,54 juta. Beban keuangan juga naik menjadi USD3,62 juta dari sebelumnya di USD1,18 juta.
Selain itu, perseroan juga mencatatkan kerugian dari selisih kurs sebesar USD935,2 ribu. Ini berbanding terbalik dengan torehan sebelumnya yang justru mencetakan surplus sebesar USD1,22 juta. Hasilnya, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk hanya tersisa USD987,3 ribu, anjlok 99 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, perseroan mencatatkan total aset hingga akhir maret 2024 sebesar USD2,47 miliar, naik signifikan dibandingkan akhir Desember 2023 yang tercatat sebesar USD1,63 miliar.
Total liabilitas dan ekuitas juga masing-masing tercatat di USD1,14 miliar dan USD1,33 miliar. Ini mengalami kenaikan dari sebelumnya yang sebesar USD458,3 juta dan USD1,17 miliar.
Rencana HRUM Berikutnya
Pada tahun 2024, HRUM memiliki beberapa rencana utama meliputi HRUM menargetkan produksi batu bara sekitar 6 juta ton. Pencapaian ini bergantung pada persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang ditetapkan. HRUM juga berencana mengalokasikan capital expenditure (capex) sebesar USD50 juta untuk pembangunan infrastruktur, sarana produksi di area tambang nikel, penambahan properti pertambangan batu bara, pemeliharaan kapal tunda dan tongkang, serta pembelian kendaraan dan alat berat. Selanjutnya, HRUM juga fokus pada pengembangan bisnis nikel, yang dilihat sebagai area pertumbuhan strategi.
Sementara pada 2025, HRUM berencana untuk terus fokus pada diversifikasi usaha dan ekspansi di sektor energi terbarukan serta hilirisasi industri. Perusahaan ini telah mengidentifikasi peluang di sektor nikel dan sedang mengembangkan proyek smelter nikel yang diharapkan akan meningkatkan nilai tambah produknya. Selain itu, HRUM juga melihat potensi dalam industri energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya dan angin.
Pada aspek keuangan, HRUM diproyeksikan akan meningkatkan pendapatan menjadi sekitar Rp23,276 miliar pada tahun 2025, naik dari IDR21,060 miliar pada tahun 2024. Laba bersih di tahun 2025 diperkirakan mencapai IDR 3,258 miliar, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Rp3,124 miliar di tahun 2024. Evaluasi rasio harga terhadap pendapatan (P/E) diprediksi berada di angka 6.06 pada tahun 2025.
Kinerja HRUM Beberapa Tahun
Pada 2023, HRUM memutuskan untuk tidak membagikan dividen tambahan selain dividen interim yang telah dibayarkan pada awal tahun. Pada Januari 2023, HRUM telah membagikan dividen interim sebesar Rp1 triliun atau setara Rp75,10 per saham kepada para pemegang saham.
Keputusan ini diambil berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang menyatakan bahwa tidak ada dividen tambahan yang akan dibagikan untuk tahun buku 2022 di luar dividen interim tersebut. Hal ini berarti total dividen yang telah dibagikan oleh HRUM pada tahun 2023 tetap sebesar Rp1 triliun.
Pembagian dividen interim ini merupakan bagian dari kebijakan HRUM dalam mengembalikan nilai kepada pemegang saham, terutama setelah mencatat peningkatan signifikan dalam laba bersih pada tahun 2022. Pada tahun tersebut, HRUM mencatat laba bersih sebesar USD301,75 juta atau setara Rp4,52 triliun, yang meningkat 306 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Padahal tahun 2022, HRUM mencatat kinerja keuangan yang sangat kuat. HRUM membukukan pendapatan sebesar USD904,43 juta, yang meningkat sebesar 169 persen dari pendapatan tahun 2021 yang sebesar USD336,17 juta.
Selain itu, HRUM mencapai laba bersih sebesar USD301,75 juta (setara Rp 4,52 triliun), yang merupakan peningkatan sebesar 306 persen dibandingkan dengan laba bersih tahun 2021 yang sebesar USD74,32 juta. HRUM membagikan dividen interim sebesar Rp1 triliun atau Rp75,10 per saham pada awal Januari 2023.
Pendapatan HRUM terutama didorong oleh penjualan batu bara ekspor yang mencapai USD 794,40 juta dan penjualan batu bara lokal sebesar USD 95,94 juta. Selain itu, pendapatan dari penyewaan alat berat dan layanan terkait juga berkontribusi pada total pendapatan perusahaan.
Secara keseluruhan, kinerja HRUM pada tahun 2022 menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pendapatan dan laba bersih, didukung oleh kenaikan harga batu bara global dan efisiensi operasional yang lebih baik. Keputusan untuk membagikan dividen besar juga mencerminkan komitmen perusahaan untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang sahamnya.