Logo
>

Laba Bersih INPP Naik 169 Persen YoY Sepanjang Semester 1-2024

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Laba Bersih INPP Naik 169 Persen YoY Sepanjang Semester 1-2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP), yang bergerak di sektor komersial, perhotelan, dan penjualan properti dengan portofolio properti ikonik, mencatatkan kinerja keuangan gemilang dalam laporan semester pertama 2024.

    Perusahaan berhasil meraup laba bersih sebesar Rp315 miliar, melonjak 169 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini menegaskan soliditas finansial serta strategi berkelanjutan yang diusung Paradise Indonesia.

    Pendapatan perusahaan juga meningkat 4 persen pada Semester 1-2024, mencapai Rp556 miliar, naik dari Rp538 miliar pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh performa positif dari segmen bisnis berpendapatan berulang. Segmen perhotelan menjadi kontributor utama dengan sumbangan Rp255 miliar, disusul segmen komersial dengan Rp239 miliar, serta penjualan properti yang menambahkan Rp62 miliar ke total pendapatan.

    “Kami menargetkan pertumbuhan laba bersih dua digit tahun ini, dan capaian positif di semester pertama ini semakin memperkuat fokus kami dalam mengejar ekspansi bisnis di seluruh lini,” ujar Presiden Direktur Paradise Indonesia, Anthony P. Susilo.

    Paradise Indonesia dikenal dengan pendekatannya yang khas dalam pengembangan properti, mengusung konsep pusat perbelanjaan dan proyek mixed-use berukuran sedang yang menargetkan pasar kelas menengah atas.

    Proyek-proyek perusahaan tak hanya ikonik, tetapi juga solid dari sisi finansial, di mana 89 persen pendapatannya bersifat berulang. Hal ini mencerminkan komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan jangka panjang dan berkelanjutan.

    Portofolio Paradise Indonesia kini mencakup 25 unit bisnis, dengan penambahan terbaru adalah Hyatt Place di pusat kota Makassar yang mulai beroperasi awal tahun ini.

    Ekspansi bisnis terus berlanjut dengan beberapa proyek dalam tahap pengembangan, seperti Antasari Place di Jakarta yang ditargetkan rampung akhir tahun ini. Proyek lain di Bandung, 23 Paskal Extension, diperkirakan selesai awal 2025, sementara 23 Semarang, yang groundbreaking-nya dilakukan pada Oktober tahun lalu, diproyeksikan selesai pada 2026.

    Alokasi Belanja Modal

    PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) telah mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun untuk tahun 2024. Dana capex tersebut akan digunakan untuk melakukan ekspansi ke beberapa kota besar di Indonesia.

    Menurut Anthony P Susilo, President Director & CEO Paradise Indonesia (INPP), perseroan sedang mengembangkan beberapa proyek, termasuk proyek mixed use 23 di Semarang yang telah dimulai sejak Oktober 2023. Selain itu, proyek hunian smart living Antasari Place di Jakarta juga tengah dalam tahap penyelesaian dan dijadwalkan untuk diserahterimakan pada Desember 2024.

    Anthony menjelaskan bahwa INPP juga sedang melakukan beberapa pekerjaan di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang rencananya akan memulai proses pengembangannya pada kuartal IV 2024.

    “Tidak hanya itu, kami juga sedang mengembangkan mall 23 Paskal Shopping Center sebagai respons terhadap permintaan tinggi dari tenant, terutama setelah pandemi. Ekspansi ini mencakup pembangunan 3 lantai baru di Mall Paskal 23 Bandung,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Anthony menyatakan bahwa INPP telah mengalokasikan belanja modal hampir Rp 1 triliun untuk tahun ini, mengingat aktivitas pembangunan yang sedang berlangsung.

    Pada pertengahan Februari, INPP juga meresmikan hotel Hyatt Place Makassar, yang merupakan langkah ekspansi perusahaan di daerah Makassar dan Indonesia Timur. Hotel ini merupakan Hyatt Place pertama di Indonesia, dalam kelompok hotel World of Hyatt.

    Sementara itu, Surina, Director & CFO Paradise Indonesia (INPP), menyebutkan bahwa pada tahun 2023, Paradise Indonesia mencatatkan recurring revenue sebesar 85 persen secara year on year (YoY). Pertumbuhan bisnis Paradise Indonesia terutama didorong oleh sektor hospitality dan commercial, masing-masing berkontribusi sebesar 43 persen dan 41 persen.

    Surina menambahkan bahwa kombinasi dinamis antara kedua sektor tersebut diharapkan akan tetap menjadi penopang pertumbuhan pendapatan Paradise Indonesia di tahun 2024, dengan target pertumbuhan sebesar 20-30 persen YoY.

    Dengan fokus pada area investasi strategis ini, Surina berharap INPP dapat mencapai pertumbuhan yang signifikan, memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam industri properti dan pariwisata, serta terus memberikan nilai yang berdampak bagi lingkungan dan sekitarnya.

    “Seiring dengan pengembangan bisnis di tahun 2024, Paradise Indonesia akan terus berkomitmen untuk menjalankan visi-misinya dalam menciptakan properti berkelanjutan berlandaskan ESG (Environment, Social, and Governance) yang merupakan bagian integral dari kesuksesan dan ketahanan jangka panjang,” tambahnya.

    Tingkat Okupansi Hotel

    Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memprediksi tingkat okupansi hotel selama libur Ramadan hingga Lebaran bisa mencapai di atas 70 persen tahun ini.

    Menurut Oktavianus Audi, Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, dengan tingkat aktivitas yang diperkirakan meningkat dibandingkan tahun lalu, potensi okupansi hotel bisa melebihi 70 persen.

    “Kami berpandangan momen ini akan mendorong kinerja emiten perhotelan dengan rata-rata mencatatkan kenaikan laba bersih di atas 20 persen jika mengacu pada tahun lalu,” ujarnya.

    Prospek emiten perhotelan juga dinilai masih akan tumbuh positif di tahun 2024, sejalan dengan potensi meningkatnya aktivitas wisatawan dan adanya perubahan atas Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) menjadi tarif paling tinggi 10 persen, berbeda dengan sebelumnya yang diatur dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 dengan tarif paling tinggi 35 persen.

    “Perubahan ini diyakini akan mendongkrak pendapatan emiten hotel dengan mengurangi beban tarif pajak,” tambahnya.

    Menurut Oktavianus, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) menjadi perhatian khusus karena sebagian besar aset strategis INPP terletak di Bali, salah satu destinasi favorit wisatawan mancanegara.

    “Kami melihat destinasi Bali yang menjadi favorit wisatawan mancanegara masih akan mendorong pendapatan INPP di tahun 2024,” lanjutnya.

    Oktavianus merekomendasikan untuk membeli saham INPP saat terjadi penurunan harga (buy on weakness) dengan resistance pada level Rp1.115 per saham, dan membeli saham EAST saat terjadi break pada level resistensi di Rp148 per saham.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.