KABARBURSA.COM - PT Kalbe Farma Tbk sukses mempertahankan pertumbuhan laba bersih double digit sebesar 15,2 persen menjadi Rp2,4 triliun pada kuartal III 2024.
Catatan tersebut didukung oleh pertumbuhan penjualan bersih sebesar 7,4 persen yoy menjadi Rp24,2 triliun, penurunan harga bahan baku, dan pengelolaan biaya operasional.
Margin laba kotor perusahaan dengan kode saham KLBF ini juga relatif stabil sebesar 39,3 persen dibanding periode sembilan bulan pada 2023 setelah mencerminkan dampak bauran produk dan bauran bisnis.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Irawati Setiady mengatakan kinerja sembilan bulan pertama tahun 2024 menunjukkan tanda pemulihan yang baik dari sisi volume permintaan, dibarengi dengan margin yang stabil.
"Berbagai inisiatif strategis berjalan sesuai rencana khususnya untuk membangun ekosistem onkologi, obat biologi, obat generik dan alat kesehatan," jelas dia dalam keterangannya dikutip Sabtu, 2 November 2024.
Dengan tetap mewaspadai gejolak eksternal dari kondisi finansial dan geopolitik global, kata Irawati, pihaknya percaya bahwa perseroan bisa terus tumbuh dan memanfaatkan peluang dalam industri kesehatan Indonesia dalam memperkuat kemandirian kesehatan Indonesia.
Kinerja Setiap Divisi
Divisi Obat Resep mengalami peningkatan penjualan bersih sebesar 10,4 persen yoy. Hal ini didukung oleh segmen obat generik untuk mendukung ketersediaan obat BPJS serta pertumbuhan pada kategori obat-obatan specialty.
Untuk penjualan bersih divisi produk kesehatan juga meningkat sebesar 4,0 persen yoy didorong oleh pemulihan bertahap di pasar lokal dan ekspor.
Sementara divisi nutrisi, turut mengalami penjualan bersih yang meningkat sebesar 0,2 persen yoy dengan didorong oleh pertumbuhan pada kategori produk segmen menengah dan produk minuman.
Peningkatan penjualan bersih turut dirasakan divisi distribusi dan logistik yang meningkat sebesar 12,8 persen yoy seiring dengan pertumbuhan kontribusi prinsipal eksternal.
Secara keseluruhan penjualan bersih domestik bertumbuh sebesar 8,4 persen, sementara penjualan bersih ekspor mengalami tekanan sebesar 7,4 persen dibandingkan Januari-September 2023 terutama disebabkan adanya kendala di beberapa negara ekspor seperti ketidakstabilan politik, pembatasan izin impor, dan pelemahan daya beli konsumen. Kalbe tetap fokus untuk melanjutkan strategi penetrasi dan portofolio produk ekspor.
Perluas Jangkauan Penggunaan
Beberapa waktu lalu Kalbe melalui PT Forsta Kalmedic Global telah memperkenalkan alat kesehatan (alkes) lokal Mobile X-ray (Elva JollyPlus 301) dan fasilitas produksi Dialyzer (RenaCare).
Presiden Direktur KLBF mengatakan bahwa tersedianya alat kesehatan tersebut adalah komitmen perusahaan guna meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
“Kalbe terus mendukung program pemerintah di bidang kemandirian kesehatan, termasuk yang ada dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), di mana industri alat kesehatan menjadi sektor prioritas,” ujar dia dalam keterangan resmi dikutip, Sabtu, 14 September 2024.
Menurut keterbukaan informasi perusahaan, Mobile X-ray adalah sebuah perangkat radiografi yang bisa dipindahkan atau dibawa ke berbagai tempat untuk mengambil gambar sinar-x.
Perangkat tersebut memiliki perbedaan dengan mesin sinar-x stasioner yang biasanya ditempatkan di ruang radiologi di rumah sakit atau klinik.
Irawati berharap, Mobile X-ray ini terus diperluas jangkauan penggunaan, sehingga dapat membantu layanan radiologi bagi pasien di Indonesia.
Adapun Dialyzer merupakan bahan habis pakai (consumables) penting dalam tindakan hemodialisis atau cuci darah (prosedur untuk pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal secara drastis).
Sementara itu, berdasarkan data BPJS Kesehatan, cuci darah tercatat sebagai tindakan dengan biaya terbesar keempat yang dikeluarkan oleh BPJS. Dengan adanya produk lokal dialyzer, akan memastikan pemanfaatan dana BPJS tidak hanya untuk akses kesehatan bagi pasien gagal ginjal, tetapi juga untuk mendukung industri alkes lokal dan memastikan dana tersebut menggerakkan ekonomi dalam negeri.
Berdasarkan data Indonesia Renal Registry, tren peningkatan kasus penyakit ginjal kronis pada tahun 2022 mencapai 63.489 pasien aktif menjalani hemodialisis dan ada 158.929 pasien terdeteksi dengan penyakit gagal ginjal kronik. Selain penyediaan obat-obatan untuk terapi penyakit ginjal, diperlukan upaya khusus untuk mendorong ketersediaan alat kesehatan bagi hemodialisis, termasuk dialyzer.
Kalbe Farma Lakukan Dua Strategi
Sebelumnya diberitakan, PT Kalbe Farma Tbk bocorkan persiapan beberapa inisiatif guna meningkatkan pendapatan pada tahun ini, mulai dari melakukan investasi hingga meningkatkan fokus segmentasi.
Direktur KLBF, Kartika Setibudy, menjelaskan secara umum perseroan melihat bahwa kondisi sektor kesehatan sangat kondusif. Ada banyak kesempatan yang bisa dieksplor oleh perusahaan dan korporasi.
“Kita akan terus melakukan inisiatif, baik itu secara internal maupun juga melalui berbagai inisiatif strategis. Secara mandiri, kita melakukan berbagai investasi yang bisa dilihat juga dari pembelian untuk belanja modal atau capex, di mana kita mengalokasikan juga untuk beberapa produk baru maupun penambahan kapasitas,” ungkap Kartika dalam paparan publik KLBF, Selasa, 27 Agustus 2024.
Selain itu, perseroan juga sedang melakukan investasi untuk proyek cyclotron atau radiofarmasi, di mana ini merupakan fasilitas pertama, yang ada di Indonesia. Rencananya, Kalbe akan bisa menghasilkan cyclotron yang akan digunakan oleh rumah sakit, di mana masing-masing akan memiliki PET machine untuk melakukan scan atau melakukan deteksi dini bagi penderita kanker.
“Jadi ini adalah contoh-contoh dari kegiatan yang kita lakukan, bagaimana kita bisa membantu untuk memberikan akses kesehatan yang lebih baik untuk masyarakat. Selain secara mandiri, kita juga melakukan kerja sama dengan partner-partner strategis,” urai dia.
Selanjutnya, pada tahun ini KLBF juga mengumumkan adanya dua kolaborasi, salah satunya dengan distributor lokal di Thailand, untuk mengembangkan atau melakukan penetrasi produk-produk spesialisasinya, khususnya onkologi di pasar Thailand.
“Jadi, kita ingin menggunakan juga untuk pasar Thailand dengan membawa produk-produk yang Thailand miliki,” tambahnya. (*)