Logo
>

Laba Emiten Properti ini Tumbuh 37 Persen, Saham Menarik?

Ditulis oleh Syahrianto
Laba Emiten Properti ini Tumbuh 37 Persen, Saham Menarik?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Emiten pengembang properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA), membukukan peningkatan laba bersih 37,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada semester I 2024. Hasilnya, perseroan mendapat Rp185,19 miliar dari sebelumnya Rp134,88 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

    Hal tersebut sejalan dengan pendapatan MTLA juga mengalami kenaikan 36,29 persen yoy menjadi Rp835,46 miliar dari Rp612,97 miliar. Mayoritas pendapatan berasal dari kontrak kepada pelanggan sebesar Rp712,98 miliar, dengan pendapatan sewa ruang sebesar Rp122,48 miliar.

     

    Kontributor utama dari pendapatan kontrak pelanggan adalah penjualan tanah dan bangunan sebesar Rp505,47 miliar. Hal ini diikuti pendapatan hotel Rp67,61 miliar, penjualan ruko Rp49,47 miliar, dan pendapatan jasa pemeliharaan Rp40,52 miliar.

    Sumber pendapatan lainnya meliputi penagihan listrik, air, dan gas sebesar Rp29,19 miliar, penjualan kavling tanah Rp7,77 miliar, serta penjualan tiket Rp4,15 miliar. Meskipun beban langsung dan beban pokok pendapatan meningkat menjadi Rp418,94 miliar di akhir Juni 2024 dari Rp288,91 miliar di akhir Juni 2023, MTLA berhasil mencatatkan kenaikan laba bruto sebesar 28,52 persen yoy menjadi Rp416,51 miliar.

    Kenaikan laba bersih ini juga berdampak pada kenaikan laba per saham dasar MTLA menjadi Rp24,19 di akhir Juni 2024 dari Rp17,62 di akhir Juni 2023.

    Direktur Metropolitan Land, Olivia Surodjo, menyatakan bahwa insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dari pemerintah sangat mendukung penjualan hunian.

    Insentif ini berlaku penuh hingga 30 Juni 2024, kemudian berkurang menjadi 50 persen hingga Desember 2024. Olivia optimistis MTLA akan mencapai target tahun ini berkat kinerja yang stabil.

    Penjualan hunian menjadi kontributor terbesar bagi kinerja Metropolitan Land pada semester I, dengan proyek-proyek utama seperti Metland Cibitung, Metland Cikarang, dan Metland Cileungsi. Pada semester II, MTLA berencana meluncurkan produk baru dari proyek-proyek residensial seperti Metland Cyber Puri dan Metland Cibitung.

    Lebih lanjut, MTLA mencatatkan penyerapan belanja modal alias capital expenditure (capex) baru 34 persen dari total anggaran tahun 2024 di semester I 2024. Asal tahu saja, MTLA anggarkan capex di tahun ini sebesar Rp750 miliar.

    “Ini digunakan untuk pembangunan infrastruktur proyek berjalan, pembangunan proyek baru, akuisisi lahan, dan pembelian aset,” ujar Olivia.

    Kinerja MTLA 2023

    Adapun sepanjang 2023, MTLA membukukan laba bersih sebesar Rp417,60 miliar, naik 5,64 persen secara yoy. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2023, MTLA mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp1,70 triliun atau meningkat 23,12 persen dari periode yang sama tahun lalu.

    Pada tahun 2022, MTLA membukukan pendapatan sebesar Rp1,38 triliun. Pendapatan MTLA terdiri dari pendapatan sewa ruangan, dan pendapatan dari kontrak kepada pelanggan. Pendapatan kontrak tersebut terdiri dari real estat, pendapatan hotel, dan pendapatan usaha lainnya.

    Secara rinci, pendapatan sewa ruangan MTLA meningkat 14,49 persen menjadi Rp219,38 miliar, kemudian pendapatan dari kontrak kepada pelanggan tercatat meningkat 24,51 persen menjadi Rp1,48 triliun. Selanjutnya, MTLA mencatatkan peningkatan beban langsung dan beban pokok pendapatan dari Rp671,08 miliar menjadi Rp821,19 miliar pada 2023.

    Hal tersebut membuat laba kotor MTLA meningkat 23,83 persen menjadi Rp883,79 miliar dari sebelumnya Rp713,74 miliar pada 2022. Setelah dikurangi berbagai beban yang dapat diefisienkan, MTLA mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp417,60 miliar sepanjang 2023. Angka ini meningkat 5,64 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp395,31 miliar.

    Sementara itu, jumlah aset MTLA meningkat 7,2 persen dari Rp6,73 triliun di akhir tahun 2022 menjadi Rp7,22 triliun pada akhir 2023. Di sisi lain, jumlah liabilitas juga meningkat 4,56 persen dari Rp1,98 triliun pada 31 Desember 2022 menjadi Rp2,07 triliun pada akhir Desember 2023. Kemudian untuk kas, setara kas, dan cerukan akhir periode terjadi penurunan 1,83 persen dari Rp756,14 miliar menjadi Rp742,31 miliar.

    Saham MTLA

    Dari lantai bursa, saham MTLA pada 11.00 WIB terpantau berada pada harga Rp428 per saham, setelah dibuka di level Rp422 per saham. Analis Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda, menilai insentif PPN DTP telah memberikan dorongan signifikan pada kinerja MTLA, meskipun suku bunga tinggi Bank Indonesia (BI) sebesar 6,25 persen menjadi tantangan. Potensi penurunan suku bunga The Fed di bulan September yang mungkin diikuti oleh BI dapat menjadi sentimen positif bagi MTLA.

    Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, dan Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo, merekomendasikan untuk wait and see terhadap pergerakan harga saham MTLA yang berada pada level support Rp414-400 per saham dan resistance Rp428-450 per saham. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.