KABARBURSA.COM – PT Green Power Group Tbk (LABA), perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan produksi baja serta produk turunan baja, mengumumkan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Safago New Energy (SNE), produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) roda tiga. Kerja sama ini berfokus pada penyewaan battery pack untuk kendaraan bermotor listrik yang akan digunakan oleh berbagai perusahaan di sektor ritel, logistik, dan lainnya.
Berdasarkan keterbukaan informasi, perjanjian tersebut ditandatangani pada Kamis, 26 Desember 2024, yang mencakup beberapa hal penting terkait penyewaan baterai listrik. Dalam kerja sama ini, Green Power Group akan menyediakan battery pack yang disesuaikan dengan spesifikasi SNE sebanyak 6.000 unit per tahun, yang akan dikirimkan secara bertahap hingga tahun 2029.
"Rincian pengiriman tahunan mencakup 600 unit untuk kuartal pertama, 1.200 unit untuk kuartal kedua, 1.800 unit untuk kuartal ketiga, dan 2.400 unit untuk kuartal keempat," tulis Direktur Utama LABA William Ong, Jumat, 27 Desember 2024.
Salah satu poin utama dari kerja sama ini adalah mekanisme tarif penyewaan baterai yang akan diterapkan. Safago New Energy, sebagai operator kendaraan bermotor listrik, akan mengenakan biaya pengelolaan (management fee) sebesar 15 persen.
"Sisa pendapatan operasional yang diperoleh dari penyewaan battery pack ini akan dibagi dua, dengan 70 persen di antaranya menjadi hak milik SNE, dan sisanya 30 persen sebagai biaya sewa yang akan diterima oleh PT Green Power Group," imbuh William.
Menurut perjanjian tersebut, kendaraan bermotor listrik roda tiga ini nantinya akan digunakan oleh berbagai perusahaan untuk kebutuhan angkut barang, seperti di sektor ritel dan logistik, yang terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan transportasi ramah lingkungan.
Meskipun ini merupakan langkah besar dalam memperluas portofolio bisnis PT Green Power Group, perusahaan menyatakan bahwa informasi atau fakta material yang diungkapkan ini tidak akan memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perusahaan secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kerja sama ini dapat meningkatkan pendapatan perusahaan melalui penyewaan baterai, dampaknya terhadap kondisi keuangan perusahaan diperkirakan tidak signifikan dalam jangka pendek.
Kerja sama ini juga mencerminkan tren yang semakin berkembang di pasar kendaraan listrik, terutama di Indonesia, di mana industri transportasi mulai beralih ke solusi ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik roda tiga. Kerja sama dengan PT Safago New Energy ini memberikan PT Green Power Group kesempatan untuk lebih terlibat dalam ekosistem kendaraan listrik, yang diproyeksikan akan tumbuh pesat dalam beberapa tahun mendatang.
PT Green Power Group, dengan pengalaman dan kapasitas produksi yang dimilikinya, memiliki peluang untuk memperluas jangkauan pasar di sektor ini, yang sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mempromosikan penggunaan kendaraan listrik sebagai bagian dari kebijakan untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Dengan adanya perjanjian penyewaan battery pack ini, PT Green Power Group Tbk menunjukkan komitmennya untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan tren terbaru di industri energi dan kendaraan ramah lingkungan, serta memperkuat posisinya di pasar yang semakin kompetitif.
Right Issue Green Power Group
Green Power Group mengumumkan rencana pelaksanaan aksi korporasi berupa rights issue atau penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), yang dijadwalkan berlangsung pada paruh pertama tahun 2025.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka pendek Perseroan untuk memperkuat struktur permodalan dan mendukung ekspansi usaha.
Direktur Utama LABA, William Ong, menyampaikan bahwa nilai emisi rights issue diperkirakan mencapai Rp100-150 miliar.
“Saat ini, prosesnya masih dalam tahap diskusi. Namun, kami telah menjalin kerja sama dengan pihak sekuritas. Mengenai jumlah saham yang akan diterbitkan, hal tersebut masih dalam pembahasan lebih lanjut,” ujar William dalam paparan publik daring, dikutip Kamis, 26 Desember 2024.
Selain rights issue, LABA juga berkomitmen untuk memperluas cakupan bisnisnya melalui penambahan kegiatan usaha baru dan pendirian tiga anak perusahaan tambahan. Langkah ini merupakan bagian dari rencana strategis ekspansi yang lebih besar.
“Kami sedang menjajaki potensi lahan baru untuk pengembangan bisnis, meskipun detailnya belum dapat kami ungkapkan saat ini,” tambah William.
Sebagai bagian dari upaya diversifikasi dan pengembangan energi terbarukan, LABA baru-baru ini menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Presidente Da Região Administrativa Especial De Oecusse Ambeno (RAEOA), sebuah institusi pemerintah di Timor Leste.
Kerja sama ini melibatkan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya photovoltaic (PV) dengan kapasitas 5 megawatt (MW) yang dilengkapi sistem penyimpanan energi baterai (BESS).
Proyek tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari kepemilikan, perancangan, pembangunan, hingga pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas pembangkit listrik.
Untuk mewujudkan proyek ini, LABA berencana mendirikan perusahaan patungan dengan mitra lokal, yang akan mengelola operasional pembangkit listrik PV 5 MW pada tahap awal.
LABA dan RAEOA juga telah mencapai kesepakatan terkait harga jual energi per kilowatt-hour (kWh). Dengan proyek ini, LABA menunjukkan komitmen kuat dalam memprioritaskan energi terbarukan sebagai pilar utama pertumbuhan bisnis di masa depan. (*)