Logo
>

Laba Naik, SIDO Andalkan Ekspor di Tengah Daya Beli yang Lesu

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Laba Naik, SIDO Andalkan Ekspor di Tengah Daya Beli yang Lesu

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Laba operasional dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) selama 9M24 naik 32 persen yoy menjadi menjadi Rp969 miliar, dengan efisiensi yang meningkat menjadi 37 persen dibandingkan 31 persen pada 9M23. Laba Bersih 9M24 juga meningkat 33 persen menjadi Rp778 miliar.

    Penjualan pada periode 9M24 naik 11 persen yoy menjadi Rp2,63 triliun. Kontribusi terbesar datang dari kategori Herbal dan Suplemen sebesar 59 persen, disusul makanan dan minuman sebesar 38 persen, dan Farmasi sebesar 3 persen.

    Dari modal yang ada sebesar Rp150-200 miliar, SIDO baru menggunakan Rp35 miliar untuk pemeliharaan dan peningkatan aset yang ada serta efisiensi. Sedangkan belanja modal hanya mencapai Rp50 miliar.

    Senior Equity Analyst NH Korindo Sekuritas Indonesia Ezaridho Ibnutama, mengatakan untuk menghadapi tantangan global, SIDO menjadikan ekspor sebagai strategi utama.

    “Penjualan ekspor pada 9M24 tumbuh 75 persen yoy dan menyumbang 8 persen dari total pendapatan. Produk Tolak Angin Care menunjukkan pertumbuhan penjualan yang solid di Filipina, yang kini menjadi pasar ekspor kunci kedua setelah Nigeria,” kata Eza kepada Kabarbursa.com, Senin, 28 Oktober 2024.

    Meskipun demikian, lanjut dia, ekonomi Nigeria saat ini kurang stabil, sehingga perusahaan fokus memperkuat citra merek dan pemasaran untuk meningkatkan pangsa pasar herbal di negara tersebut.

    SIDO memproyeksikan pada akhir tahun dan kuartal 4 tahun 2024 SIDO menargetkan pertumbuhan top-line dan bottom-line di atas 10 persen. Selain memperkenalkan produk baru di pasar ekspor, perusahaan akan memasuki pasar Vietnam dan Kamboja pada 4Q24. SIDO juga mengantisipasi pemberlakuan Pajak Gula sebesar 2,5 pada pada Desember 2024.

    Sentimen Positif yang Menguatkan SIDO

    Menurutnya, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar serta penurunan harga bahan baku pada kuartal ketiga 2024 memberikan dorongan tambahan kepada SIDO untuk lebih kuat.

    “Siklus Konversi Kas tercatat pada 171 hari (tambahan sekitar 1,5 bulan) akibat penumpukan bahan baku strategis yang didorong oleh penguatan rupiah dan harga bahan baku yang lebih murah di 3Q24, yang meningkatkan margin laba bersih,” ujarnya.

    Menurutnya, faktor penguatan rupiah dan penurunan harga bahan baku ini juga memberikan Gross Profit Margin (GPM) yang lebih baik di berbagai segmen bisnis, dengan GPM Herbal dan Suplemen 9M24 di 69 persen, makanan dan Minuman di 39 persen dan farmasi di 39 persen.

    Daya Beli Konsumen Menurun

    SIDO melaporkan bahwa daya beli konsumen menurun, khususnya di Pulau Jawa. kendati demikian, penjualan di luar Jawa lebih baik setelah penerapan sistem inventori langsung dengan perusahaan waralaba mulai diterapkan.

    Kerja sama ini meningkatkan efisiensi operasional dan volume penjualan. Saat ini, komposisi saluran distribusi SIDO adalah 80 persen, General Trade, 16 persen Modern Trade, dan 4 persen e-commerce.

    “Untuk 4Q24, SIDO tidak berencana menurunkan Harga Jual Rata-rata (ASP) meskipun daya beli konsumen melemah di Jawa, melainkan akan lebih mendiversifikasi portofolio produknya. Saat ini, SIDO memiliki lebih dari 300 SKU,” ujarnya.

    Selain Tolak Angin yang memiliki kontribusi signifikan dalam kategori Herbal dan Suplemen, produk herbal lain seperti Tolak Linu menyumbang 5 persen dan Esemag hanya 1 persen.

    Rencana Pembagian Deviden

    Sebelumnya, SIDO mengumumkan rencana pembagian dividen interim tunai untuk tahun buku 2024.

    Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis Jumat, 25 Oktober 2024, Sekretaris Perusahaan SIDO Tiur Simamora menjelaskan perseroan akan membayarkan dividen interim tunai sebesar Rp18 per saham.

    “Total nilai dividen yang dibayarkan adalah Rp540 miliar, mencerminkan komitmen perseroan untuk memberikan imbal hasil kepada pemegang saham di tengah pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” jelas Tiur.

    Lebih lanjut, ia menerangkan, pembagian dividen ini didasarkan pada kinerja keuangan perseroan yang positif, dengan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp608,49 miliar dan total ekuitas sebesar Rp3,47 triliun per 30 Juni 2024.

    Dengan pengumuman ini, Sido Muncul menunjukkan komitmennya untuk tetap memberikan nilai tambah kepada pemegang sahamnya. Pembagian dividen interim ini tidak hanya mencerminkan kesehatan finansial Perseroan tetapi juga kepercayaan dalam prospek pertumbuhan di masa depan.

    Pembayaran dividen yang dijadwalkan pada 20 November 2024 akan menjadi momen penting bagi para pemegang saham dalam menyaksikan imbal hasil dari investasi mereka di perseroan.

    Keputusan ini diambil dalam rapat direksi yang disetujui oleh dewan komisaris pada tanggal 23 Oktober 2024. Pembagian dividen ini akan mencakup periode dari 1 Januari 2024 hingga 30 Juni 2024.

    Dapat disimpulkan bahwa pada periode 9M24, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan peningkatan signifikan dalam laba operasional dan laba bersih. Laba operasional naik 32 persen YoY menjadi Rp969 miliar, sementara laba bersih meningkat 33 persen YoY menjadi Rp778 miliar. Penjualan juga tumbuh 11 persen YoY menjadi Rp2,63 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari segmen Herbal dan Suplemen (59 persen).

    Ekspansi ekspor menjadi strategi utama SIDO menghadapi tantangan global, dengan pertumbuhan penjualan ekspor sebesar 75 persen YoY, terutama di Filipina dan Nigeria. Meskipun ekonomi Nigeria kurang stabil, SIDO fokus memperkuat merek di negara tersebut. SIDO juga merencanakan ekspansi ke pasar Vietnam dan Kamboja pada 4Q24.

    Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah dan penurunan harga bahan baku pada 3Q24 memberikan dorongan positif pada margin laba bersih. Meskipun daya beli konsumen di Jawa menurun, penjualan di luar Jawa tetap tumbuh berkat peningkatan efisiensi operasional melalui kerja sama dengan perusahaan waralaba.

    Dalam menjaga nilai tambah bagi pemegang saham, SIDO juga mengumumkan pembagian dividen interim tunai sebesar Rp18 per saham, dengan total nilai Rp540 miliar, mencerminkan kinerja keuangan yang solid dan komitmen perseroan untuk terus memberikan imbal hasil kepada para pemegang sahamnya.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.