KABARBURSA.COM - Setelah mengalami kerugian lebih dari US$2 triliun pada saham Nasdaq 100, para investor kini menanti dengan cemas laporan pendapatan Microsoft Corp. Tekanan semakin meningkat pada raksasa perangkat lunak ini untuk membalikkan keadaan dan membuktikan bahwa investasi besar-besaran dalam kecerdasan buatan (AI) dapat membuahkan hasil.
Kekhawatiran mendalam melanda pasar teknologi setelah saham Alphabet Inc, induk Google, mengalami penurunan signifikan akibat pengeluaran yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Hal ini semakin memperberat ekspektasi terhadap Microsoft, yang saat ini diperdagangkan dengan valuasi premium sekitar 32 kali lipat dari proyeksi laba.
Ted Mortonson, direktur pelaksana di Robert W. Baird, menegaskan bahwa Microsoft harus memberikan hasil yang menggembirakan. “Microsoft harus tampil menonjol dan membuktikan monetisasi dari AI Generatif,” ungkapnya. Mortonson menambahkan, “Kekalahan saham minggu lalu meningkatkan tekanan pada hasil yang akan diumumkan.
Microsoft, bersama Nvidia, adalah salah satu nama yang paling banyak dimiliki secara global. Keduanya harus menunjukkan angka yang mengesankan. Terutama untuk Azure, yang harus menunjukkan pertumbuhan lebih dari ekspektasi pasar.”
Sebelum aksi jual baru-baru ini, saham Microsoft mengalami kenaikan sekitar 24 persen pada tahun 2024. Namun, data opsi saat ini menunjukkan pergerakan volatilitas sebesar 4,6 persen dalam sehari. Saham Microsoft sendiri mengalami penurunan sebesar 2,2 persen pada hari Selasa.
Selama minggu ini, sektor teknologi menghadapi periode kritis. Aksi rotasi keluar dari saham-saham berkapitalisasi besar telah menyebabkan Indeks Nasdaq 100 merosot lebih dari 8 persen dari level tertingginya dalam tiga minggu terakhir. Microsoft, yang akan merilis laporan keuangan sebelum Meta Platforms Inc, Apple Inc, dan Amazon.com Inc, diharapkan dapat memberikan hasil yang menghibur.
Selain laporan pendapatan, investor juga menantikan keputusan suku bunga Federal Reserve pada hari Rabu. Fokus utama dalam laporan Microsoft adalah pertumbuhan penjualan unit Azure. Wall Street memperkirakan pertumbuhan sebesar 30 persen dari tahun ke tahun untuk segmen ini pada kuartal keempat fiskal, berdasarkan konsensus. Investor juga berharap kontribusi Azure dari AI akan lebih tinggi dari angka 7 persen yang dilaporkan pada kuartal terakhir.
Microsoft, yang memimpin dalam inovasi produk AI generatif, termasuk investasi dalam ChatGPT dan Microsoft 365 Copilot, diharapkan dapat menunjukkan jalur yang jelas menuju monetisasi pengeluaran AI yang lebih baik daripada pesaingnya. “Microsoft memiliki keuntungan sebagai pelopor investasi di OpenAI,” kata Zehrid Osmani, manajer dana dari Martin Currie. “Perusahaan ini juga memiliki peluang cross-selling yang kuat dengan menawarkan Copilot seharga US$30 per bulan kepada lebih dari 400 juta pengguna Microsoft 365.”
Investor akan mengamati belanja modal Microsoft dengan seksama. Kuartal lalu, pengeluaran perusahaan hampir mencapai US$11 miliar, dan manajemen menyatakan bahwa belanja modal akan meningkat tahun depan. Permintaan untuk layanan AI kini melampaui kapasitas pusat data Microsoft, memerlukan peningkatan pengeluaran pusat data.
Daniel Morgan, manajer portofolio senior di Synovus Trust, optimis bahwa Microsoft akan menemukan keseimbangan antara pengeluaran untuk AI dan keuntungan yang diperoleh. “Saya mengharapkan angka-angka yang baik dari Microsoft. Mereka telah cukup terdepan dalam mengungkapkan pertumbuhan yang datang dari AI Generatif, terutama di segmen pusat data Azure.”
Namun, Morgan lebih berhati-hati dengan hasil dari Big Tech lainnya yang akan diumumkan akhir pekan ini. “Ketika memasuki laporan Amazon dan Apple, saya tidak yakin Wall Street akan puas dengan peta jalan produk AI baru mereka jika tidak memberikan laba yang memadai untuk mengimbangi semua belanja modal yang direncanakan.”
Kinerja Microsoft 2024
Microsoft terus menunjukkan dominasinya di dunia teknologi, terutama dengan fokus yang kuat pada cloud computing, kecerdasan buatan (AI), dan produktivitas. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat mengenai kinerja Microsoft di tahun 2024, sebaiknya Anda merujuk pada laporan keuangan resmi mereka yang dirilis secara kuartalan dan tahunan.
Azure, layanan cloud computing milik Microsoft, terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini didorong oleh meningkatnya permintaan akan solusi cloud di berbagai sektor, termasuk bisnis, pemerintah, dan pendidikan.
Integrasi AI ke dalam berbagai produk Microsoft, seperti Office 365 dan Azure, telah meningkatkan produktivitas dan efisiensi pengguna.
Divisi gaming Microsoft, Xbox, terus bersaing ketat dengan pesaingnya. Game Pass, layanan berlangganan game, telah menarik banyak pengguna.
Platform bisnis berbasis cloud ini juga menunjukkan pertumbuhan yang baik, terutama dengan penambahan fitur-fitur AI. Persaingan dengan perusahaan teknologi besar lainnya, seperti Amazon, Google, dan Apple, terus menjadi tantangan bagi Microsoft.
Pergeseran perilaku konsumen akibat pandemi dan perkembangan teknologi digital juga memengaruhi strategi dan kinerja Microsoft. Perubahan regulasi di berbagai negara dapat berdampak pada bisnis Microsoft, terutama terkait data privasi dan persaingan usaha. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.