KABARBURSA.COM - PT Link Net Tbk (LINK), sebuah perusahaan telekomunikasi yang dimiliki oleh Axiata Group, telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan Deutsche Bank AG.
Corporate Secretary LINK, Rininta Agustina Widya Pratika, dalam pernyataannya di keterbukaan informasi, menyatakan bahwa dengan perjanjian tersebut, perusahaan mendapatkan tambahan fasilitas kredit sebesar Rp1 triliun. "Dengan demikian, total fasilitas kredit (dari Deutsche Bank) menjadi Rp2 triliun," ujar Rininta, Rabu, 16 Oktober 2024.
Fasilitas kredit ini akan tersedia hingga 30 November 2025 dan direncanakan untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan umum perusahaan.
Sebelumnya, PT Link Net Tbk secara resmi mengumumkan penyelesaian transaksi material dan transaksi afiliasi dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL) senilai Rp11,06 triliun pada Jumat, 27 September 2024.
Langkah ini menandai penyelesaian proses yang telah dimulai sejak Agustus lalu, dan melibatkan penjualan serta pengalihan semua hak dan kepentingan dalam ServeCo, serta penyewaan jaringan hybrid fixed-coaxial (HCF) dan fiber to the home (FTTH) kepada XL.
PT Link Net telah menyampaikan keterbukaan informasi kepada para pemegang saham terkait rencana transaksi ini, yang kemudian diikuti dengan tambahan keterbukaan informasi pada 19 September 2024.
Keterbukaan ini dilakukan sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2020 mengenai transaksi material dan perubahan kegiatan usaha, serta Peraturan OJK No. 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan benturan kepentingan.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Link Net yang digelar pada 23 September 2024 telah memberikan persetujuan resmi untuk melanjutkan transaksi ini. Dengan demikian, transaksi tersebut akhirnya berhasil diselesaikan pada tanggal yang disebutkan dalam laporan resmi Perseroan.
Terkait dampak dari transaksi ini, PT Link Net menyebutkan bahwa informasi mengenai pengaruh terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan, serta kelangsungan usaha telah dijelaskan dalam keterbukaan informasi sebelumnya. Meskipun demikian, dengan adanya penyelesaian transaksi, diharapkan sinergi antara PT Link Net dan XL Axiata akan memperkuat posisi keduanya di industri penyediaan layanan jaringan tetap berbasis kabel, multimedia, akses internet, dan jasa konsultasi manajemen bisnis.
Transaksi ini dinilai penting karena memberikan PT Link Net kesempatan untuk memanfaatkan jaringan hybrid dan fiber optic yang lebih luas melalui kolaborasi dengan XL Axiata, salah satu pemain utama di industri telekomunikasi Indonesia. Hal ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk memperkuat infrastruktur jaringan yang dimiliki, sekaligus meningkatkan kapasitas layanan yang ditawarkan kepada pelanggan.
Dalam laporan resminya, Corporate Secretary PT Link Net, Rininta Agustina Widya Pratika, menegaskan bahwa selain informasi yang telah diungkapkan, tidak ada kejadian atau fakta material lainnya yang bisa disampaikan saat ini. Langkah ini menunjukkan transparansi dan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi yang berlaku, serta menjaga kepercayaan para pemegang saham dan investor.
Dengan selesainya transaksi ini, PT Link Net diharapkan mampu memperkuat daya saingnya di sektor telekomunikasi dan layanan internet di Indonesia.
“Kerja sama strategis dengan XL Axiata diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memberikan dampak positif pada kinerja keuangan Perseroan di masa mendatang,” ungkapnya dalam keterbukaan informasi.
Sebagai salah satu penyedia utama jaringan tetap berbasis kabel dan layanan multimedia di Indonesia, langkah ini menjadi tonggak penting bagi PT Link Net untuk memperluas cakupan layanan dan memanfaatkan pertumbuhan permintaan akan konektivitas berkecepatan tinggi di seluruh negeri.
Pergerakan Harga Saham LINK
Pada perdagangan hari ini, Rabu, 16 Oktober 2024, saham PT Link Net Tbk (LINK) melonjak signifikan dengan kenaikan sebesar 13,96 persen atau Rp185, ditutup di level Rp1.510 per lembar saham.
Lonjakan ini terjadi setelah saham dibuka di harga Rp1.360 dan mencapai level tertinggi di Rp1.560 sebelum akhirnya ditutup di Rp1.510. Volume perdagangan LINK tercatat sebesar 366.400 lot, jauh di atas rata-rata volume harian yang berada di 159.442 lot.
Secara teknis, saham LINK menunjukkan penguatan signifikan meski dalam satu bulan terakhir mengalami penurunan sebesar 30,73 persen. Namun, jika dilihat dalam periode yang lebih panjang, harga saham telah naik 43,81 persen dalam enam bulan terakhir, dan meningkat 17,97 persen dalam tiga bulan terakhir. Meski demikian, dalam rentang satu tahun terakhir, harga saham masih mengalami penurunan sebesar 10,65 persen.
Nilai transaksi saham LINK pada perdagangan hari ini mencapai Rp544,7 miliar, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 531 kali. Dari sisi investor asing, terjadi net buy dengan nilai pembelian asing sebesar Rp68 miliar, sementara penjualan asing tercatat Rp32,4 miliar. Hal ini mencerminkan minat kuat dari investor terhadap saham LINK pada perdagangan hari ini.
Kenaikan ini terjadi di tengah dinamika performa saham perusahaan yang baru-baru ini mengalami fluktuasi, namun tetap menarik perhatian investor dengan potensi pemulihan jangka panjang. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.