Logo
>

Lonjakan Harga Tak Wajar, BEI Cermati Saham SOFA, DEPO, WIIM, IPAC, dan CARE

Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity, kami saat ini tengah mencermati pola transaksi saham terkait

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Lonjakan Harga Tak Wajar, BEI Cermati Saham SOFA, DEPO, WIIM, IPAC, dan CARE
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: Dok KabarBursa.com

KABARBURSA.COM - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan status Unusual Market Activity (UMA) terhadap lima emiten: PT Boston Furniture Industries Tbk. (SOFA), PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk. (DEPO), PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM), PT Era Graharealty Tbk. (IPAC), dan PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE).

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menegaskan penetapan UMA dilakukan karena terjadinya lonjakan harga saham yang dinilai tidak wajar. Namun, ia menekankan bahwa status UMA tidak otomatis menunjukkan adanya pelanggaran regulasi pasar modal.

“Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity, kami saat ini tengah mencermati pola transaksi saham terkait,” tulis Yulianto dalam keterangannya, Senin (29/9).

Melalui pengumuman tersebut, BEI mengimbau para investor agar lebih berhati-hati dengan memperhatikan beberapa hal berikut:

Menyimak tanggapan emiten atas permintaan konfirmasi dari Bursa;

Mencermati kinerja serta keterbukaan informasi yang disampaikan emiten;

Mengkaji ulang rencana aksi korporasi yang belum mendapat persetujuan RUPS;

Mempertimbangkan seluruh potensi risiko sebelum mengambil keputusan investasi.

Sentimen Global Dan Domestik Jelang Akhir Bulan

Pada hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan, Senin 29 September 2025, dibuka menguat ke level 8.140,41 atau naik 41,07 poin atau 0,51 persen. Kenaikan ini terjadi seiring optimisme investor terhadap sentimen global dan domestik menjelang akhir bulan.  

Pada sesi sebelumnya IHSG ditutup di kisaran 8.099. Sepanjang perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 8.149,46 dan terendah di 8.134,83. 

Aktivitas perdagangan tergolong moderat dengan total volume transaksi 14,31 juta lot senilai Rp715,31 miliar dan frekuensi 91.370 kali. Di pasar reguler tercatat volume 14,30 juta lot senilai Rp714,27 miliar dengan frekuensi sama. 

Investor asing membukukan pembelian bersih (net foreign buy) di semua pasar sebesar Rp582,67 miliar, terdiri dari pasar reguler Rp259,74 miliar dan pasar tunai atau negosiasi Rp322,93 miliar. 

Dari sisi partisipasi, porsi transaksi investor domestik mencapai 62,39 persen dan investor asing 37,61 persen. Dana asing masuk terlihat dari nilai pembelian asing Rp8,55 triliun versus penjualan Rp7,97 triliun. 

Beberapa saham top gainer yang mencuri perhatian pada perdagangan hari ini antara lain PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) sektor konstruksi naik 34,78 persen ke Rp248. Kemudian ada PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) sektor properti naik 24,82 persen ke Rp3.470. 

PT DFI Retail Nusantara Tbk (HERO) sektor ritel naik 24,76 persen ke Rp655, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) sektor teknologi naik 21,05 persen ke Rp276, dan PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) sektor perkebunan naik 19,87 persen ke Rp18.400. 

Sementara itu saham-saham yang melemah tajam antara lain PT Idea Indonesia Akademi Tbk (IDEA) sektor pendidikan turun 10 persen ke Rp108, PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) sektor properti turun 10 persen ke Rp540. Kemudian ada PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) sektor perikanan turun 9,82 persen ke Rp1.515, PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM) sektor konstruksi turun 9,64 persen ke Rp178, dan PT Multisarana Intan Eduka Tbk (MSIE) sektor pendidikan turun 9,41 persen ke Rp77. 

Dari sisi sektoral, sektor properti memimpin kenaikan dengan lonjakan 2,13 persen, disusul sektor teknologi naik 1,28 persen. Sektor industri dasar naik 1,54 persen, sektor industri naik 1,01 persen, sektor energi naik 0,62 persen. 

Sementara sektor infrastruktur naik 0,62 persen, sektor transportasi naik 0,31 persen, sektor siklikal naik 0,44 persen, sektor non-siklikal naik 0,56 persen, sektor kesehatan naik 0,39 persen, dan sektor keuangan hanya naik tipis 0,01 persen. 

Penguatan IHSG awal pekan ini mencerminkan respons positif pelaku pasar terhadap sentimen suku bunga global dan kepastian fiskal domestik. Fokus investor tertuju pada potensi kebijakan baru Menteri Keuangan dan arah suku bunga The Fed yang dinilai akan mempengaruhi arus modal ke pasar emerging markets, termasuk Indonesia. 

Pekan lalu IHSG menembus level psikologis 8.100 pada akhir perdagangan dan menutup pekan di 8.099 atau menguat sekitar 0,60 persen dibandingkan periode sebelumnya.  

Level tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah dengan sempat menyentuh 8.168 pada 24 September 2025. Meski indeks menguat, investor asing tercatat membukukan penjualan bersih sebesar Rp1 triliun di pasar reguler, menandakan investor lokal mendominasi sentimen penguatan pasar. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Pramirvan Datu

Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.