Logo
>

Makin Panas! China Hapus 134 Tarif Impor dari Taiwan

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Makin Panas! China Hapus 134 Tarif Impor dari Taiwan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - China pada hari Jumat mengumumkan akan menghapus tarif preferensial terhadap lebih dari seratus jenis impor dari Taiwan. Mereka menuduh adanya larangan diskriminatif yang terus berlanjut di pulau tersebut terhadap barang-barang dari daratan.

    Tarif khusus akan dihapus untuk 134 barang, termasuk peralatan mesin dan bahan kimia industri, berdasarkan lampiran yang dibagikan oleh Komisi Tarif Bea Cukai Beijing.

    Tarif baru ini akan mulai berlaku pada 15 Juni, kata Beijing. Tiongkok marah setelah pelantikan Presiden Taiwan Lai Ching-te, pekan lalu, menggelar latihan militer besar-besaran selama dua hari di sekitar pulau itu dan memperingatkan bahwa kepemimpinan Lai mendorong pulau tersebut menuju konflik.

    Mengomentari keputusan hari Jumat tersebut, Kantor Urusan Taiwan di Beijing mengecam dugaan praktik diskriminatif di wilayah tersebut terhadap produk-produk dari daratan serta pemerintahan Lai.

    "Fakta sekali lagi membuktikan bahwa tidak akan ada perdamaian dan pembangunan jika kemerdekaan Taiwan diupayakan," kata juru bicara Taiwan, Chen Binhua. Seperti dilansir di Jakarta, 31 Mei 2024.

    Sebagai tanggapan, Dewan Urusan Daratan Taiwan mendesak Beijing untuk melakukan dialog konstruktif.

    Mereka juga meminta Beijing untuk menghentikan tekanan ekonomi dan perdagangan serta bekerja sama dengan pulau tersebut untuk menghadapi masalah dan mencari solusi praktis melalui komunikasi.

    Tiongkok telah lama menjadi mitra dagang terbesar Taiwan, meskipun dalam beberapa bulan terakhir telah digantikan oleh Amerika Serikat karena lonjakan permintaan terhadap produk microchip dan teknologi AI.

    Beijing telah menerapkan pembatasan perdagangan terhadap barang-barang dari Taiwan pada saat ketegangan tinggi antara keduanya.

    Tahun lalu, mereka melarang impor mangga dari pulau tersebut, dengan alasan tindakan pencegahan biosekuriti yang wajar setelah mengklaim bahwa hama telah ditemukan dalam pengiriman buah-buahan.

    Pada tahun 2021, pihak berwenang menghentikan impor nanas dari Taiwan setelah juga mengatakan bahwa nanas tersebut mengandung hama, sehingga memicu teguran dari Taipei, yang menyebut tindakan tersebut didorong secara politis.

    Bikin Panik Masyarakat

    Pemeriksaan kapal wisata Taiwan oleh penjaga pantai China di dekat pulau-pulau sensitif telah menimbulkan “kepanikan” di masyarakat. Namun, militer Taiwan menegaskan bahwa mereka tidak akan terlibat dalam insiden ini.

    Taiwan telah meningkatkan kewaspadaannya terhadap upaya China untuk menekan Taipei setelah terpilihnya Lai Ching-te sebagai presiden bulan lalu, yang dianggap Beijing sebagai separatis berbahaya.

    China mengumumkan bahwa penjaga pantainya akan melakukan patroli rutin di sekitar kepulauan Kinmen yang dikuasai Taiwan setelah dua warga negara China meninggal saat melarikan diri dari penjaga pantai Taiwan.

    Enam petugas penjaga pantai China naik ke kapal wisata Taiwan untuk memeriksa rencana rute dan dokumen, tetapi meninggalkannya setelah setengah jam.

    Kuan Bi-ling, kepala Dewan Urusan Kelautan Taiwan, menyatakan bahwa insiden ini merugikan perasaan masyarakat dan tidak sejalan dengan kepentingan di selat tersebut.

    Meskipun KPU mengklaim bahwa Sirekap telah diperiksa oleh lembaga yang berwenang, Taiwan menegaskan bahwa kapal seperti itu masuk ke perairan pihak lain bukanlah tindakan ilegal.

    Meskipun Kinmen sekarang menjadi tujuan wisata yang populer, banyak pulau di sana tetap terlarang bagi warga sipil.

    Militer Taiwan memutuskan untuk tidak terlibat secara aktif dalam insiden ini untuk menghindari peningkatan ketegangan.

    Intervensi Amerika

    Pemerintah China meminta Amerika Serikat untuk tidak mencampuri latihan militer Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di sekitar Taiwan.

    “Taiwan adalah Taiwan milik China, AS tidak dalam posisi untuk menuding China atas apa pun,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam konferensi pers di Beijing.

    Latihan militer tersebut digelar di Selat Taiwan, mencakup wilayah utara, selatan, dan timur Pulau Taiwan, serta sekitar pulau Kinmen, Matsu, Wuqiu, dan Dongyin mulai Kamis pagi.

    Departemen Pertahanan AS menyatakan pihaknya “memantau dengan sangat cermat” latihan ini dan menilai tindakan China “ceroboh, berisiko meningkatkan eskalasi, dan mengikis norma-norma yang telah menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan selama beberapa dekade,” serta mendesak Beijing untuk menahan diri.

    Wang Wenbin menanggapi dengan menyebut ketegangan di Selat Taiwan dipicu oleh upaya Partai Progresif Demokratik (DPP) Taiwan untuk mencari dukungan AS demi “kemerdekaan Taiwan” dan upaya beberapa pihak di AS untuk menggunakan Taiwan sebagai alat untuk membendung China. “Jika AS benar-benar ingin menjaga Selat Taiwan tetap damai dan stabil, AS harus tegas menjunjung prinsip Satu China dan menentang ‘kemerdekaan Taiwan’,” kata Wang.

    Wang menambahkan bahwa China tidak akan menoleransi upaya siapa pun untuk melindungi kegiatan separatis “kemerdekaan Taiwan”. Dia juga menekankan bahwa banyak pemimpin dunia telah menegaskan kembali komitmen mereka terhadap prinsip Satu China dan mendukung reunifikasi nasional, menunjukkan bahwa komitmen komunitas internasional terhadap prinsip Satu China “tidak tergoyahkan”.

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.