KABARBURSA.COM-Industri manufaktur di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang positif. Data S&P Global mencatat bahwa Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Februari 2024 mencapai 52,7, menandakan fase ekspansi yang telah berlangsung selama 30 bulan berturut-turut.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan bahwa capaian ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur terus tumbuh dan tidak mengalami deindustrialisasi. "PMI Manufaktur Indonesia bahkan melampaui negara-negara seperti China, Jerman, dan Amerika Serikat," ungkap dia dikutip Minggu 3 Maret 2024.
Agus mengapresiasi ketahanan industri manufaktur Indonesia di tengah ketidakstabilan ekonomi global. Meskipun beberapa negara mengalami resesi, Indonesia tetap menunjukkan ketangguhan ekonomi. "Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Februari 2024 juga menunjukkan peningkatan, mencapai 52,56, yang menggambarkan optimisme pelaku industri terhadap masa depan," ujar dia.
Pertumbuhan PDB industri manufaktur Indonesia dari tahun 2014 hingga 2022 mencapai 3,44 persen, dengan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi nasional. Bahkan, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada 2021 menunjukkan posisi Indonesia sebagai salah satu power house manufaktur dunia.
"Ekspor produk industri nonmigas pada 2023 menyumbang sebagian besar nilai ekspor Indonesia, sementara investasi sektor industri terus meningkat. Hal ini juga tercermin dari peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor industri," kata Agus.
Menurut Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, Jingyi Pan, permintaan domestik yang kuat menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia. Sentimen positif ini juga tercermin dari peningkatan pesanan baru dan output industri.
Secara keseluruhan, hasil PMI Manufaktur Indonesia pada Februari 2024 menunjukkan bahwa sektor manufaktur terus berkembang, didorong oleh optimisme dan kinerja yang solid dalam menghadapi tantangan ekonomi global.