KABARBURSA.COM - Martinelly, Direktur Utama PT Satria Mega Kencana Tbk. (SOTS), resmi mengundurkan diri.
Margaretha, Corporate Secretary SOTS, menyampaikan bahwa Perseroan telah menerima pengunduran diri Martinelly pada 30 Agustus 2024, dengan alasan yang bersifat pribadi. Seperti dalam keterangan resmi dikutip di Jakarta, Rabu 3 September 2024.
Margaretha menjelaskan lebih lanjut bahwa keputusan ini tidak membawa dampak negatif pada operasional, aspek hukum, kondisi keuangan, atau keberlanjutan usaha emiten yang bergerak di sektor properti dan kawasan pariwisata tersebut.
Sebagai latar belakang, Martinelly mengawali kariernya sebagai Hotel General Manager di Aston International Bali pada tahun 2009 hingga 2014. Karier internasionalnya berlanjut di Plateno Group, China, di mana ia menjabat sebagai Managing Director untuk wilayah Asia Tenggara dari 2015 hingga 2017. Ia juga memiliki pengalaman sebagai Vice President Operations di Dream Hotels Group - Hospitality and Property Asia Pacific yang berbasis di Thailand pada tahun 2017 hingga 2018.
Sebelum bergabung dengan SOTS, Martinelly terakhir menjabat sebagai Chief Operating Officer dan anggota Board of Director di Discovery Hotels & Resorts Indonesia di Jakarta dari tahun 2018 hingga 2022. Kini, Martinelly telah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Direktur Utama Perseroan.
Emiten Sektor Properti dan Kawasan Pariwisata
PT Satria Mega Kencana Tbk (SOTS) adalah perusahaan yang beroperasi di sektor properti dan kawasan pariwisata. Perusahaan ini memiliki anak perusahaan, yaitu PT Dwimukti Mitra Wisata, yang mengelola hotel dengan nama Sotis Hotel di berbagai lokasi seperti Blok M, Pejompongan, dan Kemang di Jakarta; Kupang; dan Canggu di Bali.
Selain itu, ada PT Tanjung Karoso Permai, anak perusahaan lain yang berencana mengembangkan kawasan pariwisata di desa Tanjung Karoso, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).
SKBM mengalami penurunan kinerja pada kuartal I 2024, dengan penurunan yang terlihat pada penjualan dan laba dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut laporan keuangan yang dirilis, penjualan neto SKBM turun 33,95 persen year on year (yoy) menjadi Rp 567,13 miliar pada kuartal I 2024, berkurang dari Rp858,77 miliar pada kuartal I 2023.
Penurunan penjualan ini masih didorong oleh penjualan makanan beku hasil laut bernilai tambah yang berkontribusi sebesar Rp512,82 miliar, diikuti oleh penjualan makanan olahan senilai Rp54,31 miliar.
Penurunan penjualan menyebabkan beban pokok penjualan SKBM juga menurun 35,61 persen yoy menjadi Rp485,86 miliar. Hal ini berimbas pada penurunan laba bruto sebanyak 21,96 persen yoy, dari Rp104,14 miliar pada kuartal I 2023 menjadi Rp81,26 miliar pada kuartal I 2024.
Selain itu, SKBM mencatatkan beban penjualan sebesar Rp34,54 miliar, sedangkan beban umum dan administrasi turun menjadi Rp34,30 miliar. Dari sisi laba bersih, SKBM mengalami penurunan signifikan sebesar 51,69 persen yoy, dengan laba bersih kuartal I 2024 tercatat sebesar Rp2,37 miliar, dibandingkan dengan Rp4,92 miliar pada kuartal I-2023.
Peningkatan Harga Saham Tidak Biasa
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan adanya peningkatan harga saham PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC), PT Satria Mega Kencana Tbk (SOTS), dan PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) yang tidak biasa (unusual market activity/UMA).
Dalam sepekan terakhir, saham RCCC naik 28,18 persen menjadi Rp282 pada Senin, 29 Juli 2024 pukul 11.30 WIB, saham SOTS melonjak 37,04 persen menjadi Rp222, dan saham SKBM meningkat 46,9 persen menjadi Rp332.
Yulianto Aji Sadono, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, dan Pande Made Kusuma Ari A, Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI, dalam pengumuman mereka pada 26 Juli 2024, menyatakan bahwa pengumuman UMA tidak otomatis menunjukkan adanya pelanggaran peraturan pasar modal.
Informasi terbaru mengenai RCCC adalah penjelasan atas volatilitas transaksi yang dipublikasikan di situs BEI pada 24 Juli 2024. Informasi terakhir tentang SOTS adalah laporan keuangan interim (koreksi) yang dipublikasikan pada 16 Juli 2024 di situs BEI, sebelumnya, saham SOTS juga mendapatkan status UMA pada 14 November 2023. Informasi terakhir tentang SKBM adalah laporan bulanan registrasi pemegang efek yang dipublikasikan pada 9 Juli 2024 di situs BEI. Sehubungan dengan status UMA pada saham RCCC, SOTS, dan SKBM, BEI sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham-saham tersebut.
“Oleh karena itu, para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja perusahaan dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action jika rencana tersebut belum mendapat persetujuan RUPS, serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum mengambil keputusan investasi,” jelas BEI.(*)