KABARBURSA.COM - PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) telah meresmikan proyek Bendungan Lau Simeme yang terletak di Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara, pada Rabu, 16 Oktober 2024. Bendungan yang digarap sejak 2017 ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dengan penandatanganan prasasti sebagai bentuk simbolis.
Direktur Operasi Bidang Infrastruktur PTPP Yul Ari Pramuraharjo, mengatakan bahwa sesuai dengan target, pihaknya telah menyelesaikan satu lagi Proyek Strategis Nasional (PSN) pada pekerjaan bendungan.
"Penyelesaian ini tentunya menjadi kebanggaan sendiri bagi PTPP yang telah diberikan kepercayaan oleh Pemerintah melalui Kementerian PUPR dalam menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional, khususnya proyek infrastruktur seperti bendungan, jalan tol, pelabuhan, dan lain-lain," kata Yul dalam keterangan resmi, dikutip Kamis, 17 Oktober 2024.
Ke depannya, kata Yul Ari, PTPP berharap dapat terus berpartisipasi dan diamanahkan dalam pembangunan nasional, terutama proyek-proyek infrastruktur yang berada di seluruh penjuru Indonesia.
Proyek Bendungan Lau Simeme adalah salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berada di provinsi Sumatera Utara. Pada Proyek ini, PTPP bertanggungjawab dalam menyelesaikan dua paket pekerjaan yaitu pekerjaan di paket dua dan paket lanjutan.
Adapun nilai kontrak dari kedua proyek tersebut yaitu sebesar Rp738 Miliar, dan masa pelaksanaan dari tahun 2017 sampai dengan 2024.
Bendungan Lau Simeme memiliki kapasitas tamping sebesar 21,07 Juta M3 dan memiliki luas genangan sebesar 125,85 Hektar.
Fungsi dari bendungan ini yaitu antara lain sebagai penyediaan air baku 2,85 m3/dt (Kota Medan 1,307 m3/dt dan Deli Serdang 1,543 m3/dt), dapat mereduksi banjir di kota Medan dan sekitarnya sebesar 289 m3/detik (dengan early rlease gate), serta sebagai sumber penyediaan energi listrik sebesar 1 MW.
Optimis Rampungkan Bandara Nusantara Sesuai Target
PTPP optimistis bisa merampungkan pengerjaan Proyek Bandar Udara Ibu Kota Nusantara (IKN) sesuai target yang telah ditentukan. Sebagaimana diketahui, Bandar Udara IKN ditargetkan rampung pada 31 Desember 2024 dengan runway sepanjang 3.000 meter.
Belum lama ini, Bandar Udara IKN berhasil memfasilitasi pendaratan perdana Presiden Joko Widodo dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan RJ-85 pada Selasa 24 September 2024.
Direktur Operasi Bidang Infrastruktur PTPP Yul Ari Pramuraharjo, bangga atas keberhasilan pendaratan pesawat Presiden RI pertama kali di Proyek Bandara IKN. Dia menyatakan jika PTPP akan terus berkomitmen menyelesaikan proyek ini dengan kualitas terbaik hingga tepat waktu.
“PTPP optimis dalam menyelesaikan proyek Bandara IKN yang ditargetkan pada akhir tahun 2024. Progress pembangunan Bandara Nusantara akan terus berlanjut, dengan komitmen yang tinggi kami yakin akan menyelesaikan proyek ini dengan kualitas terbaik, tepat waktu, zero accident, dan sesuai dengan standard yang telah ditentukan,” ujar dia dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dikutip, Jumat, 27 September 2024.
Menurut keterangan resmi PTPP, progres pembangunan Bandar IKN saat ini memiliki panjang Runway 2200 x 45 meter dan bisa menampung 3 pesawat narrow body atau 1 pesawat narrow body dan 3 helicopter.
Adapun pembangunan ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2024 yang nantinya dapat menampung 7 pesawat narrow body (Pesawat Boeing 737 atau Airbus A320) dan 3 pesawat wide body dengan panjang Runway bandara yaitu 3000 x 60 Meter.
Manuver PTPP tak Terpengaruh Politik
Sebelumnya diberitakan, PTPP menerangkan bahwa adanya tahun politik atau pergantian Pilpres tidak berpengaruh terhadap bisnis PTPP. Begitu disampaikan Direktur Strategi Korporasi dan HCM, I Gede Upeksa Negara, dalam paparan publik PTPP, Rabu, 28 Agustus 2024.
Menurut I Gede, Indonesia sudah terbiasa dengan dinamika lima tahunan, terutama menghadapi pilpres dan pilkada serentak. Jadi, perusahaan sudah mengantisipasi akibat dari terjadinya pesta demokrasi ini.
“Bagian dari antisipasi ini salah satunya adalah dengan kita mengoptimalkan order book yang ada,” kata I Gede.
Menurut dia, sepanjang tahun lalu PTPP memiliki cukup punya order book. Dengan melimpahnya orderan tersebut, Perseroan mengupayakan burning yang lebih cepat untuk menjadikan laba. Hal serupa terjadi di 2024 ini, di mana perseroan menargetkan adanya kontrak baru di angka Rp32 triliun, yang nantinya akan cukup untuk melakukan burning di 2025.
“Jadi, sebagai gambaran rata-rata proyek-proyek carryover kita itu di angka 70 persen, sedangkan proyek baru hanya 30 persen. Sehingga dampak dari pada pilpres kemudian pileg dan kebijakan-kebijakan baru pemerintah itu bisa kita stabilkan terhadap pertumbuhan perusahaan,” ujar dia.
Lanjut kepada revenue di tahun ini, di mana perseroan mengharapkan bisa mencapai sekitar Rp20,5 triliun.(*)