KABARBURSA.COM - Penggunaan taksi terbang diyakini bisa mendatangkan investor jika kendaraan ini benar-benar diminati oleh masyarakat. Dan investasinya pun tak sebesar Mobil Listrik.
Ketua Forum Transportasi Penerbangan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Aris Wibowo memperkirakan pembangunan infrastruktur taksi terbang bakal menelan dana yang besar. Namun tak sebanding dengan pembiayaan ekosistem mobil listrik.
"Kalau dana yang pasti besar ya, tapi yang namanya produk baru, inisiasi awal, pasti membutuhkan investasi awal yang cukup besar," ujar Aris kepada Kabar Bursa, Selasa 7 Mei 2024.
Dia kemudian memberikan contoh terkait penggunaan mobil listrik. Dalam hal ini, kata dia, mobil listrik memerlukan investasi berupa pembangunan pabrik mobil, hingga pembangunan pabrik baterainya.
Begitupun dengan taksi terbang. Aris berpandangan jika para investor sudah mempertimbangkan penggunaan kendaraan ini.
Akan tetapi, Aris berharap implementasi taksi terbang harus benar-benar dilakukan dengan baik agar transportasi ini bisa diterima masyarakat.
Salah satu yang harus dilakukan adalah, kata Aris, mementingkan keselematan dan rasa aman bagi masyarakat ketika menggunakan taksi terbang.
Jika langkah itu berhasil dijalankan, dia yakin para investor bakal tertarik untuk berinvestasi pada infrastruktur taksi terbang.
"Ada demand, ada suplai. Artinya kalau masyarakat nanti menyukai (taksi terbang) investor juga akan mau untuk investasi infrastrukturnya," pungkasnya.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.