KABARBURSA.COM - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan rencana ambisius untuk membeli kembali saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai mencapai USD200 juta atau sekitar Rp3,2 triliun. Tak kalah menarik, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga sedang mempertimbangkan langkah serupa dan saat ini sedang berada dalam tahap pembicaraan.
Menurut Christopher Rusli, analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, langkah buyback ini adalah sinyal positif dari kedua perusahaan, mencerminkan komitmen mereka untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.
“Langkah ini menunjukkan bahwa mereka serius dalam memberikan nilai tambah kepada investor,” tulis Christopher dalam risetnya.
Dari sisi kinerja, Bukalapak menunjukkan hasil yang mengesankan pada kuartal I-2024, melebihi ekspektasi pasar dan mencatatkan EBITDA positif yang disesuaikan untuk pertama kalinya. Perusahaan berharap dapat melanjutkan momentum positif ini pada kuartal II-2024, meskipun Mirae memperkirakan kinerja akan sedikit lebih lemah dibandingkan kuartal sebelumnya.
“Bukalapak saat ini diperdagangkan pada EV negatif, menjadikannya pilihan menarik. Cadangan kas yang besar dan tidak adanya utang memberikan keunggulan tambahan,” tambah Christopher.
Mirae mengharapkan peningkatan berkelanjutan dalam kinerja BUKA akan secara bertahap mengubah EV menjadi positif, berdampak baik pada nilai sahamnya.
Di sisi lain, GoTo menunjukkan bahwa mereka tidak hanya fokus pada profitabilitas tetapi juga pada pertumbuhan. Meskipun demikian, kinerja GOTO pada kuartal I-2024 menunjukkan EBITDA penyesuaian negatif sekali lagi. Mirae memprediksi bahwa hasil kuartal II-2024 mungkin akan mengalami pelemahan, dipengaruhi oleh faktor musiman dan penurunan daya beli.
Christopher juga mencatat bahwa perusahaan teknologi saat ini beralih dari strategi pertumbuhan agresif menuju fokus pada margin kontribusi (CM) positif dan EBITDA yang disesuaikan. Ini telah mendorong berbagai metode pemotongan biaya, mulai dari PHK di sektor teknologi hingga perampingan segmen bisnis.
Secara keseluruhan, Mirae Asset Sekuritas Indonesia melihat prospek positif untuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). "Sentimen positif di sektor teknologi dan potensi penurunan suku bunga pada semester II-2024 bisa menjadi dorongan signifikan bagi harga saham kedua perusahaan," jelas Christopher Rusli, analis Mirae.
Mirae mempertahankan peringkat netral untuk sektor teknologi secara umum, tetapi memberikan rekomendasi beli untuk saham GOTO dengan target harga Rp80. Untuk saham BUKA, Mirae juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp160.
RHB Sekuritas sebelumnya mengungkapkan bahwa valuasi saham BUKA tergolong murah, didukung oleh posisi kas bersih yang kuat dan tren laba yang semakin baik. Berdasarkan hal tersebut, RHB mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BUKA dengan target harga baru Rp180, naik dari target sebelumnya Rp330.
Target harga baru ini didasarkan pada asumsi EV/sales 2024 sebesar 2,9 kali dan EV/EBITDA mencapai 13,6 kali, serta mempertimbangkan posisi kas bersih sebesar Rp15,3 triliun dan diskon ESG sebesar 4 persen.
Dengan rekomendasi ini, investor dapat mempertimbangkan saham GOTO dan BUKA sebagai peluang investasi menarik di sektor teknologi, dengan prospek yang cerah untuk pertumbuhan nilai saham ke depan.
Katalis Positif bagi GOTO di Kuartal I-2024
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diperkirakan akan mengalami kinerja yang kuat pada semester I-2024, didorong oleh sejumlah katalis positif. Salah satu faktor utama adalah momentum hari raya Idulfitri dan musim liburan pada kuartal II.
“Hari raya dan THR (Tunjangan Hari Raya) meningkatkan belanja masyarakat, yang tentu saja akan mendukung pertumbuhan transaksi (gross transaction value/GTV) untuk perusahaan teknologi seperti GOTO. Jika tingkat monetisasi tetap stabil, pendapatan GOTO akan tumbuh positif,” ujar Abdul Azis, analis dari Kiwoom Sekuritas.
Hingga kuartal I-2024, GOTO mencatatkan GTV sebesar Rp116,5 triliun. Dengan asumsi pertumbuhan transaksi kuartalan sebesar 5 persen, GTV GOTO bisa mencapai Rp122 triliun pada kuartal II-2024.
“Jika net take rate bisa dipertahankan pada kisaran 2,6-2,7 persen, pendapatan bersih GOTO dapat tumbuh sebesar 7 persen secara kuartalan, menambah pendapatan bersih sebesar Rp3,3 triliun pada periode April-Juni 2024,” tambah Azis.
Dengan perkembangan ini, GOTO memiliki peluang besar untuk mencapai target adjusted EBITDA di titik impas (break even point/BEP) pada tahun ini, berkat efisiensi operasional di lini bisnis on-demand services (ODS) dan fintech, serta dukungan dari momentum hari raya dan musim liburan. Konsensus analis untuk tahun ini mengestimasi GTV GOTO sebesar Rp448,1 triliun, dengan pendapatan bersih diproyeksikan mencapai Rp11,8 triliun dan margin kontribusi sebesar Rp6,4 triliun.
Secara keseluruhan, dengan berbagai faktor positif yang mendukung, GOTO tampaknya berada pada jalur yang baik untuk mencapai target-target kinerja yang telah ditetapkan.(*)