KABARBURSA.COM - Bitcoin mengalami penurunan karena para trader memperhatikan perpindahan dompet dari platform pertukaran Mt. Gox yang mengalami kegagalan. Administrator Mt. Gox meningkatkan upaya untuk mengembalikan aset digital senilai USD9 miliar kepada para kreditornya.
Mata uang kripto teratas mengalami penurunan sebesar 3,1 persen dan diperdagangkan sekitar USD67.720 pada pukul 13:00 siang waktu Singapura pada hari Selasa, 28 Mei 2024. Penurunan ini juga memengaruhi altcoin, termasuk Ether yang berada di peringkat kedua.
Sekitar 42.829 Bitcoin senilai sekitar USD2,9 miliar dipindahkan dari dompet Mt. Gox pada jam-jam awal Asia pada hari Selasa, menurut data dari CryptoQuant dan Arkham Intelligence. Dompet tersebut masih menyimpan 95.061 Bitcoin setelah arus keluar.
Mt. Gox yang berbasis di Tokyo dan pernah menjadi bursa Bitcoin terbesar di dunia, diketahui diretas pada tahun 2011 dan bangkrut pada tahun 2014. Tahun lalu, jaksa AS menuduh dua warga negara Rusia bersekongkol dengan pihak lain untuk membobol server platform exchanger tersebut.
Trustee atau wali amanat Mt. Gox mengatakan bahwa para kreditor akan melihat pembayaran lump-sum dasar, menengah, dan awal pada tanggal 31 Oktober, seiring dengan berjalannya proses penutupan.
Satu pertanyaan kunci adalah apakah mereka yang menerima token akan menjualnya, sehingga menekan Bitcoin.
Pergerakan hari Selasa di dompet Mt. Gox adalah yang pertama sejak Mei 2018, dan platform yang jatuh sebelumnya memiliki sekitar 137.892 Bitcoin, data CryptoQuant menunjukkan.
Dokumen sebelumnya menunjukkan Mt. Gox juga memiliki Bitcoin Cash dan uang fiat. Beberapa uang fiat telah dikembalikan. Bitcoin Cash merosot sebanyak 5 persen pada hari Selasa, 28 Mei.
Bitcoin pulih dari pasar bearish yang dalam pada tahun 2022 dengan kenaikan empat kali lipat sejak awal tahun lalu, dibantu oleh peluncuran dana yang diperdagangkan atau ETF spot di bursa Bitcoin pada bulan Januari. Token ini mencapai rekor USD73,798 pada pertengahan Maret.
Potensi Bitcoin Bullish
Sementara itu, financial expert Ajaib Kripto Panji Yudha menyampaikan bahwa aset kripto Bitcoin berpotensi bergerak bullish (menguat) seiring keberadaan berbagai sentimen pada akhir Mei 2024.
“Bitcoin kembali naik di atas support 69.000 dolar Amerika Serikat (AS), dan jika dapat bertahan di atas support 69.000 dolar AS, ada potensi untuk kembali menguji level 73.000 dolar AS. Sementara apabila breakdown support maka potensi melemah terlebih dahulu ke support trendline di 67.000 dolar AS,” ujar Panji.
Ia menjelaskan akan terdapat rilis beberapa data ekonomi AS, di antaranya data kepercayaan konsumen pada Selasa, 28 Mei dan data pertumbuhan PDB kuartal I-2024 pada Kamis, 30 Mei, yang memberikan perkiraan lanjutan dan wawasan mengenai kesehatan perekonomian AS dibandingkan kuartal sebelumnya.
“Di sisi lain, semua perhatian tertuju pada rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada 31 Mei 2024. Ukuran inflasi utama ini mempengaruhi kebijakan The Fed, yang berpotensi menyebabkan fluktuasi harga Bitcoin. Jadi, mengikuti data ini akan sangat penting bagi setiap investor aset kripto,” ujar Panji.
Sementara itu, ia menjelaskan Ethereum (ETH) berpotensi melampaui harga 4.000 dolar AS dalam waktu dekat, didorong oleh kabar Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) yang dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menyertakan opsi staking Ethereum (ETH) bagi penerbit ETF ETH spot di Hong Kong.
“Selain itu, core developer Ethereum juga telah memberikan informasi terkait peluncuran upgrade Ethereum selanjutnya yang dinamakan ‘Pectra’, yang akan diluncurkan pada akhir kuartal I- 2025,” ujar Panji.
Panji menjelaskan pada pekan lalu terjadi keputusan penting dalam industri aset kripto dari US Securites and Exchange Commission (SEC) setelah persetujuan ETF Bitcoin pada Januari 2024.
Pada 23 Mei 2024, SEC menyetujui pengajuan delapan aplikasi ETF Ethereum spot dari VanEck, BlackRock, Fidelity, Grayscale, Franklin Templeton, ARK 21Shares, Invesco Galaxy, dan Bitwise.
Data Selasa, 28 Mei pagi ini pukul 08:00 WIB, harga Bitcoin tercatat di level 69.345 dolar AS atau naik 0,37 persen, sedangkan Ethereum (ETH) turun 0,20 persen menjadi 3.875 dolar AS. Total kapitalisasi pasar aset kripto berada di angka 2,524 triliun dolar AS, atau menguat 1,05 persen dalam 24 jam terakhir.
ETF Bitcoin Kelola Sejuta BTC
Exchange-traded fund (ETF) Bitcoin telah mencapai tonggak bersejarah. Produk-produk ini sekarang memegang lebih dari 1 juta BTC, mewakili nyaris 5 persen dari total pasokan Bitcoin. Grayscale dan BlackRock memimpin sektor ini dengan jumlah aset BTC yang fantastis. Hal ini menyoroti minat institusional yang terus meningkat dalam investasi aset kripto.
Per 23 Mei, kepemilikan produk ETF sudah mencapai 1.057.039 BTC. GBTC Grayscale memimpin dengan lebih dari 291.000 BTC. Kemudian, IBIT BlackRock menyusul dengan kepemilikan 279.500 BTC. Sementara itu, data terbaru dari Arkham Intelligence melaporkan kenaikan: GBTC sekarang menampung 293.000 BTC, sedangkan IBIT menampung 284.526 BTC.
Sementara di luar AS, BTC Bitcoin Exchange Traded Crypto (BTCE) yang berbasis di Jerman menyabet gelar sebagai holder terbesar dengan kepemilikan 22.490 BTC. Selanjutnya, ETF Swedia, yakni Bitcoin Tracker Euro (COINXBE) dan Bitcoin Tracker One (COINXBT), masing-masing mengelola sebanyak 17.830 BTC dan 14.580 BTC. Adapun tujuh produk ETF Bitcoin yang baru meluncur di Hong Kong secara kolektif menampung 5.789 BTC. Walau begitu, minat investor pada produk ini masih perlu ditingkatkan.
Di samping itu, Hashdex, pemain kunci di pasar ETF, tercatat memegang lebih dari 7.900 BTC melalui ETF HASH11 di Brasil. Menariknya, pengaruh perusahaan meluas ke AS dengan ETF Bitcoin-nya, DEFI, yang memiliki 185 BTC.