KABARBURSA.COM - Dokter spesialis onkologi radiasi RS Cipto Mangunkusumo, dr. Angela Giselvania, Sp.Onk.Rad(K), menyoroti peran vital terapi radiasi dalam penanganan pasien kanker. Dalam diskusi kesehatan daring di Jakarta, Senin, dr. Angela menyampaikan bahwa sekitar 50-60 persen pasien kanker memerlukan terapi radiasi sebagai pendukung pengobatan kanker, melengkapi langkah-langkah bedah dan kemoterapi.
"Radiasi berperan saling membantu dengan bedah dan kemoterapi, bergantung pada jenis sel kankernya dan stadiumnya. Namun, sekitar 50-60 persen pasien kanker membutuhkan radiasi dalam proses pengobatannya," ujar dr. Angela yang merupakan alumnus Universitas Indonesia.
Terapi radiasi, atau radioterapi, memiliki tujuan untuk mengeliminasi sisa-sisa sel kanker yang mungkin masih ada setelah pembedahan dan kemoterapi, memastikan pasien bebas dari kanker. Pada beberapa kasus, terutama kanker leher rahim stadium 2B, kanker otot, dan kanker otak, radioterapi dapat dilakukan tanpa operasi pembedahan sebagai langkah awal.
Selain itu, terapi radiasi bermanfaat untuk mengurangi perdarahan pada jenis kanker tertentu dan meredakan rasa nyeri hebat yang seringkali dialami oleh pasien kanker. Ini juga menjadi alternatif ketika operasi pengangkatan kanker tidak memungkinkan atau tidak cocok bagi pasien yang tidak cukup bugar untuk menjalaninya.
"Radiasi adalah salah satu alternatif bagi pasien yang tidak memungkinkan untuk dibedah atau kondisinya tidak cukup fit. Proses radiasi tidak dirasakan oleh pasien, mirip dengan CT Scan, karena radiasi bersifat tanpa warna, tanpa rasa, dan tanpa bau," jelas dr. Angela.
Teknologi dan mesin terkini menjamin keamanan terapi radiasi, di mana hanya sel kanker yang diincar, menjaga jaringan di sekitarnya tetap aman. Meski begitu, efek samping seperti diare atau perubahan warna kulit mungkin terjadi selama proses pengobatan, tetapi akan pulih setelah terapi selesai.
Dr. Angela berharap agar lebih banyak rumah sakit menyediakan fasilitas terapi radiasi. Saat ini, jumlah rumah sakit yang menyediakan terapi radiasi masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan pasien kanker yang cukup tinggi di Indonesia. Pasien seringkali harus mendaftar berbulan-bulan sebelumnya untuk mendapatkan jadwal terapi radiasi karena keterbatasan alat.
Sebagai pesan penutup, dr. Angela menekankan pentingnya perhatian terhadap kesehatan untuk mencegah kanker dengan menjalani gaya hidup sehat. Deteksi dini, seperti menanggapi benjolan atau perubahan pada kulit, dapat memungkinkan penanganan yang lebih efektif dan tepat waktu.