Logo
>

Menguat Tipis (23/2), ini Proyeksi Rupiah Pekan Depan

Ditulis oleh KabarBursa.com
Menguat Tipis (23/2), ini Proyeksi Rupiah Pekan Depan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM-Rupiah mengalami pergerakan stabil dengan kecenderungan penguatan selama perdagangan pekan ini. Proyeksi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) masih menjadi faktor utama yang membatasi pergerakan mata uang kita.

    Menurut data dari Bloomberg pada Jumat 23 Februari 2024, rupiah ditutup pada level Rp 15.589 per dolar AS di pasar spot. Meskipun mengalami pelemahan sebesar 0,05 persen dalam satu hari, nilai tukar rupiah terpantau menguat sebesar 0,17 persen secara mingguan.

    Secara serempak, rupiah versi Jisdor Bank Indonesia (BI) berhasil menguat menjadi Rp 15.589 per dolar AS. Dalam satu hari, rupiah Jisdor terpantau menguat sekitar 0,26 persen terhadap dolar dan menguat 0,41 persen secara mingguan.

    Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa rupiah cenderung stagnan sepanjang pekan ini di tengah meningkatnya sentimen risk-on pada pertengahan pekan lalu. Pergerakan rupiah yang stabil masih berlanjut hingga akhir pekan ini, dengan terpaan sentimen dovish dari beberapa bank sentral di Asia. "Sentimen dovish terhadap suku bunga mendorong depresiasi sebagian besar mata uang Asia, termasuk rupiah yang mengalami pelemahan dan berada dalam kisaran sempit Rp 15.575 per dolar AS–Rp 15.602 per dolar AS," katanya Jumat 23 Februari 2024.

    Koordinator Riset & Edukasi Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menilai bahwa rupiah hanya mencatat penguatan tipis terhadap dolar AS dalam satu minggu ini. Hal ini disebabkan oleh ekspektasi yang kuat bahwa The Fed akan tetap pada suku bunga tingginya. "Faktor internal juga memengaruhi penguatan rupiah, terutama saat neraca perdagangan mencatat surplus pada kuartal keempat dan aliran masuk investasi, khususnya pada portofolio saham, meningkat," katanya.

    Dalam minggu depan, pergerakan rupiah diprediksi akan dipengaruhi oleh pergerakan dolar AS. Data ekonomi Amerika seperti pertumbuhan ekonomi kuartal keempat dan laju inflasi dari Core PCE akan menjadi perhatian, demikian juga dengan data manufaktur China yang berpengaruh bagi kawasan Asia.

    Josua dan Nanang memperkirakan bahwa rupiah berpotensi menguat secara terbatas dalam minggu depan, dengan kisaran antara Rp 15.525 per dolar AS hingga Rp 15.625 per dolar AS menurut Josua, dan antara Rp 15.550 per dolar AS hingga Rp 15.650 per dolar AS menurut Nanang.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi