KABARBURSA.COM – Menjelang pengumuman suku bunga Bank Indonesia pada 19 November 2025, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan minat investor akan kembali mengarah pada saham-saham sensitif suku bunga dan emiten yang sedang melakukan aksi korporasi.
Fokus pasar pada potensi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin membuat strategi trading menjadi lebih agresif, terutama pada sektor-sektor yang sebelumnya menjadi penopang pergerakan IHSG.
Retail Equity Analyst IPOT Indri Liftiany Travelin Yunus mengatakan, pendekatan investasi pekan ini harus menyesuaikan dinamika pasar yang kian bergerak cepat.
"Di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga, saham-saham yang sensitif terhadap perubahan biaya pendanaan dan sentimen aksi korporasi menjadi lebih atraktif," ujar Indri dalam keterangan resmi pada Senin, 17 November 2025.
Berdasarkan analisis IPOT, berikut proyeksi dan rekomendasi saham untuk periode trading pekan ini 17-19 November 2025.
Pertama, IPOT merekomendasikan buy untuk saham Barito Pacific Tbk (BRPT). Dengan harga saat ini di level 3.780, saham ini memiliki potensi kenaikan menuju target 4.250 atau naik 12,4 persen.
Indri menjelaskan bahwa secara teknikal BRPT masih berada di atas garis EMA 5 dan cukup solid dalam mempertahankan momentum penguatan.
Dalam sepekan terakhir, investor asing tercatat membukukan pembelian bersih sebesar 56,4 miliar rupiah, menjadi katalis positif tambahan bagi BRPT. Stop loss disarankan ditempatkan di bawah 3.610 atau melemah 4,5 persen.
Kedua, rekomendasi buy juga diberikan untuk Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dengan harga saat ini 1.005 dan target kenaikan menuju 1.100 atau naik 9,5 persen.
Analis menilai, CPIN sedang berada dalam fase reversal yang kuat, didukung lonjakan volume dan sentimen investasi besar dari Badan Pengelola Investasi Danantara yang menggelontorkan 20 triliun rupiah untuk proyek peternakan ayam dan telur. Stop loss disarankan di bawah 970 atau koreksi 3,5 persen.
Ketiga, IPOT merekomendasikan strategi Buy on Pullback untuk saham Inet Global Indo Tbk (INET). Harga saat ini berada pada 510, dengan entry ideal di rentang 494 hingga 500.
Target harga untuk saham ini adalah 535 atau potensi kenaikan 8,3 persen dinilai cukup realistis melihat pola candlestick marubozu dengan volume tinggi. Proses akuisisi INET oleh PADA yang terus berjalan menjadi katalis utama. Stop loss berada di bawah 478 atau turun 3,2 persen.
Keempat, IPOT menilai peluang penguatan juga terjadi pada instrumen pendapatan tetap, terutama obligasi pemerintah seri FR0100.
Proyeksi pemangkasan suku bunga menjadi pendorong utama kenaikan harga obligasi, dan IPOT menilai harga obligasi saat ini sudah priced in sehingga ruang penguatan terbuka lebar. Seri FR0100 dianggap lebih menarik dibanding tenor 10 tahun lainnya mengingat peluang yield yang lebih kompetitif.
Indri menyimpulkan bahwa strategi pekan ini menitikberatkan pada keseimbangan antara momentum trading dan pengelolaan risiko yang disiplin. Ia menekankan bahwa sentimen suku bunga menjadi penggerak utama pasar dalam jangka pendek.
“Selama ekspektasi pemangkasan suku bunga tetap kuat, saham-saham sensitif suku bunga dan obligasi government bond akan tetap menjadi pilihan utama pelaku pasar,” ujar Indri.
IPOT memperkirakan volatilitas akan tetap tinggi. Namun jika keputusan BI sesuai ekspektasi, proyeksi IHSG menguat pada rentang 8.325 hingga 8.500 dinilai semakin relevan bagi pelaku pasar yang memanfaatkan momentum trading pekan ini.(*)