KABARBURSA.COM - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Basuki Hadimuljono, tengah menggali potensi kolaborasi dalam infrastruktur hijau dan cerdas iklim bersama Bangladesh.
Basuki mengharapkan peningkatan kerja sama yang telah terjalin selama 50 tahun antara Indonesia dan Bangladesh.
“Kami melihat banyak kesamaan antara Indonesia dan Bangladesh, sehingga peluang kerja sama sangat besar. Kami sangat mengapresiasi kolaborasi untuk memperkuat hubungan bilateral,” ujar Basuki di Jakarta, Kamis 13 Juni 2024.
Dalam rangka menghadiri The 3rd Dushanbe Water Action Decade Conference di Republik Tajikistan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan sejumlah pertemuan bilateral.
Salah satunya dengan Menteri Lingkungan, Hutan, dan Perubahan Iklim Bangladesh, Saber Hossain Chowdhury.
Dalam pertemuan ini, Menteri Basuki mengucapkan terima kasih atas partisipasi Bangladesh dalam World Water Forum ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024.
Sementara itu, Menteri Chowdhury mengungkapkan harapannya untuk bekerja sama dengan Indonesia, khususnya dalam pengelolaan hutan, peringatan dini banjir, bencana alam, dan penggunaan material ramah lingkungan.
“Selain itu, kami berharap adanya kerja sama KPBU dalam pengelolaan mangrove. Kami memiliki hutan Sundarbans yang merupakan situs warisan dunia UNESCO. Melalui kerja sama ini, kami berharap bisa meningkatkan penanaman mangrove,” kata Chowdhury.
Sebagai informasi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono didampingi Duta Besar RI untuk Republik Tajikistan dan Kazakhstan, Fadjroel Rachman, menghadiri Plenary Session pada 3rd High Level International Conference on the International Decade for Action “Water for Sustainable Development” 2018-2028 di Dushanbe, Tajikistan.
Infrastruktur Dengan Takjikistan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengumumkan bahwa Pemerintah Indonesia tengah membuka peluang kerja sama dalam bidang industri dan infrastruktur dengan Tajikistan.
“Di bidang industri, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian terbuka untuk meningkatkan interaksi bisnis dan kerja sama antara kedua negara, terutama dalam pengembangan bidang pertambangan dan mineral,” ujar Basuki dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa.
Selama kunjungan kerja ke Republik Tajikistan untuk menghadiri The 3rd Dushanbe Water Action Decade Conference, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama Duta Besar RI untuk Republik Tajikistan dan Kazakhstan, Fadjroel Rachman, mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Teknologi Baru Republik Tajikistan Sherali Kabir.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Basuki mengapresiasi penyelenggaraan The 3rd Dushanbe Water Action Decade Conference oleh Pemerintah Tajikistan. Dia juga menyampaikan terima kasih atas sambutan dan kerja sama yang baik dengan Pemerintah Indonesia, terutama dalam merayakan 30 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
“Selamat atas penyelenggaraan The 3rd Dushanbe Water Action Decade Conference. Pertemuan ini adalah momentum yang baik bagi Indonesia dan Tajikistan untuk memperkuat kerja sama dan mencapai kemajuan yang signifikan, terutama setelah kehadiran Perdana Menteri dan delegasi Tajikistan yang memberikan dampak cukup besar pada World Water Forum ke-10 di Bali, Indonesia,” ujar Basuki.
Pada World Water Forum ke-10 di Bali, Perdana Menteri Tajikistan, Rasulzoda, bertemu dengan Presiden Jokowi untuk menyatukan komitmen dalam meningkatkan kerja sama antara kedua negara, termasuk interaksi bisnis dan penguatan kerja sama pada bidang-bidang potensial seperti industri dan infrastruktur.
Pemerintah Indonesia juga memberikan apresiasi atas pengalaman Tajikistan dalam pengembangan dan rehabilitasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Tajikistan memiliki PLTA Nurek dengan kapasitas terpasang lebih dari 3.000 megawatt, yang menyumbang sekitar 50 persen dari total kebutuhan energi tahunan di negara tersebut.
“Indonesia berkomitmen mencapai net zero carbon dengan menerapkan transisi sumber energi terbarukan, salah satunya melalui pembangunan bendungan PLTA. Hingga tahun 2024, Indonesia telah membangun sekitar 240 bendungan besar, dengan sebagian besar terletak di wilayah Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara,” kata Basuki.
Dia juga mengapresiasi Tajikistan yang telah memiliki peta jalan mencapai netralitas karbon pada tahun 2050, dan telah menerapkan energi hijau dengan memanfaatkan tenaga air. Basuki menegaskan bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Indonesia juga akan menerapkan energi hijau, termasuk penggunaan tenaga air.
Kerja Sama Pengelolaan Air
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Tajikistan Qohir Rasulzoda mengadakan pertemuan bilateral di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum Ke-10 di Bali, Senin. Kedua pemimpin tersebut membahas kerja sama dalam pengelolaan sumber daya air, dengan menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk mengatasi tantangan global terkait air.