KABARBURSA.COM - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia telah mengirimkan 11 relawan medis ke Gaza, Palestina.
Ketua Presidium MER-C Indonesia, Sarbini Abdul Murad, menyatakan bahwa 11 relawan tersebut terdiri dari tim dokter, tim perawat, dan tim logistik.
"Saat ini ada 11 relawan MER-C yang telah tiba di Gaza, termasuk tim dokter, tim bedah, dan juga tim perawat. Ditambah dengan 2 relawan yang sudah berada di sana, total ada 13 relawan MER-C yang saat ini berada di sana. Mereka akan bekerja minimal selama 2 minggu," ujar Sarbini dalam konferensi pers pada Selasa 19 Maret 2024.
Para relawan ini diberangkatkan untuk memberikan bantuan medis kepada korban sipil yang terluka akibat kekerasan yang terjadi di Gaza oleh Israel.
Sarbini juga menjelaskan bahwa relawan-relawan yang dikirimkan khususnya terlatih dalam penanganan bencana. Mereka saat ini berada di wilayah selatan Gaza karena alasan keamanan.
"Teman-teman relawan kami saat ini berada di Raffah, di selatan Gaza, dan kami masih belum diberikan akses ke wilayah tengah dan utara Gaza," tambahnya.
Sementara itu, Sarbini juga mengajak seluruh komponen kesehatan Indonesia, termasuk organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), serta organisasi kesehatan lainnya, untuk memberikan dukungan.
"Kami mengajak semua pihak untuk membentuk koalisi besar guna terus mengirimkan tim medis ke Gaza," katanya.
Ia juga menyerukan agar pemerintah Indonesia terus memberikan dukungan kepada warga Palestina. "Kami juga mengajak pemerintah untuk bersama-sama memberikan bantuan kepada warga Gaza," tegasnya.
Sebagai informasi, konflik di Gaza, Palestina, masih terus berlanjut hingga saat ini. Agresi yang dimulai sejak 7 Oktober 2024 oleh Angkatan Bersenjata Israel (IDF) masih terus berlanjut dengan serangan terus-menerus terhadap wilayah Gaza dan Tepi Barat.
Tindakan agresi tersebut, termasuk penghancuran fasilitas-fasilitas penting, termasuk rumah sakit, yang seharusnya dilindungi oleh hukum internasional. Korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, menjadi penerima dampak yang paling tragis dari konflik ini.