Logo
>

Merger ADMF–MFIN Sah, ini yang Perlu Investor Tahu!

Merger ADMF–MFIN efektif 1 Oktober 2025, saham MFIN delisting dan ditukar jadi 235,8 juta saham ADMF.

Ditulis oleh Syahrianto
Merger ADMF–MFIN Sah, ini yang Perlu Investor Tahu!
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) dan PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) resmi menetapkan jadwal final penggabungan usaha. (Foto: Dok. Adira Finance)

KABARBURSA.COM – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) dan PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) resmi menetapkan jadwal final penggabungan usaha. 

Berdasarkan keterbukaan informasi, manajemen menjelaskan bahwa penggabungan usaha efektif berlaku mulai 1 Oktober 2025. 

Seluruh saham MFIN, kecuali yang dimiliki ADMF, akan ditukar menjadi 235,8 juta lembar saham ADMF. 

Rasio konversi ditetapkan sebesar 1 saham MFIN setara dengan 0,052401 saham ADMF. 

Dengan skema ini, pemegang saham MFIN akan otomatis menjadi pemegang saham ADMF setelah delisting MFIN dari BEI pada 2 Oktober 2025.

Corporate Secretary Adira Finance, Veronika Diah Puspitaningrum, menyebut bahwa penyusunan jadwal merger telah melalui serangkaian persetujuan dari regulator, kreditur, dan pemegang saham. 

“Penggabungan usaha ini telah memperoleh pernyataan efektif OJK dan persetujuan pemegang saham pada RUPSLB. Selanjutnya, ADMF akan menjadi entitas penerima penggabungan,” jelas Veronika, dalam keterangannya, Jumat, 26 September 2025.

Dari pihak MFIN, Corporate Secretary Andreas Dwi Kurniawan menyampaikan bahwa merger tidak berdampak signifikan terhadap operasional maupun kondisi keuangan perseroan. 

“Penyesuaian jadwal final penggabungan usaha antara ADMF dan MFIN tidak akan berpengaruh terhadap kelangsungan usaha perseroan,” ujarnya dalam laporan resmi.

Detail Tahapan Merger MFIN–ADMF

Dokumen resmi menunjukkan tahapan merger mencakup persetujuan dewan komisaris pada 28 April 2025, penyampaian ringkasan rancangan merger pada 30 April 2025, hingga pengumuman tambahan informasi pada 30 Juni 2025. 

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) diselenggarakan pada 30 Juni 2025 dan menyetujui rancangan merger, termasuk mekanisme pembelian kembali saham bagi investor yang tidak menyetujui.

Tanggal perdagangan terakhir saham MFIN ditetapkan pada 26 September 2025, sementara suspensi saham berlaku 29–30 September. 

Pemegang saham MFIN yang tercatat pada 30 September 2025 berhak memperoleh saham ADMF hasil merger. 

Pencatatan tambahan saham ADMF di BEI akan efektif pada 2 Oktober 2025.

Selain itu, dokumen keterbukaan informasi juga menyebutkan bahwa proses likuidasi MFIN pascamerger akan berjalan maksimal dua tahun setelah mendapat persetujuan OJK, dengan jadwal kerja dan anggaran diajukan ke regulator pada November–Desember 2025.

Kinerja Saham Jelang Merger

Menjelang finalisasi merger, saham MFIN ditutup menguat signifikan pada perdagangan Jumat, 26 September 2025. 

Saham naik 5,95 persen atau 50 poin ke Rp890 per saham dengan volume 1,44 juta lot dan nilai transaksi Rp1,2 triliun. 

Saham sempat menyentuh level tertinggi Rp910 sebelum akhirnya ditutup di kisaran Rp890.

Sebaliknya, saham ADMF ditutup melemah tipis 0,28 persen ke Rp8.900 per saham. 

Volume perdagangan hanya 55.800 lot dengan nilai transaksi Rp496,9 miliar. 

Harga saham bergerak sempit di rentang Rp8.900–Rp8.950 sepanjang sesi.

Meski berbeda arah, pergerakan saham keduanya mencerminkan respon pasar terhadap aksi korporasi. 

Investor menilai MFIN mendapat sentimen positif karena adanya kepastian konversi saham ke ADMF, sedangkan saham ADMF relatif stabil karena menjadi entitas penerima merger dengan kapitalisasi besar. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.