KABARBURSA.COM - ByteDance Ltd mengumumkan pemangkasan sekitar 450 pekerja dari divisi e-commerce di Indonesia. Ini adalah putaran pertama pengurangan tenaga kerja sejak penggabungan TikTok Shop dengan Tokopedia pada Januari lalu.
Pengurangan ini, yang mencakup sekitar 9 persen dari total karyawan perusahaan, akan dimulai bulan ini. Jumlah final pekerja yang terkena dampak masih dalam pembahasan dan bisa berubah seiring dengan perkembangan situasi.
Langkah ini menunjukkan upaya raksasa media sosial asal China tersebut untuk merombak operasional e-commerce di Indonesia, dengan tujuan memangkas biaya setelah merger senilai USD 1,5 miliar antara TikTok Shop dan Tokopedia milik GoTo Group.
Indonesia menjadi pasar utama dalam ambisi e-commerce ByteDance. Namun, persaingan sangat ketat dengan pemain besar seperti Shopee dari Sea Ltd dan Lazada dari Alibaba Group Holding Ltd.
ByteDance memotong staf di berbagai divisi, termasuk periklanan dan operasional, sebagian untuk menghilangkan fungsi yang tumpang tindih. Setelah penggabungan, bisnis e-commerce ByteDance di Indonesia memiliki sekitar 5.000 karyawan.
Perwakilan ByteDance menolak memberikan komentar.
Perjanjian yang tidak biasa ini membuat GoTo menjadi pendukung pasif dari operasional e-commerce yang digabungkan, memungkinkan ByteDance untuk memulai kembali bisnisnya di Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku. Aturan ini bertujuan melindungi layanan e-commerce lokal dan usaha kecil dari dominasi perusahaan asing.
ByteDance bergabung dengan raksasa teknologi China lainnya seperti Alibaba dan Tencent Holdings Ltd dalam upaya merampingkan bisnis dan meningkatkan keuntungan di tengah perlambatan ekonomi global. Selama dua tahun terakhir, perusahaan-perusahaan ini telah memangkas puluhan ribu pekerjaan.
TikTok, yang menghadapi tekanan regulasi di AS, juga memberhentikan ratusan karyawan di tim pemasaran dan operasional globalnya bulan lalu, sebagai bagian dari perombakan besar yang dilakukan oleh ByteDance. (*)