Logo
>

Meski Sudah Disubsidi, Sepeda Motor Listrik Enggak Laku

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Meski Sudah Disubsidi, Sepeda Motor Listrik Enggak Laku

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pengamat Transportasi dari Masyarakat Tranportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai upaya pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp12,3 triliun untuk subsidi motor listrik sebagai langkah keliru.

    “Motor listrik itu kurang laku. Sudah dicoba diberi uang Rp7 juta (subsidi motor listrik), orang juga tak mau beli. Kecuali sepeda listrik, itu laku,” kata Djoko kepada Kabar Bursa, Senin, 10 Juni 2024.

    Djoko mengungkapkan, sejak tahun lalu, tidak sampai 5 persen kendaraan listrik yang laku, padahal anggaran yang digelontorkan pemerintah sudah besar.

    Minat masyarakat pada motor listrik, kata dia, belum terlalu tinggi karena masyarakat di semua strata ekonomi telah memiliki motor. Faktor lain yang membuat motor listrik tidak laku, kata dia, adalah karena tidak laku dijual apabila sudah tidak dibutuhkan.

    “Semua orang sudah punya sepeda motor, ngapain beli lagi. Konversi juga belum terlalu diminati masyarakat. Masyarakat akan berpikir bagaimana jika baterai habis di tengah jalan. Kalau pakai motor biasa, 5 menit sudah terisi,” jelasnya.

    Menurutnya, perubahan gaya hidup masyarakat untuk menggunakan motor listrik butuh waktu lama. Menurutnya, 75-100 tahun lagi masyarakat baru akan beralih menggunakan motor listrik.

    Terkait perubahan masyarakat, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini mengungkapkan, China butuh waktu hingga 80 tahun untuk bisa beralih ke kendaraan listrik.

    “China sudah dipaksakan pemerintah masih butuh waktu segitu. Sedangkan kita, pejabat saja yang memaksakan agar dirinya saja yang makin kaya. Coba yang punya motor listrik itu siapa?” ujarnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya, Subsidi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLB) telah tersalurkan sebanyak 30.083 unit motor listrik, mencapai 60,1 persen dari target realisasi yang ditetapkan sebanyak 50.000 unit.

    “Progres penyaluran bantuan pembelian motor listrik hingga hari ini telah melampaui total penyaluran bantuan di tahun 2023. Melihat tren penjualan motor listrik pada periode Januari-Mei 2024, kami menargetkan kuota bantuan pembelian 50.000 unit KBLBB roda dua bisa tercapai pada Agustus atau awal September mendatang,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, Selasa, 28 Mei 2024.

    Tapi jika melihat data dari Sistem Informasi Pembelian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (SisaPira) pada hari ini Kamis, 6 Juni 2024, jumlah motor listrik yang tersalurkan baru 15.109 unit, jumlah yang terverifikasi 4.604 dan yang sedang dalam proses pendaftaran 12.918 unit.

    Dari jumlah tersebut, besaran subsidi motor listrik yang diberikan pemerintah baru mencapai Rp105.735.000 unit. Jumlah ini berasal dari jumlah subsidi yang diberikan Rp7 juta dikalikan jumlah kendaraan yang tersalur.

    Potensi Ekspansi Sepeda Motor Listrik Indonesia

    Di lain pihak, Ketua Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Budi Setyadi menilai, peluang ekspansi motor listrik Indonesia ke luar negeri semakin besar. Ia mengklaim, produksi dan pemasaran sepeda motor listrik di Indonesia telah menarik perhatian negara lain, terutama Tiongkok, yang mulai melirik potensi besar ini.

    “China itu lg melirik potensi produksi dan juga pemasaran utk sepeda motor listrik di Indonesia,” terangnya kepada Kabar Bursa, Sabtu 25 Mei 2024.

    Budi menyebutkan, bahwa beberapa merek, seperti Sunra dan Pasific, telah membangun pabrik besar di Indonesia, menunjukkan kepercayaan internasional terhadap potensi industri sepeda motor listrik di Indonesia.

    Dia mengungkapkan beberapa pabrik sudah melakukan MoU dengan beberapa negara, salah satunya Kamboja untuk pengiriman 17.000 motor listrik merek Grentech dari Indonesia. Selain Kamboja, negara Asia Tenggara yang juga jalin kerja sama ekspor adalah Malaysia.

    “United telah lama melakukan ekspor ke Malaysia, dan pasar terbuka pertama kali di ASEAN itu adalah United,” jelas Budi.

    Dia mengungkapkan Indonesia berpotensi menjadi central produksi motor listrik di ASEAN karena ekosistem motor listrik yang sudah mulai berkembang dibangdingkan dengan negara Asia Tenggara lain.

    “Artinya secara kuantitas indonesia sudah cukup banyak sepeda motor listrik pabriknyaya,” ungkap dia.

    Di luar Asia Tenggara, lanjut dia, peluang ekspansi juga terbuka untuk pasar Amerika Latin dan Afrika. “Saya pernah mendengar ada beberapa negara di Amerika Latin yang menjajaki untuk memunculkan sepeda motor listrik dari Indonesia,” tambahnya. (cit/*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.