KABARBURSA.COM - PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) resmi meluncurkan penawaran obligasi berkelanjutan V tahap I tahun 2024 dengan total pokok mencapai Rp500 miliar.
Menurut informasi terbaru yang dirilis perusahaan pada Kamis, obligasi ini terbagi dalam tiga seri. Seri A mencakup nilai Rp98,88 miliar dengan tingkat bunga 9,25 persen per tahun dan memiliki jangka waktu 370 hari. Seri B mencatatkan nilai Rp134,505 miliar dengan bunga 10,7 persen per tahun dan masa jatuh tempo selama tiga tahun, sementara Seri C mencatatkan nilai Rp64,91 miliar dengan tingkat bunga 11,50 persen per tahun dan periode lima tahun. Seperti dalam keterangan di Jakarta, 2 Januari 2024.
Sisa nilai obligasi sebesar Rp201,705 miliar dijamin berdasarkan kesanggupan terbaik. Jika sejumlah atau seluruh obligasi yang dijamin dengan kesanggupan terbaik tidak terjual, perusahaan tidak berkewajiban untuk menerbitkannya.
Peringkat idBBB+ diberikan oleh Pefindo untuk obligasi ini, dengan MNC Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi dan Bank Rakyat Indonesia sebagai wali amanat.
Masa penawaran umum dijadwalkan pada 2-7 Januari 2025, dengan penjatahan pada 8 Januari 2025, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 13 Januari 2025.
Dana yang diperoleh dari emisi obligasi, jika terserap penuh sebesar Rp298,295 miliar, sebanyak Rp235,625 miliar akan digunakan untuk melunasi obligasi yang jatuh tempo pada 29 Januari 2025, sementara sisanya akan dipergunakan untuk modal kerja.
Catatan Laporan Keuangan
PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), holding MNC Group, mengumumkan pendapatan sembilan bulan pertama 2024 mencapai Rp5,96 triliun. Hasil ini turun 1 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp6,04 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, Co-CEO MNC Group Angela Tanoesoedibjo mengatakan meski secara tahunan turun, pendapatan di kuartal III 2024 naik 1 persen yoy menjadi Rp1,62 triliun.
“Perseroan masih berhasil meraih pertumbuhan pendapatan yang positif pada kuartal III 2024,” ujar dia dalam keterangan resminya, Senin, 4 Oktober 2024.
Dalam rinciannya, MNCN melaporkan kenaikan pendapatan digital sebesar 2 persen yoy, mencapai Rp1,94 triliun untuk periode Januari-September 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja yang kuat di seluruh platform digitalnya, termasuk superapp AVOD RCTI+, portal daring melalui iNews Media Group, dan pendapatan dari media sosial.
Selain itu, mulai November 2024, manajemen MNCN menyampaikan akan ada peningkatan pendapatan iklan pada saluran FTA di RCTI+ karena perseroan mengintegrasikan penjualan inventaris iklan, yang digabungkan antara platform TV FTA & RCTI+ dan inventaris iklan baru pada RCTI+.
Sementara itu, pendapatan nondigital perseroan turun 26 persen yoy menjadi Rp2,52 triliun di sembilan bulan pertama 2024. Namun, meskipun mengalami penurunan, MNCN tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin industri dengan menyediakan pemrograman TV yang terbaik dengan pangsa pasar sebesar 36,9 persen.
Selain itu, MNCN berharap dapat meningkatkan pendapatan TV FTA pada kuartal IV 2024, didorong oleh jajaran program unggulan sampai dengan akhir tahun. Inisiatif baru untuk TV FTA MNCN juga akan berasal dari penayangan konten orisinil Vision+ dan memanfaatkan peluang pada penjualan iklan TV lokal melalui iNews Local TV Networks.
“Saya puas dengan hasil yang cukup baik pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Dalam menghadapi berbagai tantangan di industri, MNCN telah berhasil meningkatkan lini pendapatan lainnya yang berasal dari digital, berlangganan, dan penjualan konten,” ungkap Angela.
Pendapatan Konten dan IP MNCN
Hingga September 2024, pendapatan dari konten dan IP MNCN telah mencapai Rp1,35 triliun, mencerminkan peningkatan 44 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Angela mengatakan, pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh peningkatan penjualan konten orisinil dan lisensi dari pustaka konten kepada pihak ketiga. Dengan begitu, secara neto, pendapatan tersebut kepada pihak ketiga mencapai Rp916 miliar, dihitung sebagai pendapatan konten dan IP dikurangi eliminasi.
Selanjutnya, periode Januari-September 2024 itu pula pendapatan berlangganan dari superapp SVOD MNCN, Vision+, tumbuh signifikan dari Rp375 miliar menjadi Rp493 miliar. Kenaikannya mencapai 31 persen yoy. Sementara di kuartal III 2024, pendapatan berlangganan MNCN meningkat 37 persen yoy menjadi Rp173 miliar.
“Katalis utama atas peningkatan pendapatan dari Vision+ tahun ini berasal dari paket premium berlangganan yang lebih baik,” jelas Angela.
Di samping itu, MNCN mencatat beban langsung turun sebesar 2 persen yoy menjadi Rp2,83 triliun di periode sembilan bulan tahun pertama 2024. Penyebabnya adalah peningkatan efisiensi dalam pengadaan konten dan memproduksi konten tertentu di fasilitas studio luar ruangan milik perseroan, Movieland, yang menawarkan berbagai backlot dan fasad yang cocok untuk proses produksi konten dan dapat berkontribusi pada efisiensi dan efektivitas biaya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.