Logo
>

MTIB Melawat Ke Jepara, Ingin Belajar Soal Industri Kayu

Ditulis oleh KabarBursa.com
MTIB Melawat Ke Jepara, Ingin Belajar Soal Industri Kayu

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Malaysian Timber Industry Board ( MTIB/Lembaga Perindustrian Kayu Malaysia) berkunjung ke Kabupaten Jepara. Kunjungan tersebut dalam rangka menimba ilmu dan bertukar pikiran terkait pembangunan di sektor industri kayu.

    Direktur Malaysian Timber Industry Board, Norazli bin Ismail mengatakan industri pengolahan kayu di Malaysia saat ini sedang tumbuh dan berkeinginan untuk berkembang, seperti produksi kayu di Indonesia.

    Menurutnya, Indonesia sendiri merupakan negara pengimpor kedua terbesar dalam produksi kayu.

    “Tujuan kami hadir di sini ialah menimba ilmu dan bertukar pandangan bagi pembangunan ekonomi,” katanya seperti dikutip.

    Dengan begitu, dia berharap agar ke depannya Indonesia dan Malaysia dapat membangun kerja sama antar agensi.

    Sementara, Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta ungkapkan terima kasih kepada Malaysian Timber Industry Board atas lawatanya di Jepara, serta pengakuan atas posisi Jepara sebagai The World Carving Center.

    “Kami mengekspor produk ukiran dan furnitur dari kayu ke hampir 100 negara. Nilai ekspor produk ini paling dominan, di antara seluruh komoditas ekspor dari Jepara,” jelasnya.

    Disampaikan, total nilai ekspor Jepara adalah 659,2 juta dolar AS. Dari jumlah itu, 302,7 juta dolar AS disumbang oleh produk furnitur dari kayu. Selain itu, masih ada produk handycraft dari kayu sebesar 5,8 juta dolar AS dan kayu olahan 10,6 juta dolar AS.

    “Dengan kontribusi industri ukir dan furnitur dari kayu sebagai pilar utama perekonomian daerah Jepara, mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Jawa Tengah dan nasional,” ucapnya.

    Harapan Pengusaha Mebel

    Pengusaha yang bergerak di bidang mebel dan ukiran dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengungkapkan harapannya terhadap Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 yang dijadwalkan berlangsung pada 5-8 September 2023 di Jakarta. Mereka berharap bahwa acara tersebut dapat menghidupkan kembali industri mebel dengan membuka kembali pasar ekspor untuk produk mebel dan ukiran yang berasal dari daerah tersebut.

    Muhammad Haidar Zaqi Umar, seorang pengusaha mebel dari Jepara, menyatakan harapannya di Jepara pada hari Selasa. Dia mengungkapkan harapannya bahwa momentum internasional tersebut dapat membantu industri furnitur, terutama di Kabupaten Jepara, untuk pulih dari dampak buruk pandemi yang telah melanda selama dua tahun terakhir.

    Umar juga menyebutkan bahwa beberapa negara di ASEAN, seperti Malaysia dan Singapura, memiliki potensi sebagai pasar ekspor yang baik bagi pelaku usaha industri furnitur di Jepara. Dia mengakui bahwa produk-produk furnitur berkualitas yang mereka hasilkan membuat negara-negara ASEAN menjadi target pasar yang menjanjikan.

    Furncraft.id, usaha milik Umar, telah mampu menyediakan beragam produk furnitur berkualitas, sehingga negara-negara ASEAN menjadi sasaran yang menarik bagi produk-produk mereka. Mereka bahkan telah mengirim pesanan mebel ke Singapura untuk beberapa merek tertentu.

    Menurut Umar, pasar furnitur di Singapura cukup menjanjikan karena banyak pedagang yang aktif di sektor tersebut. Bahkan, pedagang sering kali melakukan perubahan merek dan menjual kembali produk asli Jepara yang sudah terkenal akan kualitasnya.

    Kendati demikian, kata dia, saat ini yang paling dibutuhkan industri furnitur di Jepara adalah edukasi mengenai merek dan desain. Karena yang terjadi industri furnitur Jepara hanya menjadi produsen dari desain dan merek orang lain, sehingga pemerintah diharapkan bisa ikut memfasilitasi industri furnitur Jepara untuk mendukung branding dan desainnya.

    "Sudah saatnya industri ini menjadi pemilik merek dengan desain yang otentik. Jadi produksi untuk merek luar berjalan, tetapi memperkenalkan merek kita sendiri juga jalan. Diskriminasi perdagangan harus ditolak dan hilirisasi industri tidak boleh dihalangi," ujarnya.

    Menurut dia, semua pihak harus terus menyuarakan kerja sama yang setara karena pengusaha mebel dan ukir Jepara juga mampu mendesain, memproduksi, memberi merk, serta memasarkan.

    Apalagi pemerintah juga sudah memberikan kemudahan bagi industri untuk mengurus perizinan dengan mudah yang bisa dilakukan secara daring. Misal, untuk pendaftaran merek HAKI hanya menghabiskan biaya Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta.

    Pengusaha furnitur Hoii, Wahyu Susilo Adi mengaku bangga Indonesia menjadi tuan rumah KTT ASEAN, sehingga ada peluang memperkenalkan kembali produk ukir dari Kabupaten Jepara.

    Ia menambahkan kegiatan internasional KTT ASEAN tersebut bisa membuka pasar baru yang dapat meningkatkan gairah pasar furnitur.

    "Selama ini perusahaan yang memproduksi beragam produk mebel itu telah masuk ke pasar ekspor di Taiwan. Semoga KTT ASEAN ini juga bisa membuka pasar baru ekspor untuk mebel ukir, bukan hanya mebel yang minimalis," ujarnya.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi