KABARBURSA.COM - Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto menyoroti soal perbedaan perilaku konsumen jelang mudik lebaran Idulfitri antara tahun 2024 dan 2023.
"Saya rasa mudik tahun ini agak lain ya karena kalau dibandingkan dengan tahun lalu, yang lebaran sama-sama bulan April itu konsumen tahun lalu tidak dihajar kenaikan harga sejak awal tahun, bahkan sudah mereka rasakan sejak November 2023," ujarnya dalam diskusi publik INDEF, "Dinamika Lebaran dan Arah Ekonomi Prabowo-Gibran", Selasa, 26 Maret 2024.
Eko menjelaskan salah satu contoh yakni kenaikan harga beras yang telah memberi dampak signifikan terhadap konsumsi masyarakat. Bahkan masyarakat merasakannya sejak November dan Desember 2023.
"Harga beras sudah tinggi, tidak bisa dikendalikan pemerintah. Itu menggambarkan bahwa potensi dari laju konsumsi yang akan meningkat sebetulnya mulai tergerus sejak awal tahun," ucap Eko.
Lebih lanjut, dalam suasana mudik lebaran, masyarakat mungkin tidak melakukan kebiasaan pada mudik-mudik sebelumnya, antara lain memberi uang fitrah kepada sanak saudara mereka.
"Tekanan harga telah dirasakan konsumen. Betul mereka mudik tapi uang fitrahnya tergerus karena kenaikan harga, tidak hanya beras, tapi telur, daging sehingga ini konsekuensi ketidakmampuan pemerintah mengendalikan harga jelang lebaran," terang Eko.
Untuk diketahui, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan sebanyak 193 juta jiwa akan melakukan perjalanan mudik tahun ini.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan sekitar 50 persen dibanding jumlah pemudik pada tahun 2023 lalu.
"Jumlah pemudik berdasarkan hasil survei diprediksi akan sekitar 193 juta atau terdapat kenaikan 50 persen dibanding mudik tahun lalu,” kata Muhadjir. (ari/prm)