Logo
>

Net Sell di Bursa Melonjak, GOTO Banjir Dana Asing

Ditulis oleh KabarBursa.com
Net Sell di Bursa Melonjak, GOTO Banjir Dana Asing

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Asing masih mencatatkan aktivitas net sell yang signifikan di pasar saham. Dalam sepekan terakhir, investor asing mencatat penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 9,31 triliun di seluruh pasar dari Kamis 18 April 2024 kemarin. Dibandingkan dengan sehari sebelumnya, aktivitas net sell asing mencapai Rp 723,71 miliar.

    Menurut pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy, tekanan jual terhadap saham-saham masih akan berlanjut selama ketegangan geopolitik tetap tinggi. Dia menyatakan bahwa tekanan jual ini akan berkurang jika ketegangan politik mereda dan Federal Reserve AS menurunkan suku bunga.

    Analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo melihat potensi kenaikan sekitar 10 persen-15 persen untuk beberapa saham perbankan seperti BMRI, BBCA, dan BBRI. "Saat rupiah menguat, saham perbankan berpotensi untuk membalikkan tren," katanya Jumat 19 April 2024.

    Budi juga menyarankan investor untuk mempertimbangkan saham-saham yang memiliki bisnis ekspor dan emiten tambang emas, karena mereka masih dapat mendapatkan sentimen positif dari kenaikan harga komoditas.

    Namun, di tengah gelombang net sell, ada saham yang justru menerima aliran dana asing yang signifikan dalam sebulan terakhir, salah satunya adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Sejak 18 Maret hingga 17 April 2024, total net buy asing di saham GOTO mencapai Rp 281 miliar, menjadi salah satu yang terbesar di antara emiten-emiten baru. "Data perdagangan menunjukkan bahwa dalam periode 1-5 April 2024, asing net buy GOTO mencapai Rp 116 miliar, masih menjadi yang terbesar dibandingkan dengan emiten sektor teknologi lainnya di Indonesia," katanya.

    "Meskipun harga saham GOTO sedang tertekan, masuknya dana asing ke saham ini menandakan optimisme pelaku pasar terhadap daya saing GOTO. Pelaku pasar juga berharap pada kinerja GOTO di kuartal I-2024, terutama dengan pendapatan rutin dari Shop Tokopedia yang sudah mulai dibukukan dan dekonsolidasi beban operasional Tokopedia," beber Budi.

    Analis Citi Ferry Wong dan Ryan Davis memprediksi bahwa kolaborasi antara TikTok dan Tokopedia akan meningkatkan kemampuan bersaing di sektor e-commerce. Mereka menyarankan bahwa TikTok Shop-Tokopedia, yang kemungkinan akan dinamai Shop Tokopedia, berpotensi menjadi pemimpin pasar dengan pertumbuhan yang pesat.

    Bahana Sekuritas, dalam laporan risetnya, juga menyoroti daya saing GOTO. Mereka menganggap bahwa kenaikan biaya komisi dari Tokopedia dan TikTok Shop akan memberikan sinyal positif kepada pesaing lama seperti Shopee, Bukalapak, dan Blibli. Mereka percaya bahwa persaingan e-commerce di Asia Tenggara akan menjadi lebih rasional karena fokus utama para pemain utama adalah pada profitabilitas.

    Bahana Sekuritas memprediksi bagi hasil dari entitas gabungan sebesar Rp 880 miliar pada tahun 2024, melebihi panduan perusahaan sebesar Rp 700 miliar, didorong oleh tingkat komisi yang baru.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi