Logo
>

Nilai Ekspor dan Impor Jateng Mei 2024 Naik Signifikan

Ditulis oleh KabarBursa.com
Nilai Ekspor dan Impor Jateng Mei 2024 Naik Signifikan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng pada 1 Juli 2024, nilai ekspor Provinsi Jawa Tengah pada Mei 2024 tercatat sebesar USD966,58 juta.

    Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 29,18 persen dibandingkan dengan nilai ekspor pada April 2024. Jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada Mei 2023, terjadi peningkatan sebesar 1,16 persen.

    Peningkatan ekspor pada Mei 2024 dibandingkan dengan April 2024 disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas dan nonmigas. Ekspor migas mengalami kenaikan sebesar 59,57 persen, dari USD31,66 juta pada April menjadi USD50,52 juta pada Mei. Sementara itu, ekspor nonmigas meningkat sebesar 27,84 persen, dari USD716,56 juta pada April menjadi USD916,06 juta pada Mei.

    Peningkatan ekspor migas terutama disebabkan oleh naiknya ekspor hasil minyak. Pada bulan yang sama, tidak ada ekspor gas, gas alam, dan minyak mentah.

    Peningkatan terbesar nilai ekspor non migas pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 terjadi pada sepuluh komoditas utama, salah satunya adalah komoditas pakaian dan aksesorinya (rajutan) yang naik sebesar USD32,62 juta atau 35,29 persen.

    Komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 12,83 persen terhadap total ekspor non migas pada periode Januari-Mei 2024.

    Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar pada Mei 2024 adalah Amerika Serikat (AS) dengan nilai ekspor sebesar USD359,56 juta, diikuti oleh Jepang sebesar USD77,72 juta, dan Tiongkok sebesar USD55,49 juta.

    Ketiga negara ini menyumbang 55,84 persen dari total ekspor nonmigas selama Januari-Mei 2024.

    Sementara itu, nilai impor Jateng pada Mei 2024 mencapai USD1.307,49 juta, naik sebesar 23,52 persen dibandingkan dengan nilai impor pada April 2024. Namun, jika dibandingkan dengan nilai impor pada Mei 2023, terjadi penurunan sebesar 17,92 persen.

    Peningkatan nilai impor Jateng pada Mei 2024 sebesar USD249,00 juta atau 23,52 persen dibandingkan dengan April 2024 disebabkan oleh meningkatnya impor nonmigas sebesar USD218,84 juta atau 44,90 persen, sementara impor migas mengalami peningkatan sebesar USD30,16 juta atau 5,28 persen.

    Peningkatan impor migas dipicu oleh naiknya impor minyak mentah sebesar USD30,19 juta atau 6,69 persen.

    Jika dibandingkan dengan Mei 2023, nilai impor Jateng pada Mei 2024 mengalami penurunan sebesar USD285,54 juta atau 17,92 persen. Penurunan ini terjadi karena turunnya impor migas sebesar USD269,28 juta atau 30,93 persen, dan impor nonmigas turun sebesar USD16,26 juta atau 2,25 persen.

    Penurunan impor migas terutama disebabkan oleh turunnya impor minyak mentah sebesar USD247,18 juta atau 33,92 persen, dan hasil minyak sebesar USD22,10 juta atau 15,57 persen.

    Pada Mei 2024, nilai impor nonmigas mencapai USD706,20 juta, naik sebesar USD218,84 juta atau 44,90 persen dibandingkan dengan April 2024.

    Peningkatan terbesar pada golongan komoditas utama terjadi pada serealia, yang naik sebesar USD34,66 juta atau 86,30 persen.

    Komoditas lain yang juga mengalami peningkatan adalah plastik dan barang dari plastik, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, kendaraan dan bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, kain rajutan, kapas, bahan kimia organik, dan filamen buatan. Hanya komoditas biji dan buah mengandung minyak yang mengalami penurunan sebesar USD3,92 juta atau 12,98 persen.

    Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada Mei 2024 adalah Tiongkok dengan nilai impor sebesar USD364,61 juta, diikuti oleh Amerika Serikat sebesar USD46,69 juta, dan Thailand sebesar USD30,61 juta.

    Neraca perdagangan Jawa Tengah pada Mei 2024 mengalami defisit sebesar USD340,91 juta. Neraca perdagangan migas defisit sebesar USD550,77 juta, sementara neraca perdagangan nonmigas mencatat surplus sebesar USD209,86 juta.

    NTP dan GKP Petani Jateng Naik

    Nilai Tukar Petani (NTP) dan Harga Gabah Kering Panen (GKP) di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada Juni 2024 mengalami kenaikan yang signifikan.

    Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng pada 1 Juli 2024, NTP Jateng pada Juni 2024 tercatat sebesar 113,02, naik 2,01 persen dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya yang sebesar 110,79.

    Kenaikan NTP ini disebabkan oleh peningkatan Indeks Harga yang Diterima petani (It) sebesar 1,90 persen yang lebih cepat dibandingkan penurunan Indeks Harga yang Dibayar petani (Ib) sebesar 0,12 persen.

    Seluruh subsektor mengalami kenaikan NTP, termasuk subsektor tanaman pangan yang naik 2,71 persen, subsektor hortikultura yang naik 1,46 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik 0,63 persen, subsektor peternakan yang naik 1,21 persen, dan subsektor perikanan yang naik 0,003 persen.

    Pada Juni 2024, beberapa komoditas pertanian mengalami kenaikan harga, termasuk gabah, kentang, cabai merah, cabai rawit, petai, bawang daun, buncis, kacang panjang, salak, kopi, tebu, sapi potong, kambing, dan bandeng payau.

    Namun, beberapa komoditas lainnya mengalami penurunan harga seperti bawang merah, kol/kubis, jagung, ayam ras pedaging, ketela pohon, tomat, telur ayam ras, labu siam, petsai/sawi putih, cengkeh, dan pisang.

    Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Jateng pada Juni 2024 juga mengalami kenaikan sebesar 1,64 persen, dari 114,44 pada bulan sebelumnya menjadi 116,31.

    Sementara itu, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 8,39 persen dan Harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan naik 8,14 persen pada Juni 2024. Tercatat ada 203 observasi transaksi penjualan gabah di 28 kabupaten dengan mayoritas gabah termasuk dalam kelompok Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 53,20 persen, Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 46,31 persen, dan Gabah Luar Kualitas sebanyak 0,49 persen.

    Di tingkat petani, harga gabah tertinggi pada Juni 2024 sebesar Rp7.500 per kg berasal dari varietas Ciherang di Kabupaten Demak.

    Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp5.000 per kg berasal dari varietas IR 64 dan Inpari 32 HDB di Kabupaten Magelang dan Rembang.

    Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi pada Juni 2024 sebesar Rp7.600 per kg berasal dari varietas Ciherang di Kabupaten Demak. Harga gabah terendah di tingkat penggilingan sebesar Rp5.050 per kg berasal dari varietas Inpari 32 HDB di Kabupaten Rembang.

    Rata-rata harga gabah kelompok kualitas GKG di tingkat petani naik 8,17 persen dari Rp6.107,26 per kg pada Mei 2024 menjadi Rp 6.606,02 per kg pada Juni 2024. Harga kelompok kualitas GKP naik 8,39 persen dari Rp 5.621,67 per kg pada Mei 2024 menjadi Rp 6.093,09 per kg pada Juni 2024.

    Rata-rata harga gabah kelompok kualitas GKG di tingkat penggilingan naik 8,14 persen dari Rp6.178,98 per kg pada Mei 2024 menjadi Rp6.682,18 per kg pada Juni 2024. Harga kelompok kualitas GKP naik 8,27 persen dari Rp 5.708,75 per kg pada Mei 2024 menjadi Rp 6.181,12 per kg pada Juni 2024. (bay/*)

     

    Kamus ekonomi Kabar Bursa:

    Nilai Tukar Petani (NTP): Perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib).

    NTP merupakan indikator daya beli petani di pedesaan. Semakin tinggi NTP, semakin kuat daya beli petani.

    Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP): Perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang hanya mencakup Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).

    NTUP mengukur seberapa cepat indeks harga yang diterima petani dibandingkan dengan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi