Logo
>

OJK Optimis Dampak Pemangkasan Suku Bunga The Fed Dorong Pasar Modal

Ditulis oleh Pramirvan Datu
OJK Optimis Dampak Pemangkasan Suku Bunga The Fed Dorong Pasar Modal

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, menyatakan pihaknya optimistis bahwa pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) akan memberikan dorongan positif bagi pasar modal Indonesia.

    “Kami menilai kebijakan pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan membawa sentimen positif terhadap pergerakan pasar modal dalam negeri,” kata Inarno dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, dikutip Senin 7 Oktober 2024.

    Ia menjelaskan bahwa sinyal penurunan suku bunga tersebut sebenarnya sudah tercium sejak Juli lalu. Alhasil, para investor telah melakukan antisipasi harga (pricing in) sejak Agustus hingga awal September.

    Keputusan The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps)—dari kisaran 5,25-5,5 persen menjadi 4,75-5 persen pada pertengahan September—menandai langkah pertama sejak empat tahun terakhir. Para analis memprediksi bank sentral AS ini akan kembali menurunkan suku bunganya sebanyak dua kali lagi hingga akhir tahun.

    “Kendati demikian, kami berharap optimisme pelaku pasar tetap disertai kewaspadaan,” tegas Inarno.

    Ia juga mengimbau investor untuk terus mencermati potensi volatilitas yang bisa timbul dari berbagai faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik, dinamika pertumbuhan ekonomi global, serta aspek domestik seperti perkembangan ekonomi dan kondisi politik dalam negeri.

    Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menambahkan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia tetap terjaga di tengah gelombang sentimen positif yang muncul seiring dengan tren pemangkasan suku bunga (cut cycle) oleh bank-bank sentral di berbagai belahan dunia.

    Namun, Mahendra menekankan bahwa pelaku sektor jasa keuangan perlu tetap waspada. Langkah antisipatif harus terus dilakukan, mengingat pelemahan ekonomi global, eskalasi tensi geopolitik, serta koreksi harga komoditas masih bisa memicu ketidakpastian yang lebih besar.

    Sama seperti langkah The Fed, Bank Indonesia (BI) juga menurunkan suku bunga acuannya, BI Rate, sebesar 25 bps dari 6,25 persen menjadi 6 persen pada 18 September lalu. Penurunan ini diharapkan dapat memperkuat daya saing ekonomi Indonesia dan menjaga momentum pemulihan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang belum usai.

    Langkah kebijakan moneter tersebut mencerminkan upaya bersama antara regulator dan otoritas keuangan di tingkat global untuk menciptakan stabilitas dan meredam gejolak ekonomi. Sentimen positif diharapkan bisa mengalir ke berbagai sektor keuangan domestik, meski tetap perlu kehati-hatian agar tidak terjebak pada euforia yang berlebihan.

    Kolaborasi Antar Regulator

    Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengapresiasi terkait peluncuran Central Counterparty (CCP), yang merupakan hasil dari kolaborasi antara regulator dan sektor keuangan.

    Mahendra menegaskan bahwa OJK berkomitmen untuk mendukung perkembangan CCP, yang dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat pasar keuangan di Indonesia.

    “Pembentukan CCP ini merupakan hasil kerja sama yang melibatkan Bank Indonesia, kementerian terkait, OJK, dan pelaku industri keuangan,” kata Mahendra dalam peluncuran CCP yang digelar di Gedung Bank Indonesia, Senin, 30 September 2024,

    Ia juga menyoroti pentingnya dukungan OJK terhadap investasi modal dari delapan bank besar di Indonesia ke KPEI. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat basis permodalan KPEI serta meningkatkan kepercayaan pasar.

    Lebih lanjut, Mahendra menekankan bahwa keberadaan CCP dalam Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) sangat krusial untuk reformasi pasar derivatif.

    “Dengan adanya CCP, pasar derivatif di Indonesia akan menjadi lebih terstruktur dan lebih terpercaya di mata investor internasional,” ujarnya.

    Ia menambahkan, bahwa hal ini juga akan memberikan stabilitas tambahan pada sistem keuangan dan meningkatkan transparansi serta efisiensi dalam perdagangan derivatif over-the-counter (OTC).

    OJK, sebagai regulator, secara aktif mendukung inisiatif G20 terkait reformasi pasar derivatif OTC, termasuk dalam pembentukan dan persiapan operasional CCP. Mahendra memberikan apresiasi kepada KPEI atas upaya yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir untuk mempersiapkan infrastruktur dan regulasi yang diperlukan.

    Peluncuran CCP ini adalah hasil kolaborasi antara Bank Indonesia, OJK, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), serta dukungan dari delapan bank besar: Mandiri, BRI, BNI, BCA, CIMB Niaga, Danamon, Maybank, dan Permata.

    Hadir di acara tersebut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti, dan berbagai pemimpin dari sektor perbankan lainnya.

    BI Luncurkan Centtal Counterparty

    Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi meluncurkan lembaga baru bernama Central Counterparty (CCP) pada Senin, 30 September 2024.

    Dalam acara peluncuran yang diadakan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menekankan bahwa keberadaan CCP merupakan langkah signifikan dalam memperdalam pasar uang dan pasar valas derivatif di Indonesia.

    “Ini adalah legasi yang kita hadiahkan kepada masyarakat,” kata Perry.

    Dia menjelaskan bahwa Indonesia sebelumnya tidak memiliki CCP untuk Surat Berharga Negara Tertentu (SBNT) dengan sistem Close Out Netting sejak krisis keuangan global.

    Namun, berkat mandat dari UU P2SK, Indonesia kini menjadi satu-satunya negara yang memiliki regulator untuk pasar uang dan pasar valas yang bekerja sama dengan OJK sebagai pengawas pasar modal.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.