Logo
>

Optimistis Cuan Akhir 2024, ini Outlook Bisnis 2025 Bank Neo Commerce

Ditulis oleh Syahrianto
Optimistis Cuan Akhir 2024, ini Outlook Bisnis 2025 Bank Neo Commerce

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) atau BNC masih optimistis dapat terus mempertahankan kinerjanya yang positif hingga akhir 2024. BNC mencatatkan laba sebesar Rp4,06 miliar hingga kuartal III 2024, yang menunjukkan peningkatan kinerja dibandingkan tahun lalu.

    Direktur Utama BBYB Eri Budiono mengatakan, salah satu faktor yang mendukung pencapaian ini adalah upaya BNC untuk meningkatkan efisiensi operasional. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang tercatat sebesar 99,88 persen pada September 2024, menurun signifikan dibandingkan dengan 116,91 persen di periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan upaya BNC untuk menekan biaya dan meningkatkan profitabilitas dalam operasi perbankan digital.

    "Hingga akhir tahun 2024, BNC berharap dapat terus mencetak laba dengan mengoptimalkan produk-produk digital yang telah diluncurkan, seperti Neo Pinjam, yang mencatatkan peningkatan penyaluran kredit hingga 152,32 persen dari Januari hingga September 2024," ujar Eri dalam Ringkasan Public Expose 2024, Selasa, 24 Desember 2024.

    Lebih lanjut, kualitas kredit BBYB yang sehat, seperti yang tercermin dari rendahnya angka Non-Performing Loan (NPL). NPL Nett BNC tercatat hanya 0,99 persen hingga akhir September 2024, sementara NPL Gross tercatat sebesar 3,72 persen.

    Untuk Neo Pinjam secara spesifik pada periode tersebut memiliki nilai penyaluran yang mencapai Rp217 miliar pada September 2024, dibandingkan dengan Rp86 miliar pada Januari 2024.

    Menatap tahun 2025, imbuh Eri, BNC berfokus untuk semakin memperkuat posisi sebagai pemain utama dalam industri perbankan digital di Indonesia. Salah satu strategi utama yang akan dijalankan adalah pengembangan produk dan fitur baru yang lebih inovatif, seiring dengan kebutuhan nasabah yang terus berkembang. BNC optimis akan terus mengembangkan aplikasi neobank yang kini telah melayani lebih dari 27 juta pengguna di Indonesia.

    Salah satu fokus utama di 2025 adalah semakin menekankan pada layanan pinjaman digital seperti Neo Pinjam. Dengan pertumbuhan yang sangat pesat pada produk ini, BNC berencana untuk lebih memperluas cakupan produk pinjaman kepada lebih banyak nasabah, baik individu, UMKM, maupun korporasi.

    "Hal ini juga sejalan dengan tren konsumsi digital yang semakin marak di kalangan generasi milenial dan Gen Z, yang lebih memilih layanan berbasis digital tanpa perlu datang ke cabang bank," tambah Eri.

    Selain itu, Direktur Utama BNC itu menjelaskan BBYB akan memperluas kemitraan dengan berbagai sektor industri untuk menciptakan ekosistem perbankan digital yang lebih inklusif dan terintegrasi. Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada perluasan jaringan nasabah tetapi juga pada edukasi dan literasi finansial bagi masyarakat Indonesia.

    Tantangan dan Peluang pada 2025

    Tantangan terbesar yang akan dihadapi oleh BNC pada 2025 adalah semakin ketatnya persaingan di industri perbankan digital, baik dari bank-bank tradisional yang mulai merambah ke layanan digital, maupun dari fintech yang terus berkembang. Oleh karena itu, BNC perlu terus berinovasi dalam produk dan layanan serta mengutamakan pengalaman pengguna (user experience) untuk mempertahankan nasabah dan menarik lebih banyak pengguna baru.

    Namun, ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan BNC di tahun 2025. Pertama, Indonesia masih memiliki potensi pasar yang besar di sektor perbankan digital. Masyarakat yang semakin familiar dengan teknologi memberikan peluang besar untuk produk-produk yang mudah diakses dan memiliki nilai tambah, seperti layanan pembayaran melalui QRIS, tabungan digital, serta pinjaman berbasis aplikasi. Kedua, segmentasi pasar yang lebih terarah dan fokus pada pengguna milenial dan Gen Z yang lebih memilih transaksi digital, memberikan peluang besar bagi BNC untuk terus berkembang.

    Untuk penyaluran kredit, BNC akan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian dan mengoptimalkan portofolio kredit dengan fokus pada segmen korporasi dan UMKM yang membutuhkan akses pembiayaan yang lebih fleksibel. Proyeksi penyaluran kredit pada 2025 diperkirakan akan mengalami peningkatan yang stabil, terutama dengan adanya pertumbuhan permintaan terhadap layanan pinjaman digital dan produk-produk lainnya.

    Di sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), meskipun tercatat mengalami penurunan pada 2024, BNC berupaya untuk terus meningkatkan perolehan DPK melalui inovasi produk dan pemasaran yang lebih terarah. DPK BNC tercatat sebesar Rp14,14 triliun, mengalami penurunan sebesar 7,59 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang mencapai Rp15,30 triliun.

    "Fokus BNC adalah menarik lebih banyak dana dari nasabah yang memiliki likuiditas tinggi melalui aplikasi neobank yang menawarkan kenyamanan dan kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan secara digital," pungkas Eri. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.