KABARBURSA.COM - Perusahaan pemegang waralaba restoran cepat saji Texas Chiken, PT Cipta Selera Murni Tbk atau dalam kode saham CSMI mengalami kerugian dalam usahannya selama 2024 terakhir.
"Berdasarkan laporan audit yang diterbitkan, perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp1,919 triliun per 31 Desember 2024, mengalami penurunan yang cukup besar dibanding tahun sebelumnya," tulis manajemen CSMI dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Senin di Jakarta, Senin 31 Maret 2025.
Penurunan pendapatan itu disebut karena dampak penutupan outlet yang mempengaruhi peforma keuangan perusahaan. Dalam laporan audit yang dirilis, auditor mengidentifikasi aspek pengakuan pendapatan sebagai hal audit utama. “Kami memeriksa pengakuan penjualan Grup dengan menilai dan menguji pengendalian internal Grup sehubungan dengan siklus penjualan, memperoleh pemahaman atas pengendalian, serta menerapkan metode pengambilan sampel untuk memilih transaksi penjualan yang terjadi,” demikian kutipan dari laporan auditor.
Selain itu, melalui laporan yang sama CSMI melaporkan kinerja keuangan tahun 2024 dengan pencatatan rugi bersih sebesar Rp3,52 miliar. Kerugian ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi Rp3,16 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian yang dirilis perusahaan, penjualan bersih PT Cipta Selera Murni Tbk pada 2024 mencapai Rp1,92 miliar, turun signifikan dari Rp4,08 miliar pada tahun 2023. Sementara itu, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp738,33 juta, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,63 miliar. Dengan demikian, laba kotor perusahaan pada 2024 mencapai Rp1,18 miliar, turun dari Rp2,44 miliar pada tahun sebelumnya.
Dari sisi beban usaha, PT Cipta Selera Murni Tbk mengalami tekanan yang lebih besar dengan total beban usaha mencapai Rp3,83 miliar, naik dari Rp5,02 miliar pada tahun 2023. Beban penjualan dan distribusi tercatat sebesar Rp2,56 miliar, sementara beban umum dan administrasi sebesar Rp1,26 miliar.
Selain itu, beban lain-lain bersih tercatat sebesar Rp536,94 juta, terdiri dari beban keuangan yang meningkat menjadi Rp333,32 juta dibandingkan Rp194,59 juta pada 2023. Dengan demikian, rugi sebelum pajak perusahaan mencapai Rp3,18 miliar.
Dari sisi aset, total aset perusahaan mengalami penurunan menjadi Rp59,20 miliar pada 2024 dibandingkan Rp65,89 miliar pada tahun sebelumnya. Aset lancar perusahaan tercatat sebesar Rp3,20 miliar, turun dari Rp3,83 miliar pada 2023, sementara aset tidak lancar juga turun menjadi Rp56,40 miliar dari Rp62,69 miliar.
Di sisi lain, liabilitas perusahaan juga mengalami penurunan menjadi Rp53,58 miliar dari Rp56,76 miliar. Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp16,90 miliar, sedangkan liabilitas jangka panjang mencapai Rp36,67 miliar.
Dari sisi ekuitas, PT Cipta Selera Murni Tbk mencatat total ekuitas sebesar Rp5,61 miliar pada 2024, turun dari Rp9,13 miliar pada tahun sebelumnya. Akumulasi kerugian perusahaan meningkat menjadi Rp67,60 miliar dibandingkan Rp64,09 miliar pada tahun 2023.
Dengan kinerja keuangan yang masih mencatatkan kerugian, PT Cipta Selera Murni Tbk perlu mengoptimalkan strategi bisnisnya untuk meningkatkan pendapatan dan menekan biaya operasional guna memperbaiki kinerja keuangan di tahun-tahun mendatang.
Pada perdagangan pekan terakhir Kamis, 27 Maret 2025, saham CSMI turun 3,10 persen atau 80 poin ke harga Rp2.500 per lembar setelah sebelumnya di level Rp2.580 per lembar.
Peluang Ekspansi Menjanjikan
Daya beli masyarakat di Indonesia masih menunjukkan keberlanjutan yang positif, membuka peluang ekspansi yang cukup menjanjikan.
"Kami tetap memiliki rencana ekspansi yang optimistis tahun ini, dengan target membuka 7 hingga 10 gerai Texas Chicken, terutama di kawasan Jabodetabek," ujar Melisa Kristi Kristianto, Direktur PT Quick Serve Indonesia (QSI), dalam keterangan resminya.
Perusahaan baru saja meresmikan gerai Texas Chicken ke-8 di Jakarta, yang terletak di Stasiun Whoosh Halim.
Sebagai pemegang hak waralaba eksklusif Texas Chicken di Indonesia, PT Quick Serve Indonesia berkomitmen untuk semakin dekat dengan konsumen. "Langkah kami membuka gerai di kawasan Timur Jakarta ini adalah bagian dari upaya tersebut," ungkap Melisa.
Menurut Melisa, pembukaan gerai kali ini didorong oleh permintaan langsung dari konsumen yang disampaikan melalui akun Instagram resmi Texas Chicken. Mereka menginginkan kehadiran lebih banyak gerai di area Timur Jakarta.
Perusahaan tidak hanya mengandalkan satu faktor dalam menentukan lokasi baru, tetapi juga mempertimbangkan berbagai aspek dan kondisi. "Kami memperhatikan pertumbuhan infrastruktur dan popularitas moda transportasi Whoosh, yang semakin diminati oleh masyarakat untuk perjalanan pribadi maupun bisnis, mulai dari mahasiswa, pekerja, hingga keluarga yang melakukan perjalanan dari atau menuju Kota Bandung," jelasnya.
Melisa menambahkan, dengan lokasi stasiun yang strategis, jadwal perjalanan yang fleksibel, dan minat pasar yang tinggi terhadap Whoosh, pemilihan gerai ke-19 Texas Chicken di Stasiun Whoosh Halim pun dinilai sangat tepat.(*)