Logo
>

Pabrik Kecap Legendaris Malaysia Hup Teck Hentikan Operasional

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Pabrik Kecap Legendaris Malaysia Hup Teck Hentikan Operasional

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM- Pabrik kecap asin legendaris asal Gopeng, Malaysia, Hup Teck Soy Sauce Factory, secara resmi mengumumkan penutupan operasionalnya setelah 111 tahun melayani pelanggan. Keputusan penutupan pabrik tersebut akan mulai berlaku pada Selasa, 28 Januari 2025.

    Dalam sebuah pernyataan resmi, pihak Hup Teck mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas dukungan dan loyalitas dari pelanggan yang telah menjadi bagian dari proses perjalanan panjang mereka.

    Hup Teck menyampaikan, keputusan untuk menutup pabrik ini merupakan hal yang sangat sulit diambil dan menjadi momen penuh emosi. Sebagai bentuk apresiasi, mereka mengajak pelanggan untuk mengunjungi pabrik dan membeli sisa produk yang masih tersedia sebagai kenang-kenangan terakhir.

    “Kami sangat bersyukur atas dukungan dan kesetiaan Anda selama ini. Anda adalah alasan utama di balik keberhasilan kami, dan kami merasa sangat terhormat dapat melayani Anda,” tulis Hup Teck dalam sebuah unggahan di akun media sosial resminya, dikutip Minggu, 26 Januari 2025.

    Dalam unggahan itu, mereka juga menyampaikan harapan agar semua pelanggan tetap saling menjaga dan merawat satu sama lain.

    [caption id="attachment_115878" align="alignnone" width="680"] Foto suasana pembuatan tradisonal pabrik kecap legendaris Hup Teck Soy Sauce Factory. Istimewa/Facebook Hup Teck[/caption]

    Dengan penutupan pabrik tersebut, Hup Teck juga menutup bab terakhir dari sejarah panjangnya yang telah dia mulai pada 1914. Ia akan meninggalkan warisan yang tidak terlupakan dalam industri kecap.

    Para pelanggan setia mereka turut menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam atas hilangnya salah satu ikon kecap berkualitas yang telah menjadi bagian dari kehidupan banyak generasi. Ucapan kehilangan itu terlihat dari banyaknya komentar dalam unggahan tersebut.

    "Jangan tutup, jual bisnis Anda. Resep Anda pasti sangat bagus jika Anda bisa mempertahankan bisnis ini selama lebih dari 100 tahun. Anda telah membangun jaringan distribusi dan basis pelanggan yang besar. Jika Anda tutup karena tidak laku, itu cerita lain, tetapi bisnis Anda berjalan baik. Itu sangat berharga," komentar salah satu pelanggan setianya.

    "Resep Anda, jaringan distribusi Anda, basis pelanggan Anda, semuanya bernilai tinggi. Jangan sia-siakan. Jual saja, itu bernilai jutaan. Konsultasikan dengan pengacara korporat. Mintalah mereka menilai ulang perusahaan Anda. Jual dan nikmati uangnya di masa pensiun Anda. Bagikan kepada anak dan cucu Anda. Jangan sia-siakan!" lanjut salah satu pelanggan dengan nama akun Chin Tu Lan di unggahan Hup Teck.

    Saat ini, pernyataan penutupan perusahaan sudah disukai sebanyak 560 orang, dikomentari 67 akun, dan dibagikan ulang sebanyak 564 kali.

    Tutup karena Kesulitan Operasional

    Hup Teck telah menjalani usahanya lebih satu abad, alasan pabrik kecap legendaris itu tutup lantaran pemiliknya, Low Bak Tong, mengalami kesulitan operasional karena faktor kesehatan. Selain itu, tidak ada penerus lain yang bisa mengurus usahanya, hingga keputusan menutup pabrik adalah pilihan terakhir untuk diambil.

    Perusahaan kecap legendaris asal Jiran itu terkenal dengan proses fermentasi kunonya dengan guci-guci legendarisnya. Pembuatan kecap tersebut juga diyakini sebagai sebuah warisan budaya. Sementara, penutupan itu dinilai sebagai berakhirnya era bagi keluarga Low di Gopeng Malaysia.

    Kecap asin Hup Teck sudah dikenal dengan cita rasanya yang mendalam dan penuh karakter, menjadikannya favorit di kalangan masyarakat, terutama di daerah sekitarnya. Proses produksinya unik, yakni menggunakan guci tanah liat besar yang ditempatkan di taman terbuka di bawah sinar matahari. Hal ini menciptakan pemandangan ikonik yang telah menjadi ciri khas pabrik ini.

    Penutupan ini menimbulkan ketidakpastian mengenai nasib guci-guci bersejarah yang telah menjadi bagian dari warisan keluarga selama puluhan tahun. Low mengungkapkan rasa sedihnya karena harus melepaskan peralatan pabrik yang telah digunakan selama lebih dari satu abad.

    Dalam unggahan pamitan itu, Hup Teck juga melampirkan foto-foto kenangan dari mulai pabrik itu masih zaman dahulu, lokasi guci-guci bersejarah yang berjejer rapi di halaman, proses fermentasi tradisional kedelai hitam, suasana pabrik hingga pamflet-pamflet pemberitaan seputar perusahaan. Unggahan foto pemberitaan itu menandakan pabrik kecap asin asal Jiran tersebut sempat berkuasa di pasar. Selain itu menunjukkan eksistensinya.

    Kepercayaan pelanggan pabrik ini cukup tinggi, mengingat sudah lebih dari satu abad eksistensi Hup Teck dapat melewati berbagai macam tantangan pasar. Selain itu, banyak pelanggan yang mengutarakan kesedihan atas keputusan pabrik kecap legendaris ini. Lalu, akankah Hup Teck mengambil keputusan menutup pabriknya selamanya atau menjualnya ke dunia industri.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".