Logo
>

Partai Demokrat Diproyeksi Ganti Biden dari Bursa Capres AS

Ditulis oleh KabarBursa.com
Partai Demokrat Diproyeksi Ganti Biden dari Bursa Capres AS

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Di tengah perdebatan sengit antara Joe Biden dan Donald Trump, Partai Demokrat sedang mencari jalan untuk menggantikan Biden sebagai kandidat presiden. Namun, menggeser petahana tanpa persetujuan pemimpin partai adalah tantangan berat.

    Setelah penampilan debat Biden yang dinilai buruk, anggota partai yang dulu solid mendukungnya kini mempertimbangkan kandidat lain. Kegelisahan ini memuncak karena Biden, yang kini berusia 81 tahun, dianggap kurang mampu menjalani masa jabatan kedua dan menghadapi Trump.

    Elaine Kamarck dari Komite Nasional Demokrat menyatakan bahwa cara termudah adalah Biden mengundurkan diri dari pencalonan. Jika itu terjadi, partai akan menggantikannya sesuai prosedur yang ada. Namun, tanpa kandidat pengganti yang jelas, strategi ini terlihat semakin sulit.

    Jika Biden tidak mengundurkan diri, usaha untuk memaksanya keluar akan sangat sulit. Penantang harus mengumpulkan tanda tangan 600 delegasi pada petisi untuk memasukkan namanya dalam pencalonan di konvensi Demokrat. Dengan Biden mengendalikan 99 persen dari delegasi yang dijanjikan, meyakinkan pendukung setianya untuk berbalik arah adalah tugas berat.

    Josh Putnam dari FHQ Strategies menyebut peluangnya sangat tipis untuk skenario pemberontakan delegasi. Tim kampanye Biden telah memastikan kesetiaan para delegasi, meskipun masih ada ruang untuk mengubah pikiran mereka. Namun, langkah ini berisiko tinggi dan bisa membuat penantang menjadi paria partai jika gagal.

    Mengganti Biden di konvensi akan menciptakan kekacauan yang belum pernah terjadi dalam beberapa dekade. Dalam konvensi terbuka, pemungutan suara bisa berlangsung beberapa putaran hingga seorang kandidat menang. Hal ini juga akan mengangkat peran delegasi super, yang dapat mempengaruhi konvensi jika pencalonan masuk ke pemungutan suara kedua.

    Jika Biden mengundurkan diri setelah konvensi, keputusan untuk menggantinya akan jatuh pada lebih dari 400 anggota DNC. Proses ini terakhir kali digunakan pada tahun 1972 ketika Thomas Eagleton digantikan oleh Sargent Shriver.

    Namun, perubahan terlambat ini menimbulkan masalah batas waktu pemungutan suara. Beberapa negara bagian mengizinkan surat suara dikirimkan dua bulan sebelum Hari Pemilihan, sehingga nama Biden akan tetap muncul meskipun dia bukan kandidatnya.

    Kamarck menyebut salah satu keuntungan sistem Electoral College adalah suara tersebut tetap dihitung, karena pemilih sebenarnya memilih elektor untuk presiden, bukan langsung presiden.

    Dengan segala kompleksitas ini, upaya mengganti Biden dalam Pilpres 2024 menjadi isu yang rumit dan penuh tantangan.

    Surat kabar paling berpengaruh di Amerika, The New York Times, mengeluarkan seruan agar Presiden Joe Biden mengundurkan diri dan memberi kesempatan kepada anggota Partai Demokrat lain untuk menantang Donald Trump dalam pemilihan presiden mendatang.

    Menurut laporan dari kantor berita AFP pada Sabtu 29 Juni 2024, seruan tersebut disampaikan dalam editorial pada Jumat 28 Juni 2024 waktu setempat.

    Dewan editorial, yang berbeda dengan redaksi utama surat kabar itu, menegaskan bahwa perdebatan presiden antara Biden dan Trump pada Kamis lalu membuktikan bahwa Biden, yang berusia 81 tahun, gagal dalam ujiannya sendiri.

    Mereka menilai tekad Biden untuk mencalonkan diri lagi sebagai tindakan sembrono, sambil menambahkan bahwa langkah terbaik bagi pelayanan publik yang besar adalah dengan mengumumkan bahwa ia tidak akan melanjutkan pencalonannya.

    Sebelumnya, Biden menyatakan niatnya untuk bertarung dalam pemilihan presiden 2024, meskipun penampilannya dalam debat dengan Trump dinilai buruk dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan Partai Demokrat.

    "Saya tidak berjalan semulus dulu, saya tidak berbicara semudah dulu, saya tidak berdebat sebaik dulu, tapi saya tahu apa yang saya lakukan sekarang -- saya tahu bagaimana mengatakan yang sebenarnya," kata Biden dalam kampanye di North Carolina pada Jumat 28 Juni 2024 waktu setempat.

    "Sayapun tahu mana yang benar dan mana yang salah. Saya tahu cara melakukan pekerjaan ini. Saya tahu bagaimana menyelesaikan sesuatu.

    Seperti yang diketahui jutaan orang Amerika, ketika Anda terjatuh, Anda harus bangkit kembali," tambahnya, mengutip dari laporan AFP Sabtu 29 Juni 2024.

    Para anggota Partai Demokrat AS menyebut penampilan Biden dalam debat presiden Kamis 27 Juni 2024 malam sebagai mimpi buruk. Suara serak dan getaran bibirnya saat mengemukakan argumen mendapat tanggapan negatif. Meskipun Gedung Putih mengungkapkan bahwa Biden sedang mengalami flu saat itu, dalam debat ia terkadang terbata-bata dan tersesat dari pokok pembicaraan.

    "Ini benar-benar mimpi buruk," ujar seorang sekutu Biden dari Partai Demokrat, yang tidak ingin namanya disebutkan, seperti dilansir oleh The Hill. (*)

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi