Logo
>

Pasar Eropa Berbalik Positif, Imbal Hasil Obligasi Tetap Jadi Fokus

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Pasar Eropa Berbalik Positif, Imbal Hasil Obligasi Tetap Jadi Fokus

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham Eropa menunjukkan pergerakan positif pada Selasa, menghapus sebagian sentimen negatif yang sebelumnya melanda kawasan tersebut. Namun, perhatian investor tetap tertuju pada biaya pinjaman sejumlah ekonomi utama Eropa, dengan imbal hasil obligasi yang masih bertahan di level tinggi.

    Indeks utama Eropa menguat, dengan FTSE 100 Inggris diperkirakan naik 4 poin ke 8.226, DAX Jerman melonjak 106 poin ke 20.241, CAC Prancis bertambah 66 poin ke 7.472, dan FTSE MIB Italia menguat 272 poin ke 35.082, menurut data dari IG.

    Beberapa pembaruan perdagangan diharapkan datang dari perusahaan seperti Ocado, JD Sports, Persimmon, dan OMV pada hari ini. Selain itu, Lindt & Sprungli dijadwalkan merilis laporan pendapatan terbarunya. Seperti dikutip cnbc di Jakarta, Selasa 14 Januari 2024.

    Sebelumnya, pada Senin, pasar saham utama Eropa mengalami penurunan di tengah kekhawatiran atas lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah dan penguatan dolar AS. Indeks Stoxx 600 pan-Eropa mencatat sebagian besar sektor berakhir di zona merah.

    Imbal hasil obligasi pemerintah zona Euro, Inggris, dan Treasury AS terus menjadi perhatian utama minggu ini. Kenaikan suku bunga utang pemerintah jangka pendek dan panjang mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir, dan tetap tinggi hingga Senin.

    Sementara itu, pasar Asia-Pasifik dan saham berjangka AS menunjukkan penguatan semalam. Para investor tengah menantikan laporan indeks harga produsen (PPI) terbaru AS yang mengukur inflasi di tingkat grosir.

    Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memproyeksikan PPI utama tumbuh 0,4 persen, sedangkan angka inti, yang mengecualikan makanan dan energi, naik 0,3 persen. Laporan ini menjadi pendahulu data indeks harga konsumen (CPI) yang akan dirilis pada Rabu, yang dipandang sebagai penentu arah kebijakan suku bunga Federal Reserve berikutnya.

    Ekspektasi Bahwa Federal Reserve

    Saham Eropa jatuh ke level terendah dalam satu minggu pada Senin, 13 Januari 2025 di tengah penjualan pasar yang lebih luas, karena saham global berada di bawah tekanan setelah data pekerjaan Amerika Serikat (AS) memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan berhati-hati dalam memotong suku bunga tahun ini.

    Seperti dikutip dari Reuters, Indeks STOXX 600 pan-Eropa ditutup turun 0,5 persen pada 508,71 poin, level terendah sejak Senin, 6 Januari 2025. Penurunan ini berlanjut setelah hampir 1 persen penurunan pada hari Jumat, 10 Januari 2025.

    Penurunan ini dipicu oleh percepatan tak terduga dalam pertumbuhan pekerjaan AS pada bulan Desember 2024 dan penurunan tingkat pengangguran menjadi 4,1 persen.

    Pasar kemungkinan akan sangat sensitif terhadap data inflasi bulanan AS yang akan dirilis pada hari Rabu, 15 Januari 2025 yang bisa menjadi penentu penting dalam peluang pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed.

    Saham teknologi, yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, mencerminkan penurunan yang terlihat di Wall Street, turun 1,2 persen, sementara sektor real estat kehilangan 1,3 persen dan sektor kesehatan utama turun 1,2 persen.

    Sektor energi menjadi pengecualian, naik 1,1 persen karena harga minyak mentah meningkat akibat perluasan sanksi AS terhadap minyak Rusia, yang memengaruhi ekspor ke pembeli utama seperti India dan China.

    Biomerieux (BIOX.PA) naik 3,6 persen setelah perusahaan diagnostik in-vitro tersebut setuju untuk mengakuisisi perusahaan Norwegia, SpinChip, senilai 111 juta euro (USD113,5 juta) secara tunai.

    Eurazeo (EURA.PA) naik 3,7 persen setelah Goldman Sachs meningkatkan peringkat sahamnya menjadi “beli” dari “netral”.

    Kekhawatiran tentang inflasi yang meningkat, prospek terbatas untuk pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed, dan diskusi tentang strategi tarif Presiden AS Donald Trump telah membuat pasar gelisah belakangan ini.

    Ketidakpastian tentang kebijakan AS dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global secara moderat pada tahun 2025 dan memicu volatilitas di pasar global, menurut perusahaan broker utama.

    “Data utama di Eropa akan datang minggu depan setelah pelantikan Trump… jika dia (Trump) memang beralih ke perang dagang dan tarif, itu bisa menjadi situasi yang jauh lebih buruk bagi Eropa,” kata Patrick Armstrong, kepala investasi di Plurimi Wealth, kepada Reuters.

    “Hingga dia mengeluarkan kebijakan nyata di balik retorikanya, kita tidak tahu ke arah mana Eropa akan pergi,” tambahnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.