KABARBURSA.COM - Pasar kripto kembali menunjukkan performa yang mengecewakan pada Rabu, 5 Juni 2025, dengan sejumlah altcoin mencatatkan pelemahan yang lebih dalam dibandingkan Bitcoin.
Kinerja pasar yang loyo ini terjadi di tengah sentimen global yang membebani aset-aset berisiko, termasuk kripto.
Bitcoin sempat bergerak fluktuatif di kisaran USD105.000, turun tipis dibanding hari sebelumnya. Namun, tekanan lebih terasa di altcoin seperti XRP yang terkoreksi 2,2 persen, Solana turun 1,2 persen, dan Dogecoin yang melemah hampir 3 persen.
Pergerakan ini mencerminkan kehati-hatian investor menghadapi situasi ekonomi dan geopolitik global yang semakin tidak menentu.
Kepala Strategi Investasi Risk Dimensions Mark Connors, menyebut bahwa lingkungan makro global belum berpihak pada aset berisiko.
"Eskalasi konflik di Ukraina dan kebijakan tarif baja dari AS menambah tekanan," ujarnya.
Meski demikian, Connors menilai bahwa pergerakan Bitcoin dalam kisaran 3–5 persen masih tergolong wajar dan sulit dikaitkan dengan satu faktor tunggal.
Sejak pertengahan Mei, pasar kripto memang cenderung kehilangan momentum setelah sempat menguat di awal bulan. Harapan akan pelonggaran tensi dagang oleh pemerintahan Trump pupus, menyusul keputusan menaikkan tarif impor baja dan aluminium.
Situasi diperburuk dengan data ekonomi yang jauh dari ekspektasi.
Laporan ADP menunjukkan penciptaan lapangan kerja di AS pada Mei hanya 37.000, jauh di bawah perkiraan 115.000. Di saat bersamaan, indeks PMI sektor jasa tercatat 49,9.
Hal ini menandakan kontraksi dan menjadi kali keempat sejak pandemi 2020 angka ini jatuh di bawah batas ambang ekspansi.
Di ranah geopolitik, Presiden Donald Trump pada Rabu menyatakan bahwa Rusia kemungkinan akan melakukan serangan balasan terhadap Ukraina menyusul insiden drone yang menewaskan puluhan orang. Pernyataan ini memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik di Eropa Timur, yang turut memengaruhi pasar global.
Di pasar saham, respons investor terlihat bervariasi. Indeks Nasdaq mencatat kenaikan tipis, sementara S&P 500 yang banyak diisi saham teknologi stagnan. Harga emas, yang biasanya menjadi pelindung nilai di tengah ketidakpastian, justru turun tipis.
Harga ETH Naik 0,7 Persen
Di tengah tekanan itu, Ethereum justru menjadi pengecualian. Harga ETH naik 0,7 persen pada hari yang sama dan telah menguat 4 persen dalam dua pekan terakhir. Dalam sebulan, kenaikannya bahkan mencapai 44 persen.
Salah satu faktornya adalah aliran dana yang signifikan ke ETF berbasis Ethereum, yang sempat melampaui ETF Bitcoin. Sebuah kejadian langka dalam sejarah kedua produk tersebut.
Pelaku pasar kini menanti kejelasan lebih lanjut. Dalam catatan pasar yang dirilis Rabu, firma market maker Wintermute menyatakan bahwa para investor berharap akan tercapainya kesepakatan besar sebelum 9 Juli. Jika tidak, volatilitas yang tinggi kemungkinan akan kembali mewarnai pasar.
Untuk saat ini, kripto berada dalam fase menunggu. Ethereum boleh jadi memberi sinyal optimisme, namun ketidakpastian global tetap menjadi bayang-bayang.
Investor sebaiknya tetap waspada dan menimbang risiko dengan cermat, terutama dalam menghadapi potensi kejutan dari sisi kebijakan maupun geopolitik.(*)