KABARBURSA.COM - Setelah sempat bergairah di awal pekan, pasar kripto kembali menunjukkan gejala pelambatan. Per Kamis pagi, 3 April 2025 pukul 10.03 WIB, data Coinmarketcap menunjukkan kapitalisasi pasar kripto global tercatat sebesar USD2,68 triliun (sekitar Rp43.956 triliun dengan asumsi kurs Rp16.400 per dolar AS), turun sekitar 1,37 persen dibandingkan sehari sebelumnya.
Bitcoin (BTC) masih berada di puncak klasemen aset kripto dengan kapitalisasi pasar USD1,66 triliun (Rp27.224 triliun). Namun harganya melemah ke level USD64.708 (sekitar Rp1,061 miliar), terkoreksi 1,36 persen dalam 24 jam terakhir.
Ethereum (ETH) juga mencatat koreksi lebih dalam sebesar 2,82 persen, turun ke level USD1.827,51 (sekitar Rp299 juta), dengan kapitalisasi pasar mencapai USD220,80 miliar (Rp3.623 triliun).
Sementara itu, dua stablecoin—USDT dan USDC—masih bertahan di angka USD1.00, masing-masing naik tipis 0,01 persen. USDT memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD144,02 miliar (Rp2.361 triliun), sedangkan USDC sebesar USD60,66 miliar (Rp995 triliun).
Koin lainnya yang ikut terseret ke zona merah antara lain XRP yang melemah 1,83 persen ke USD2,05, dan Dogecoin (DOGE) yang anjlok 3 persen ke USD0,1661. Solana (SOL) menjadi salah satu aset dengan penurunan terdalam di jajaran top 10, turun 3,55 persen ke USD120,51 (sekitar Rp1,97 juta).
Sisi lain dari pasar juga menunjukkan tekanan. Fear & Greed Index kripto berada di level 24—masih dalam wilayah “fear”, mencerminkan suasana pasar yang cenderung hati-hati.
Walau begitu, Binance Coin (BNB) justru naik tipis 0,15 persen ke level USD603,08 (Rp9,89 juta), menjadi satu dari sedikit aset utama yang bergerak ke zona hijau hari ini.
Pasar masih bergerak dinamis, dan pelaku pasar tampaknya tengah menunggu arah baru dari sentimen makro seperti kebijakan The Fed, geopolitik, atau kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang bakal diumumkan hari ini.
Dengan indeks altcoin hanya berada di level 14 dari 100, tampaknya investor belum banyak yang berani masuk ke altcoin secara agresif. Bursa kripto global masih menahan napas, menanti kejutan berikutnya.
Bitcoin Diprediksi Bisa Tembus USD250.000 di 2025
Di tengah dinamika pasar kripto yang masih labil, sejumlah analis tetap memegang proyeksi optimistis soal potensi harga Bitcoin di tahun ini. Salah satu yang mencuat datang dari Arthur Hayes, eks bos BitMEX, yang menilai kebijakan moneter The Fed bisa jadi bahan bakar utama lonjakan harga berikutnya.
Harga Bitcoin diperkirakan masih bisa melonjak hingga melampaui USD250.000 (sekitar Rp4,1 miliar) sebelum akhir tahun ini. Prediksi itu dilandasi ekspektasi bahwa pasokan uang fiat bakal terus meningkat yang dinilai menjadi katalis utama bagi reli kripto tertua di dunia.
Reli Bitcoin tahun 2025 disebut bisa mendapat dorongan tambahan jika Federal Reserve Amerika Serikat benar-benar berputar arah ke kebijakan quantitative easing (QE)—yakni saat bank sentral membeli obligasi dan menyuntikkan uang ke perekonomian demi menurunkan suku bunga dan mendorong konsumsi saat kondisi keuangan sedang berat.
“Bitcoin hanya bergerak berdasarkan ekspektasi pasar terhadap pasokan fiat di masa depan,” ujar Arthur Hayes, pendiri BitMEX yang juga Chief Investment Officer Maelstrom, dikutip dari Cointelegraph.
Dalam unggahan Substack pada 1 April lalu, Hayes menulis:
“Jika analisis saya benar bahwa The Fed mulai berputar arah dari quantitative tightening (QT) ke QE untuk obligasi Treasury, maka harga terendah Bitcoin sudah terjadi di kisaran USD76.500 bulan lalu. Sekarang kita mulai mendaki menuju USD250.000 hingga akhir tahun.”
Per 1 April, The Fed memangkas batas maksimum pengurangan obligasi Treasury dari USD25 miliar menjadi USD5 miliar per bulan, sementara pengurangan sekuritas berbasis hipotek (MBS) tetap di angka USD35 miliar.
Menurut pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang dikutip Reuters, The Fed mungkin akan membiarkan MBS berakhir tanpa digantikan aset baru dan dana hasil pelunasan pokoknya akan diinvestasikan ulang ke obligasi Treasury.
“Secara matematis, itu akan membuat neraca The Fed tetap. Tapi kenyataannya, itu adalah bentuk QE untuk obligasi Treasury. Begitu kebijakan ini diumumkan secara resmi, harga Bitcoin akan melesat,” kata Hayes.
Di sisi lain, sebagian analis memilih pendekatan yang lebih konservatif dalam memproyeksikan harga puncak Bitcoin dengan mengacu pada korelasinya terhadap indeks likuiditas global.
Menurut Kepala Analis Kripto di Real Vision, Jamie Coutts, pasokan uang yang terus meningkat bisa mendorong harga Bitcoin menembus USD132.000 (sekitar Rp2,16 miliar) sebelum akhir 2025.
Arthur Hayes sendiri mengaku terus membeli Bitcoin dan altcoin—yang ia sebut “shitcoins”—di rentang harga USD90.000 hingga USD76.500. Ini menunjukkan keyakinannya terhadap pasar kripto hingga akhir tahun. Namun, kecepatan ia mengucurkan modal akan tergantung pada ketepatan analisisnya.
“Saya masih yakin Bitcoin bisa mencapai USD250.000 (sekitar Rp4,1 miliar) pada akhir tahun ini. Karena setelah BBC menempatkan Powell pada posisinya, The Fed akan membanjiri pasar dengan dolar,” tulis Hayes.
Ia menambahkan, “Hal ini memungkinkan Xi Jinping memberi instruksi kepada bank sentral Tiongkok (PBOC) untuk menghentikan pengetatan moneter domestik demi mempertahankan kurs dolar-yuan. Akibatnya, jumlah yuan dalam sistem keuangan pun meningkat.”
Meski proyeksi Hayes cukup optimistis, kenyataannya banyak pelaku pasar mematok ekspektasi yang lebih rendah terhadap harga puncak Bitcoin di akhir 2025.
Menurut data dari Polymarket—platform prediksi terdesentralisasi terbesar saat ini—hanya 9 persen trader yang bertaruh bahwa Bitcoin akan menembus USD250.000. Sementara itu, sebanyak 60 persen trader memprediksi Bitcoin hanya akan mencapai USD110.000 (sekitar Rp1,8 miliar) pada 2025.
Meskipun begitu, selera risiko global dan harga Bitcoin masih tertekan oleh kekhawatiran tarif global akibat kebijakan dagang Presiden AS Donald Trump. “Posisi jangka panjang masih terjaga, tapi momentum jangka pendek tampaknya masih sangat bergantung pada berita-berita makro yang sedang berkembang,” ujar Stella Zlatareva, editor di platform investasi aset digital Nexo.(*)
Pasar Kripto Melemah, Kapitalisasi Susut ke USD2,68 Triliun
Pergerakan pasar kripto mulai melandai setelah sempat reli di awal pekan. Kapitalisasi pasar global turun 1,37 persen dalam sehari, dengan Bitcoin dan Ethereum memimpin pelemahan.
