Logo
>

Pasar Kripto Semakin Tertekan, Pola Baru Mulai Muncul

Awan gelap kembali menaungi pasar kripto di saat pelaku pasar mencari arah baru pada awal bulan.

Ditulis oleh Syahrianto
Pasar Kripto Semakin Tertekan, Pola Baru Mulai Muncul
Ilustrasi: Koin-koin mata uang kripto (Foto: Unsplash)

KABARBURSA.COM – Bitcoin anjlok pada Senin, 1 Desember 2025, dengan mata uang kripto terbesar di dunia turun sekitar 6 persen dan menuju penurunan harian terbesar sejak awal November. Aksi risk aversion mendorong investor keluar dari aset digital maupun aset berisiko lain.

Seperti dilaporkan Reuters, bitcoin terakhir diperdagangkan turun 6 persen di USD85.788 dan sempat jatuh hingga 8 persen ke USD83.879,01.

Pergerakan pada hari itu terjadi setelah penurunan bulanan terbesar bitcoin sejak pertengahan 2021. Bitcoin kehilangan lebih dari USD18.000 sepanjang November, dengan aliran dana keluar pasar mencapai rekor. Ini menjadi kerugian nominal terbesar sejak Mei 2021 ketika sejumlah aset kripto mengalami kejatuhan.

Menambah tekanan bearish, Strategy sebagai pemegang bitcoin korporasi terbesar di dunia memangkas proyeksi laba 2025 akibat lemahnya kinerja bitcoin. Saham Strategy turun 3,3 persen.

Selama 24 jam terakhir, total likuidasi posisi long dan short kripto mencapai hampir USD1 miliar berdasarkan data CoinGlass.

“Bitcoin terlihat terpukul oleh meredupnya antusiasme di pasar kripto maupun dunia teknologi,” kata Juan Perez, direktur perdagangan Monex USA di Washington.

“Negativitas saat ini terkait meningkatnya kekhawatiran soal konsentrasi pasar yang lebih besar serta ketidakpastian keberlanjutan pertumbuhan sektor ini, mengingat masalah infrastruktur dan menurunnya kerja sama perdagangan global,” ujarnya.

Ether juga melemah pada Senin dan terakhir turun 8,8 persen ke USD2.756. Sepanjang November, ether merosot sekitar 22 persen, menjadi penurunan terbesar sejak koreksi 32 persen pada Februari.

Saham global sempat dijual karena kekhawatiran nilai berlebihan pada saham teknologi dan euforia perdagangan terkait kecerdasan buatan. Pada Senin, saham-saham sebagian besar bergerak lebih rendah. Indeks global MSCI turun sekitar 0,40 persen dan S&P 500 berakhir melemah 0,5 persen.

Indikator Risiko

Dengan sejarah perdagangan yang relatif singkat, bitcoin tidak memiliki banyak pola musiman untuk membantu trader memprediksi pergerakan tipikal pada Desember.

Secara rata-rata, bitcoin biasanya naik sekitar 9,7 persen pada Desember, menjadikannya bulan ketiga terbaik. Oktober umumnya menjadi bulan terkuat dengan kenaikan rata-rata 16,6 persen, sedangkan September bulan terlemah dengan penurunan rata-rata 3,5 persen.

Sejumlah analis memantau korelasi bitcoin dengan pasar saham. Sebagian melihat bitcoin sebagai indikator awal bagi aset berisiko.

Joe Saluzz, co-founder Themis Trading di Chatham, New Jersey, mengatakan kripto dan saham dapat terhubung melalui dana ETF, tetapi tidak selalu berkorelasi.

Ia mencontohkan bahwa pasar saham turun moderat pada Senin sementara aset terkait kripto anjlok lebih dalam.

Kathleen Brooks, direktur riset XTB, menulis bahwa “Bitcoin cenderung menjadi indikator awal untuk sentimen risiko secara keseluruhan saat ini. Penurunannya bukan sinyal yang baik bagi saham di awal bulan.”

“Tidak ada pemicu jelas pada Senin. Namun turunnya volatilitas tajam pekan lalu, dengan VIX kembali berada di bawah rata-rata 12 bulan terakhir, mungkin membuat sebagian investor gelisah di tengah ketidakpastian menuju akhir tahun,” tambahnya.

Kontrak berjangka bitcoin di CME juga mencerminkan meningkatnya pesimisme.

Kontrak yang jatuh tempo dalam tiga bulan diperdagangkan pada premi terkecil terhadap kontrak yang jatuh tempo bulan ini dalam setidaknya setahun. Hal ini menandakan investor kurang yakin akan kenaikan harga yang berkelanjutan.

Faktor Negatif Terus Bertambah

Strategis Jefferies, Mohit Kumar, mengatakan sejumlah faktor negatif di pasar kripto memperburuk tekanan pada bitcoin pada Senin.

S&P Global menurunkan peringkat Tether, stablecoin terbesar di dunia, pekan lalu dengan alasan meningkatnya aset berisiko tinggi dalam cadangannya serta “celah pengungkapan yang terus berulang”. Tether mengatakan sangat tidak setuju dengan penilaian tersebut.

Saham perusahaan kripto lain juga turun, termasuk Coinbase Global yang melemah 4,8 persen.

Sejak mencapai nilai pasar USD4,3 triliun, pasar kripto telah kehilangan lebih dari USD1 triliun nilai berdasarkan CoinGecko.

Marc Chandler, kepala strategi pasar Bannockburn Capital Markets di New York, mengatakan yang penting adalah meningkatnya perhatian publik.

“Saya melihat banyak yang mencoba menghubungkan aksi jual kripto dengan aksi jual pasar aset lainnya. Namun narasi ini perlu diuji. Belum ada kejelasan... tetapi kita harus memberi perhatian pada apa yang terjadi,” ujarnya. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.