KABARBURSA.COM - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan sasaran baru: rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada 2026 dipatok di angka Rp14,5 triliun. Angka ini dirumuskan dengan pendekatan hati-hati, mengingat realisasi sementara hingga 7 November 2025 justru menembus Rp16,6 triliun per hari, suatu level yang belum tentu bertahan lama.
Direktur BEI Iman Rachman menegaskan bahwa lonjakan transaksi menjelang akhir 2025 masih bersifat fluktuatif dan belum mencerminkan pola pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan. Karena itu, perumusan asumsi 2026 diselaraskan dengan proyeksi perlambatan inflasi global, arah kebijakan suku bunga, serta desain kebijakan ekonomi nasional untuk periode 2024–2029.
Pada ranah pencatatan Efek, BEI membidik 555 Efek baru sepanjang 2026—termasuk 50 saham. Target ini ditopang data historis dan proyeksi capaian 2025. Per 7 November 2025, BEI telah membukukan 648 Efek baru, atau 151 persen dari target tahunan, dengan 24 saham yang sudah tercatat dan 13 lainnya masih berada dalam pipeline.
BEI juga memperkirakan akan muncul dua juta investor baru pada 2026, mencakup 50 ribu rekening Efek syariah serta 700 ribu investor aktif bulanan. Kinerja 2025 memperlihatkan ekspansi yang impresif, dengan jumlah investor baru mencapai 4.449.047 hingga 7 November 2025.
Iman memandang bahwa pemanfaatan kanal distribusi informasi bakal menjadi poros strategis dalam memperkuat ekosistem pasar modal. Sampai 7 November 2025, BEI mengoperasikan 29 kantor perwakilan, 978 Galeri Investasi, serta bermitra dengan 4.214 Duta Pasar Modal. Sementara itu, aplikasi IDX Mobile mencatat 403.494 pengguna aktif hingga 10 November 2025. Optimalisasi jejaring informasi dan edukasi ini diharapkan mampu memperluas partisipasi publik, sekaligus menopang pencapaian asumsi kinerja pasar modal pada 2026.(*)