Logo
>

Pasar Modal RI Siap Bergairah Usai BI Rate Dipangkas

Penguatan IHSG yang menembus MA200 di level 7.140 menjadi konfirmasi bahwa tren naik jangka menengah tetap terjaga.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Pasar Modal RI Siap Bergairah Usai BI Rate Dipangkas
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melesat ke zona aman. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Pasar modal Indonesia dinilai bakal tersengat efek positif pasca Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen dalam Rapat Dewan Gubernur 20–21 Mei 2025.

Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan, secara keseluruhan, penurunan suku bunga ini menjadi titik balik penting bagi pasar saham Indonesia. 

"Kebijakan ini bukan hanya memberi ruang pemulihan ekonomi melalui konsumsi dan investasi, namun juga memperbaiki sentimen pasar dan menyalakan kembali mesin pertumbuhan sektor riil," kata Hendra kepada KabarBursa.com, Kamis, 22 Mei 2025.

Hendra bilang, dalam konteks ini, sektor perbankan, properti, dan konsumer menjadi medan utama penguatan. sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi besar untuk bergerak menuju area resistensi psikologis baru.

"Ditopang oleh optimisme domestik dan aliran dana asing yang mulai mengalir deras kembali ke lantai bursa," katanya. 

Secara teknikal, Hendra menyampaikan penguatan IHSG yang menembus MA200 di level 7.140 menjadi konfirmasi bahwa tren naik jangka menengah tetap terjaga. 

"Target IHSG selanjutnya berada di 7.324, dan jika tembus, membuka peluang menuju 7.530, meski koreksi sehat di kisaran 7.050–7.100 masih mungkin terjadi dalam jangka pendek sebelum tren bullish berlanjut," jelas dia. 

Keputusan BI Magnet Bagi Investor Asing

Di sisi lain, lanjut Hendra, keputusan BI ini juga berpotensi menjadi magnet baru bagi investor asing. Dengan suku bunga riil Indonesia yang masih positif di kisaran 3 persen dan komitmen BI menjaga stabilitas rupiah, daya tarik pasar modal domestik meningkat. 

"Investor global yang sebelumnya menahan diri akibat ketidakpastian global kini berpeluang masuk kembali, terutama ke saham-saham berfundamental kuat yang sempat undervalued," jelasnya. 

Hendra mencatat, pada Rabu, 21 Mei 2025, asing melakukan aksi net buy sebesar Rp993 miliar di pasar saham. Dia menyebut hal ini mencerminkan respons positif terhadap kebijakan moneter BI. 

Adapun setelah pemotongan suku bunga acuan, IHSG ditutup menguat ke level 7.142 setelah menguat 0,67 persen atau naik 47 poin pada penutupan perdagangan Rabu, 21 Mei 2025.

Sepanjang sesi, IHSG bergerak konsisten di zona hijau dalam rentang 7.109 hingga 7.170. Pergerakan positif indeks tidak lepas dari penguatan sebanyak 349 saham hari ini. 

Sementara itu, volume perdagangan pada penutupan hari ini tercatat sebanyak 26,630 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp15.474 triliun. 

Pemangkasan BI Rate Bukti Dukung Pemulihan Ekonomi

Sebelumnya diberitakan, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan langkah pemotongan suku bunga diambil sebagai bagian dari upaya mendukung pemulihan ekonomi domestik yang masih bergulat di tengah ketidakpastian global. 

Penurunan suku bunga ini juga sejalan dengan proyeksi inflasi yang tetap terkendali dalam target 2,5 persen ±1 persen untuk tahun 2025 dan 2026.

Selain BI Rate, Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75 persen dan Lending Facility menjadi 6,25 persen.

Perry menegaskan bahwa kebijakan ini dilakukan secara hati-hati dan terukur, dengan tetap mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah dan dinamika eksternal, termasuk arah kebijakan moneter global.

“Langkah ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan terkendali, serta upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Perry dalam konferensi pers, Rabu, 21 Mei 2025.

Penurunan BI Rate ini diharapkan menjadi angin segar bagi sektor riil. Sektor properti, otomotif, dan konsumsi rumah tangga disebut-sebut akan menjadi yang paling merasakan dampaknya, mengingat suku bunga pinjaman yang lebih rendah akan mendorong permintaan kredit.

Namun, Bank Indonesia tetap menegaskan bahwa ruang pelonggaran lebih lanjut akan terus dikaji, dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi global dan domestik secara seksama.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.