KABARBURSA.COM - Komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) terus mengalami tekanan negatif selama sebulan terakhir. Pada Jumat, 3 Mei 2024, harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman 3 bulan mendatang mencapai MYR 3.842 per ton. Ini merupakan penurunan sebesar 0,1 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Meskipun penurunan ini cukup kecil, namun harga CPO semakin terperosok ke dalam zona merah. Dalam satu minggu terakhir, harga mengalami penurunan sebesar 1,39 persen secara point-to-point. Selama satu bulan terakhir, harga bahkan turun sebesar 14,18 persen.
Penurunan permintaan setelah perayaan Idulfitri menjadi salah satu faktor utama yang membuat harga CPO melemah. Berdasarkan survei Intertek Testing Services dan Amspec Agri, ekspor CPO Malaysia pada bulan April mengalami penurunan sebesar 9-11,5 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Selain itu, penurunan harga minyak nabati lainnya juga berdampak pada menurunnya daya tarik CPO. Pada akhir pekan lalu, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade turun sebesar 0,37 persen.
Dari segi teknis dengan perspektif harian (daily time frame), kondisi CPO masih menunjukkan kecenderungan bearish. Hal ini terlihat dari nilai Relative Strength Index (RSI) sebesar 34,4. Ketika RSI berada di bawah 50, hal ini mengindikasikan bahwa aset tersebut sedang dalam posisi bearish.
Meskipun demikian, indikator Stochastic RSI telah mencapai angka 11,75, yang sudah berada di bawah 20. Hal ini menandakan bahwa pasar telah mencapai kondisi jenuh jual (oversold).
Sebagai akibatnya, terdapat peluang bagi harga CPO untuk mengalami kenaikan. Target resisten terdekat diperkirakan berada di level MYR 3.869 per ton. Jika level tersebut berhasil ditembus, maka target selanjutnya bisa berada di level MYR 3.912 per ton.
Sementara itu, target support terdekat diperkirakan berada di level MYR 3.827 per ton. Jika harga berhasil menembus level tersebut, kemungkinan besar harga CPO akan turun menuju level MYR 3.807 per ton.