Logo
>

Pasar Respons Kinerja BCA usai Laba Bersih Tumbuh 17 Persen

Laba bersih BCA naik 17 persen selama empat bulan pertama 2025, ditopang penerimaan dividen dan CASA ratio tinggi, namun CoC masih di atas target manajemen.

Ditulis oleh Syahrianto
Pasar Respons Kinerja BCA usai Laba Bersih Tumbuh 17 Persen
Menara BCA Grand Indonesia di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

KABARBURSA.COM - Kinerja PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) selama empat bulan pertama 2025 menunjukkan hasil yang cukup solid, meski tidak sepenuhnya bebas dari catatan. 

Dalam laporan bulanan “bank only” untuk April 2025, BBCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,5 triliun, mengalami penurunan 8,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan 32,8 persen secara bulanan (month on month/mom). Namun, secara kumulatif sepanjang Januari hingga April 2025, BBCA berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp20,2 triliun, tumbuh signifikan 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba ini, menurut analis Stockbit Edi Chandren, sebagian besar ditopang oleh penerimaan dividen dari anak usaha sebesar Rp2,2 triliun pada Maret 2025.

“Jika efek dividen ini dikesampingkan, pertumbuhan laba bersih bank hanya mencapai 9,6 persen yoy, masih sedikit lebih tinggi dibanding estimasi konsensus untuk setahun penuh 2025 yang berada di kisaran 6,3 persen,” ujar Edi dalam risetnya Senin, 19 Mei 2025.

Dividen dari anak usaha turut mendongkrak pendapatan non-bunga (non-interest income/Non-II) BBCA sepanjang empat bulan pertama 2025 menjadi Rp9,8 triliun, tumbuh 26,3 persen secara tahunan. Namun, setelah dikecualikan, pertumbuhan Non-II bank hanya sebesar 9 persen yoy. 

“Hal ini penting dicatat karena laporan bank only tidak mencerminkan eliminasi dividen antar entitas dalam laporan keuangan konsolidasi, sehingga investor tetap perlu mewaspadai potensi perbedaan dalam laporan keuangan publik berikutnya,” ungkap analis Stockbit itu.

Kualitas dana murah BBCA tetap terjaga, tercermin dari rasio CASA (Current Account dan Saving Account) yang stabil di level 82,9 persen per April 2025, naik dari 81,6 persen pada periode yang sama tahun lalu. Dalam laporan April 2025, dana pihak ketiga (DPK) BBCA tercatat Rp1.148 triliun, dengan porsi CASA mencapai Rp951 triliun.

Tingginya CASA menjadi penopang utama bagi pertumbuhan Net Interest Income (NII) yang meningkat 6,6 persen yoy  menjadi Rp26,3 triliun sepanjang Januari hingga April 2025. NII yang sehat juga mencerminkan kemampuan BBCA dalam menjaga Net Interest Margin (NIM) di angka 5,70 persen selama empat bulan pertama 2025, masih sejalan dengan target manajemen sebesar 5,7–5,8 persen untuk tahun ini.

Dari sisi pinjaman, BBCA mencatatkan total penyaluran kredit (bank only) sebesar Rp923 triliun per April 2025, tumbuh 12,8 persen yoy. Meski pertumbuhan ini melambat dibanding April tahun lalu (16,5 persen), kinerja kredit masih berada dalam kisaran target konsolidasi manajemen sebesar 6–8 persen yoy untuk tahun 2025.

Loan-to-Deposit Ratio (LDR) pun tercatat kembali naik menjadi 80,4 persen per April 2025, dari 78,1 persen pada Maret 2025. Kenaikan ini terjadi seiring penurunan pada time deposit (2,7 persen yoy), namun dinilai masih dalam batas aman dan "ample" dibandingkan bank besar lainnya.

Dari sisi kualitas aset, BBCA mencatatkan penurunan beban provisi sebesar 30 persen yoy pada April 2025. Secara kumulatif, provisi selama empat bulan pertama 2025 juga turun 8,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mencerminkan perbaikan dalam ekspektasi risiko kredit. 

Kendati demikian, Cost of Credit (CoC) justru naik menjadi 0,59 persen pada April 2025 dari 0,29 persen pada bulan sebelumnya. Hasil ini membuat rerata CoC selama Januari hingga April 2025 berada di level 0,42 persen, lebih tinggi dari target manajemen tahun 2025 sebesar 0,3 persen.

Menurut Stockbit, lonjakan CoC menjadi perhatian tersendiri karena meski provisi secara nominal menurun, rasio risiko kredit yang lebih tinggi dari guidance dapat menandakan adanya tekanan dari segmen pinjaman tertentu atau kehati-hatian ekstra yang diterapkan manajemen.

Kinerja BBCA sepanjang Januari hingga April 2025 secara umum menunjukkan arah yang positif, terutama dari sisi pertumbuhan laba, efisiensi biaya provisi, serta stabilitas pendanaan berbasis CASA. Namun, tetap ada beberapa catatan seperti kenaikan CoC dan kontribusi signifikan dari dividen anak usaha terhadap laba bank only.

Respons Pasar Saham BBCA

Di tengah publikasi laporan kinerja April 2025, saham BBCA di Bursa Efek Indonesia sempat bergerak positif. Pada perdagangan Senin, 19 Mei 2025 pukul 09:28 WIB, saham BBCA naik 0,54 persen ke level Rp9.350 per saham, dengan volume transaksi harian sebesar 11,31 juta saham dan nilai transaksi Rp107,9 miliar.

Harga saham BBCA dibuka di level Rp9.275, sempat menyentuh level tertinggi harian Rp9.375, dan terendah Rp9.250. Angka ini mendekati rata-rata perdagangan di Rp9.294, mencerminkan stabilitas di tengah dinamika pasar. Saham BBCA sendiri memiliki batas auto reject atas (ARA) di Rp11.150 dan batas bawah (ARB) di Rp7.925, memperlihatkan ruang pergerakan yang masih cukup lebar.

Investor disarankan untuk mencermati perkembangan laporan keuangan konsolidasi berikutnya guna memperoleh gambaran menyeluruh terhadap prospek fundamental BBCA ke depan. 

Pasar tampaknya masih memberikan apresiasi terhadap stabilitas dan profitabilitas BBCA, namun kewaspadaan tetap diperlukan, terutama bila tekanan risiko kredit berlanjut di tengah laju pertumbuhan kredit yang melambat. (*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.