KABARBURSA.COM - PEFINDO menetapkan peringkat idA- dengan prospek stabil kepada PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL).
Peringkat ini mencerminkan kekuatan posisi pasar SMIL dalam bisnis penyewaan forklift, margin laba yang solid, dan profil keuangan yang baik. Namun, peringkat ini juga mempertimbangkan risiko yang dihadapi perusahaan, seperti periode penagihan yang panjang dan persaingan ketat di industri.
Peningkatan peringkat mungkin terjadi jika SMIL mampu memperkuat posisinya secara signifikan, yang terlihat dari pertumbuhan pendapatan dan EBITDA yang kuat sambil tetap mempertahankan profil keuangan yang sehat.
Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika kinerja operasional melemah atau jika perusahaan menambah utang melebihi ekspektasi untuk membiayai belanja modal tanpa didukung oleh prospek bisnis yang lebih baik.
Didirikan pada 2006, SMIL fokus pada bisnis penyewaan forklift dan memiliki jaringan lima bengkel yang semuanya berlokasi di Cikarang. Per 31 Mei 2024, pemegang saham SMIL adalah Hadi Suhermin (48,0 persen), Lucia Irawaty Lie (24,0 persen), Winston Suhermin (8,0 persen), dan publik (20,0 persen).
Kinerja Perusahaan
PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) mencatatkan pendapatan sebesar Rp178 miliar pada semester I tahun 2024. Angka ini meningkat 2,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp173 miliar. Direktur Utama SMIL, Hadi Suhermin, menilai kinerja perusahaan masih sesuai dengan target tahun 2024.
“Perseroan mensyukuri kinerja sepanjang semester pertama 2024 yang terus tumbuh. Meskipun terjadi penurunan profitabilitas yang merupakan dampak langsung dari peningkatan biaya depresiasi akibat penambahan dan peremajaan unit, terutama forklift listrik yang permintaannya terus meningkat seiring kebutuhan penerapan ESG,” ujar Hadi dalam keterangan resmi, Senin 5 Agustus 2024.
Hadi menjelaskan bahwa kebijakan strategis ini diambil untuk memastikan ketersediaan unit sesuai permintaan pelanggan. Pada awal semester kedua 2024, SMIL memperoleh kontrak baru dari HM Sampoerna untuk penyewaan forklift dengan masa kontrak hingga Desember 2028.
Melalui kontrak tersebut, SMIL menyediakan lebih dari 50 unit forklift, termasuk counter balance, reach truck single deep, dan double deep. Selain itu, SMIL juga menyuplai 22 unit Material Handling Equipment (MHE) untuk mendukung operasional HM Sampoerna.
Pada sisi neraca, aset perusahaan per 30 Juni 2024 meningkat 0,8 persen menjadi Rp884 miliar dibandingkan Desember 2023 yang sebesar Rp877 miliar. Sementara itu, liabilitas per 30 Juni 2024 menurun signifikan sebesar 15,5 persen menjadi Rp160 miliar dari posisi Desember 2023 yang sebesar Rp190 miliar, menunjukkan perbaikan dalam manajemen arus kas operasional dan penurunan hutang. Ekuitas perseroan juga bertumbuh hingga Juni 2024 mencapai Rp723 miliar.
Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan SMIL, Winston Suhermin, menyampaikan bahwa perseroan tetap optimis mempertahankan kinerja positif pada semester II 2024 dan mencapai target yang telah ditetapkan untuk tahun ini.
“Kami menargetkan kenaikan penjualan sebesar 25 persen menjadi sekitar Rp420 miliar, mengingat adanya pertumbuhan permintaan forklift, dengan estimasi pencapaian laba bersih sekitar Rp100 miliar. Pencapaian pada semester I-2024 menunjukkan perkembangan positif untuk mencapai target tersebut,” kata Winston.
Ia menambahkan, perseroan berencana melakukan aksi korporasi pada semester II berupa penerbitan obligasi untuk mendukung ekspansi usaha pada tahun 2024.
Hadi Suhermin kembali menegaskan optimisme dalam pencapaian target tahun 2024. “Kami optimis menghadapi semester II, didukung oleh rencana aksi korporasi penerbitan obligasi. Perseroan menunjukkan kekuatan dan stabilitas keuangan yang luar biasa. Dikombinasikan dengan kontrak baru dari klien strategis, ini menempatkan kami pada posisi yang baik untuk mencapai target tahun 2024 dan mendorong inovasi serta pertumbuhan industri,” ujarnya.
Laba Selama Kuartal I
PT Sarana Mitra Luas Tbk. (SMIL), perusahaan yang bergerak di bidang persewaan forklift, mencatatkan pertumbuhan signifikan pada pendapatan dan laba selama kuartal I 2024, seiring meningkatnya permintaan akan forklift.
Hingga Maret 2024, SMIL mencatat penjualan sebesar Rp97,5 miliar, naik 55,2 persen dari Rp62,8 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan industri manufaktur di Indonesia yang sedang dalam fase ekspansi. “Kinerja kuartal I 2024 didukung oleh momentum pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia yang berada dalam fase ekspansi,” ujar Winston Suhermin, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan SMIL.
Laba kotor SMIL mencapai Rp40,7 miliar per Maret 2024, meningkat 78 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp22,8 miliar. Laba usaha pun melonjak 151,3 persen menjadi Rp28,9 miliar, dari Rp11,5 miliar pada kuartal I tahun lalu. Tak hanya itu, laba bersih SMIL tercatat Rp26,9 miliar per 31 Maret 2024, melesat 202,2 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,9 miliar.(*)