Logo
>

Peluang Kartu Kredit Tengah Gempuran Payleter

Ditulis oleh KabarBursa.com
Peluang Kartu Kredit Tengah Gempuran Payleter

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bisnis kartu kredit dalam ranah perbankan tengah mengalami pasang surut dalam beberapa bulan terakhir, dan proyeksinya menuju masa depan semakin tertekan dengan maraknya produk buy now pay later (paylater).

    Menurut Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan (SPIP) Bank Indonesia per Oktober 2023, jumlah kartu kredit yang terbit mencapai puncaknya, yakni 18 juta keping. Meski terjadi peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 17,2 juta kartu, hal ini tidak secara dramatis memengaruhi volume transaksi kartu kredit.

    Pada Oktober 2023, volume transaksi tercatat hanya tumbuh terbatas sebesar 33,19 juta transaksi, mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yang mencapai 33,37 juta transaksi. Bahkan, tren penurunan ini sudah terlihat pada bulan Juli dan Agustus sebelumnya, yang masing-masing membukukan 34,53 juta dan 33,88 juta transaksi. Berbicara nilai, transaksi kartu kredit per Oktober 2023 mencapai Rp34,08 triliun, naik tipis 2,04 persen dari September yang mencatat Rp33,39 triliun. Namun, catatan tersebut jauh di bawah pencapaian Juli sebesar Rp36,13 triliun dan Agustus Rp34,38 triliun.

    Amin Nurdin, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), mengakui persaingan berat yang dihadapi oleh bisnis kartu kredit, terutama dengan adanya bank-bank yang semakin banyak membuka fasilitas paylater melalui mobile banking. "Bisnis kartu kredit cenderung turun bahkan sampai 20-30 persen di tahun ini. Tahun depan, saya rasa ini juga akan makin turun trennya dan sulit apabila bank hanya mengandalkan kartu kredit," ungkapnya.

    Pandangan serupa disampaikan Prilyanti Maulydia, Department Head of Premium Partnership BNI Card Business. Ia menyoroti fokus BNI dalam menjangkau generasi muda, memanfaatkan digitalisasi untuk inovasi dalam proses pengajuan kartu kredit. "Banyak generasi muda yang apply enggak mau ribet. Jadi, kita [BNI] semuanya melalui digital akuisisi, kecepatan approval [kartu kredit] itu menjadi inovasi kita," paparnya dalam Contactless Talk di Jakarta.

    Lebih lanjut, Maudy dari BNI membocorkan bahwa layanan paylater BNI saat ini belum tersedia untuk end user customer. Walaupun begitu, BNI menawarkan program cicilan 0 persen untuk membantu kemudahan nasabah. Tresia Sarumpaet, Unsecured Business Head Bank Danamon, menegaskan bahwa banknya terus menjalankan aksi strategis untuk menjawab kebutuhan pasar. "Menurut kami, kartu kredit sudah jadi jawaban ya. Kami sudah ada Kartu Kredit Danamon GRAB dan Kredit Tanpa Agunan [KTA], di mana orang bisa memiliki limit yang besar," tuturnya.

    Tresia menambahkan bahwa meski bisnis kartu kredit diprediksi tertinggal, Bank Danamon yakin keuntungan dari kartu kredit masih signifikan. Penggunaannya yang tidak terbatas pada platform tertentu, berbagai keuntungan seperti cashback, diskon, dan rewards point memberikan daya tarik tersendiri bagi pemegang kartu. Lebih lanjut, aktivitas ekonomi yang pulih, terutama di sektor pariwisata, diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan transaksi kartu kredit. Peningkatan transaksi juga terlihat pada sektor hiburan dan F&B, tercermin dari kenaikan transaksi Kartu Kredit BNI di kategori merchant Travel Related sekitar 31 persen pada periode year to date November 2023 dibanding periode yang sama pada 2022.

    Dengan perubahan tren bisnis kartu kredit yang mengarah turun, perbankan terus menghadapi tantangan dan merumuskan strategi untuk tetap bersaing di era yang semakin didominasi oleh inovasi finansial.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi