KABARBURSA.COM - Penampilan saham PT Hero Global Investment Tbk (HGII), Selasa, 15 April 2025, begitu menarik. Emiten yang bergerak di sektor energi baru terbarukan (EBT), baru-baru ini mencatatkan beberapa perkembangan penting terkait aktivitas sahamnya.
Direktur Utama perusahaan ini Robin Sunyoto, kembali melakukan pembelian saham pada 8 dan 10 April 2025. Dalam aksi tersebut, Robin membeli 265.000 lembar saham dengan harga berkisar antara Rp141 hingga Rp158 per lembar saham. Sebelumnya, pada periode 18 hingga 21 Maret 2025, Robin juga telah membeli sebanyak 1.285.000 lembar saham dengan harga Rp167 hingga Rp173 per saham.
Menurut keterangan tertulis dari Hugo Feber Parluhutan Silalahi, Direktur PT Hero Global Investment, tujuan dari transaksi saham tersebut adalah untuk investasi dengan kepemilikan saham langsung. Setelah pembelian tersebut, total saham yang dimiliki Robin Sunyoto meningkat menjadi 9,07 juta lembar saham atau setara dengan 0,1 persen dari total saham yang beredar di pasar.
Pergerakan harga saham HGII juga mencatatkan kenaikan pada perdagangan hari ini, dengan harga saham yang menguat Rp2 atau sekitar 1 persen, menjadi Rp166 per lembar saham. Kenaikan ini menunjukkan bahwa meskipun ada fluktuasi harga, saham HGII tetap menunjukkan tren positif, seiring dengan peningkatan minat terhadap saham perusahaan.
Perusahaan yang baru saja melaksanakan IPO pada 9 Januari 2025 ini menetapkan harga perdana sahamnya sebesar Rp200 per lembar saham. Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh Robin Sunyoto melalui pembelian saham, serta perkembangan positif harga saham perusahaan, tampaknya HGII sedang berusaha memperkuat posisi di pasar saham, terutama di sektor energi baru terbarukan yang tengah berkembang pesat di Indonesia.
Aktivitas saham HGII ini tidak hanya menarik perhatian para investor, tetapi juga memberikan sinyal positif mengenai prospek jangka panjang perusahaan di pasar energi terbarukan, sektor yang semakin mendapat perhatian di dunia global.
Ke depannya, dengan adanya tambahan kepemilikan saham oleh Direktur Utama dan stabilitas harga saham yang relatif menguntungkan, HGII berpotensi menjadi salah satu pemain besar di pasar saham Indonesia, khususnya dalam sektor energi baru terbarukan.
Sinyal Kuat untuk Aksi Beli
Jika melihat dari harga saham HGII yang ditutup naik sebesar Rp2 atau 1,22 persen ke level Rp166 per lembar dan didukung oleh berbagai indikator teknikal, saham inimenunjukkan sinyal kuat untuk aksi beli, bahkan banyak di antaranya memberikan rekomendasi “Sangat Beli”.
Secara teknikal, indikator RSI (Relative Strength Index) HGII berada di level 58,585, menunjukkan tren penguatan namun belum memasuki area jenuh beli. Sementara itu, indikator Stochastic dan Stochastic RSI menunjukkan nilai masing-masing sebesar 67,083 dan 86,408, dengan sinyal beli yang cukup meyakinkan—terutama Stochastic RSI yang sudah mengindikasikan kondisi beli berlebih.
Indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence) juga mendukung sentimen positif dengan nilai 2,42 yang mengindikasikan potensi kelanjutan tren naik. Indikator teknikal lainnya seperti CCI, Williams %R, ROC, Bull/Bear Power, dan Ultimate Oscillator juga menyampaikan sinyal beli yang selaras.
Namun demikian, indikator ADX (Average Directional Index) berada di level 31,105 dan memberikan sinyal jual, yang bisa diartikan sebagai sinyal perlambatan momentum tren saat ini. Meski demikian, indikator lainnya secara umum tetap menunjukkan kekuatan positif terhadap arah pergerakan saham HGII.
Dari sisi pergerakan rata-rata harga (moving average), sinyal dominan adalah “Sangat Beli”, dengan 10 sinyal beli dan hanya 2 sinyal jual. Harga saham HGII saat ini juga diperdagangkan di atas hampir semua rata-rata jangka pendek dan menengahnya. MA5 hingga MA100—baik sederhana maupun eksponensial—menunjukkan tren naik dan memberikan dukungan psikologis terhadap kelanjutan penguatan harga.
Hanya MA200 yang memberikan sinyal jual, menunjukkan bahwa dalam jangka panjang harga saat ini masih di bawah level rata-rata tersebut, namun ini bukan sinyal dominan mengingat mayoritas indikator lainnya mendukung arah naik.
Sementara itu, analisis pivot point dengan berbagai metode seperti klasik, Fibonacci, Camarilla, dan Woodie menunjukkan level resistance (R1) di kisaran Rp166 hingga Rp167, yang telah disentuh harga saat ini. Ini mengisyaratkan adanya potensi breakout jika tekanan beli tetap kuat, namun juga membuka ruang konsolidasi jika momentum jenuh beli mulai terasa.
Dengan sinyal teknikal yang mengarah pada optimisme pasar, serta sentimen positif yang turut didorong oleh aksi pembelian saham oleh Direktur Utama HGII, Robin Sunyoto, dalam beberapa pekan terakhir, saham HGII memperlihatkan prospek jangka pendek yang menjanjikan di tengah dinamika pasar.
Jika tren ini berlanjut dan didukung oleh fundamental yang solid, bukan tidak mungkin saham ini berpotensi menembus level resistensi berikutnya dan menjadi sorotan utama di sektor EBT.
Fundamental: Valuasi Premium
Saham HGII memang menarik untuk dimiliki, apalagi jika melihat fundamentalnya yang sangat kuat. Dari sisi valuasi, saham HGII diperdagangkan pada price-to-earnings ratio (PE) sebesar 28,46, baik untuk periode tahunan maupun trailing twelve months (TTM). Angka ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan median PE IHSG yang berada di angka 7,87, menandakan bahwa saham HGII dihargai dengan premium oleh pasar.
Meskipun demikian, earnings yield HGII berada di kisaran 3,51 persen, menunjukkan bahwa investor saat ini bersedia membayar lebih untuk setiap unit laba yang dihasilkan.
Dari sisi valuasi lainnya, rasio price to sales HGII tercatat 11,32, mengindikasikan bahwa valuasi terhadap pendapatan perusahaan cukup mahal. Begitu juga dengan price to book value yang mencapai 2,24, menunjukkan bahwa saham diperdagangkan di atas nilai bukunya.
Price to cashflow dan price to free cashflow yang masing-masing sebesar 20,57, serta rasio EV/EBITDA yang sangat tinggi mencapai 1.177, turut menunjukkan bahwa investor menaruh ekspektasi tinggi terhadap prospek pertumbuhan perusahaan ini.
Laba per saham (EPS) HGII saat ini berada di angka 5,83 dengan revenue per share sebesar 14,66. Dengan cash per share sebesar 2,72 dan book value per share 73,96, terlihat bahwa perusahaan masih memiliki buffer aset yang cukup baik. Dari sisi arus kas, free cashflow per share berada di angka 8,07, menandakan perusahaan mampu menghasilkan kas dari operasionalnya.
Kesehatan keuangan HGII tergolong cukup baik. Current ratio dan quick ratio berada pada angka 2,66, yang berarti perusahaan memiliki likuiditas yang solid untuk menutupi kewajiban jangka pendek.
Debt to equity ratio sebesar 0,25 dan total liabilities to equity di angka 0,49 menunjukkan struktur modal yang konservatif, sedangkan total debt to total assets sebesar 0,17 memperlihatkan bahwa proporsi utang masih dalam batas yang wajar.
Nilai Altman Z-score sebesar 4,34 menandakan bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan jauh dari risiko kebangkrutan.
Dari sisi profitabilitas, HGII mencatatkan gross profit margin yang sangat tinggi sebesar 80,01 persen dan operating margin sebesar 53,04 persen, menunjukkan efisiensi operasional yang luar biasa. Net profit margin perusahaan juga impresif, berada di angka 29,93 persen.
Namun, data return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan return on capital employed (ROCE) masih menunjukkan 0 persen, yang bisa jadi karena data belum diperbarui sepenuhnya atau terdapat penyesuaian akuntansi pasca-IPO.
Pertumbuhan perusahaan juga terlihat menjanjikan. Pendapatan kuartal terakhir memang mencatat penurunan 9,84 persen secara tahunan, namun laba bersih justru tumbuh signifikan sebesar 150,56 persen, mencerminkan efisiensi dan kontrol biaya yang baik.
Piotroski F-score HGII berada di angka 2, yang cukup rendah dan menunjukkan bahwa meskipun ada prospek pertumbuhan, secara fundamental perusahaan mungkin masih memerlukan penguatan dalam beberapa aspek.
Harga saham HGII saat ini berada di level Rp166, naik 13,70 persen dalam sepekan terakhir, namun masih turun 14,87 persen dalam tiga bulan terakhir dan -4,60 persen dalam satu bulan terakhir. Dengan level harga ini, saham HGII masih jauh dari level tertingginya dalam 52 minggu sebesar Rp270, namun juga sudah rebound dari posisi terendah di Rp134.
Secara keseluruhan, saham HGII menunjukkan valuasi premium dengan profitabilitas tinggi dan struktur keuangan yang sehat, namun masih memiliki beberapa indikator fundamental yang perlu dicermati lebih lanjut.
Bagi investor yang mencari potensi jangka panjang di sektor EBT dengan ekspektasi pertumbuhan yang kuat, HGII bisa menjadi salah satu kandidat yang layak untuk dipertimbangkan, meski tetap harus diiringi dengan manajemen risiko yang hati-hati.(*)