KABARBURSA.COM - Izin ekspor tembaga untuk PT Freeport Indonesia (PTFI) akan dipertimbangkan ulang oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia setelah bulan Mei 2024
Ini karena PTFI telah memenuhi kewajibannya untuk membangun smelter di Manyar, Gresik, Jawa Timur, meskipun smelter baru akan sepenuhnya beroperasi pada bulan Desember.
Bahlil menegaskan bahwa smelter Manyar akan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 2024, tetapi produksi konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta metrik ton baru akan dimulai pada akhir tahun tersebut.
"Mereka telah menyelesaikan pembangunan, akan selesai pada bulan Mei. Namun, produksi dari pabrik tersebut tidak akan mencapai puncak 1,7 juta metrik ton secara langsung. Mungkin akan dimulai dengan 30 persen hingga 40 persen, kemudian mencapai puncaknya pada bulan Desember," ujar Bahlil, Senin, 19 April 2024.
Menurut Bahlil, pemerintah harus mempertimbangkan kembali izin ekspor tembaga setelah Mei 2024 karena potensi kerugian negara yang mencapai USD2 miliar atau Rp30 triliun.
"Perlu dipertimbangkan bahwa ada konsekuensi terhadap pendapatan negara, dan saya yakin Menteri Keuangan akan memperhatikannya," ujarnya.
Bahlil juga menyatakan bahwa syarat pembangunan smelter untuk melanjutkan ekspor tembaga setelah Mei 2024 dilakukan untuk mendorong hilirisasi guna menghasilkan produk turunan dari konsentrat tembaga di Indonesia.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.