KABARBURSA.COM – PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) menambah satu set armada baru yang terdiri atas tugboat TB Hasnur 25 dan barge BG Hasnur 3312 berkapasitas 10.000 metrik ton.
Penambahan ini menjadi bagian dari rencana empat armada baru sepanjang 2025, langkah yang langsung berdampak pada kapasitas angkut dan proyeksi kinerja kuartal IV.
Kapasitas HAIS sebelumnya ditopang oleh 22 set tugboat dan barge dengan kapasitas 7.500 hingga 10.300 ton, serta satu kapal pengangkut CPO.
Dengan tambahan armada November ini, kapasitas angkut meningkat sekitar 15–19 persen. Kenaikan ini cukup signifikan mengingat pendapatan HAIS hampir sepenuhnya berasal dari jasa pelayaran dan logistik sungai–laut.
Kinerja sembilan bulan pertama menjadi pijakan penting. HAIS membukukan pendapatan Rp640,76 miliar hingga September 2025. Laba bruto mencapai Rp142,05 miliar, sedangkan laba usaha berada pada Rp87,37 miliar. Laba bersih tercatat Rp69,21 miliar.
Pendapatan terbesar tetap berasal dari pengangkutan komoditas energi, dengan pelanggan utama seperti PT Bhumi Rantau Energi menyumbang lebih dari separuh total pendapatan.
Tambahan kapasitas angkut berarti ruang kenaikan pendapatan. Dengan rata-rata kontribusi pendapatan per set armada sekitar Rp30–35 miliar per tahun, empat armada baru berpotensi menambah pendapatan tahunan Rp120–150 miliar.
Jika utilisasi tinggi dan tarif pelayaran stabil, tambahan pendapatan pada 2026 dapat bergerak pada kisaran tersebut. Margin laba bersih HAIS yang saat ini berada sekitar 10 persen dapat memberi tambahan laba bersih Rp12–15 miliar per tahun.
Direktur Operasi HAIS Laorentina Devi menjelaskan bahwa peluncuran TB Hasnur 25 dan BG Hasnur 3312 telah masuk dalam RKAP tahun ini. Armadan tersebut ditujukan untuk memperkuat keandalan layanan dan meningkatkan kapasitas operasi pada periode permintaan tinggi.
“Kami ingin menegaskan komitmen HIS untuk terus tumbuh dan memberikan layanan terbaik bagi mitra serta pelanggan, dengan semangat optimis untuk mencapai target kinerja di penghujung tahun ini,” ujar Laorentina, dikutip Kamis, 14 November 2025.
Selain mendorong utilisasi, penambahan armada juga memberi leverage operasional. Beban tetap seperti kru, docking, dan depresiasi dapat tersebar ke volume lebih besar. Hal ini membuat ruang peningkatan margin semakin terbuka pada 2026, terutama jika pasar komoditas Kalimantan kembali stabil.
Beban pokok pendapatan yang mencapai Rp498,71 miliar hingga September menunjukkan bahwa efisiensi menjadi faktor penting dalam menjaga margin HAIS ke depan.
Perseroan juga mencatat peningkatan total aset menjadi Rp1,22 triliun pada akhir September. Ekuitas meningkat menjadi Rp761,58 miliar, sementara total liabilitas berada di level Rp462,16 miliar.
Komposisi tersebut menunjukkan struktur keuangan yang masih cukup konservatif untuk menopang ekspansi organik lewat penambahan armada.
Dengan tambahan armada yang baru dirilis dan tiga armada lainnya yang direncanakan menyusul hingga akhir tahun, HAIS berada dalam fase memperbesar basis pendapatan.
Momentum kuartal IV menjadi penentu, terutama jika utilisasi bertahan tinggi di tengah kebutuhan angkutan batu bara dan CPO yang umumnya meningkat menjelang akhir tahun. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.