KABARBURSA.COM-Pemerintah bersiap untuk menawarkan Sukuk Ritel seri SR020 dalam waktu dekat, dengan jadwal penawaran yang diatur selama bulan Ramadan.
Menurut kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel tahun 2024, SR020 akan tersedia mulai 4 Maret hingga 27 Maret 2024 (tentatif), menjadi penawaran produk kedua SBN Ritel tahun ini setelah ORI025 yang baru saja berakhir pada tanggal 22 Februari lalu.
Pemerintah berencana untuk menerbitkan total delapan seri SBN Ritel di tahun 2024, termasuk SR020. Seri ini akan tersedia dalam dua pilihan jangka waktu investasi, yaitu 3 tahun dan 5 tahun, dan dapat diperjualbelikan di pasar sekunder.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan, , percaya bahwa penawaran SR020 akan diterima dengan baik oleh masyarakat, meskipun dilakukan selama bulan puasa dan menjelang Lebaran. "Sukuk ritel adalah alternatif investasi yang menarik, terutama bagi investor yang cenderung memilih instrumen investasi syariah," katanya dikutip Minggu 25 Februari 2024.
Menurut Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto, penawaran SR020 tetap menarik bagi investor ritel, terutama selama bulan Ramadan. "Meskipun ada kemungkinan masyarakat akan menahan pengeluaran, tetapi secara historis, produk surat utang ritel masih diminati," jelasnya.
Ramdhan memproyeksikan bahwa penjualan SR020 dapat mencapai di atas Rp 15 triliun, mendekati rekor penjualan ORI025 sebesar Rp 23,9 triliun. Ini didasarkan pada pandangan bahwa SR020 memiliki cakupan pasar yang luas seperti ORI sebagai produk SBN konvensional.
Proyeksi besaran kupon SR020 diprediksi tidak jauh berbeda dengan ORI025, dengan nilai kupon akan ditentukan oleh DJPPR pada pekan depan, yakni 27 Februari 2024. "Kondisi pasar saat ini, bersama dengan keputusan The Fed terkait suku bunga, akan memengaruhi besaran kupon tersebut," ujar dia.
Faktor-faktor seperti suku bunga global, inflasi, dan kepercayaan investor SBN ritel di Indonesia juga akan memengaruhi penerbitan SBN Ritel di tahun 2024. Ramdhan memperkirakan bahwa nilai penerbitan SBN ritel tahun ini kemungkinan akan sedikit lebih tinggi daripada tahun sebelumnya, dengan estimasi sekitar 5 persen hingga 10 persen lebih tinggi, didukung oleh stabilitas pasar dan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.